Arti Kesuksesan
Saudaraku, semoga Alloh mengkaruniakan kepada kita kemampuan untuk
berhati-hati atas kesuksesan. Karena orang yang diuji dengan kesusahan
itu lebih mudah untuk sabar dibanding dengan orang yang diuji dengan
kesuksesan.
Banyak orang yang tahan menghadapi kesulitan, tapi tidak
banyak orang yang tahan menghadapi kemudahan. Banyak orang yang bersabar
ketika tidak punya uang, tapi banyak orang yang kehilangan kesabaran
ketika banyak uang.
Seringkali kita mengartikan sukses itu ketika
naik jabatan, ketika naik gaji, ketika punya rumah megah, ketika punya
mobil mewah, dan berbagai takaran duniawi lainnya. Namun sayang kita
sering lupa memperhatikan apakah ketika naik jabatan itu prosedurnya
benar atau tidak.
Apakah ketika punya rumah mewah dan mobil megah itu
caranya halal atau tidak. Karena tidak sedikit orang yang demi
mendapatkan hal-hal tersebut tanpa berpikir halal-haram, benar-salah,
baik-buruk. Sungguh percuma ketika berbagai kemegahan itu didapat, namun
caranya ditempuh dengan cara-cara yang rendah dan hina.
Bukan tidak boleh punya jabatan tinggi, bukan tidak boleh punya gelar
banyak, bukan tidak boleh punya rumah megah, mobil mewah, harta
berlimpah. Boleh-boleh saja, tapi bukan itu tolak ukur kesuksesan.
Disebut kesuksesan jikalau semua itu bisa diperoleh dengan cara-cara
yang Alloh ridhoi. Untuk apa berprestasi pada pandangan manusia,
sementara tidak demikian pada pandangan Alloh.
Ada orang punya jabatan tinggi, jabatannya diperoleh dengan cara yang halal dan digunakan dalam ketaatan kepada Alloh, maka orang ini betul-betul sukses. Ada orang populer, yang dengan popularitasnya itu ia memberi contoh kebaikan dan mengajak orang lain pada ketaatan kepada Alloh, maka orang ini betul-betul sukses.
Alloh Swt. berfirman, “Apabila telah datang pertolongan Alloh dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Alloh dengan berbondong-bondong. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS. An Nashr [110] 1-3)
Mari perhatikan ayat ini. Alloh Swt. memberikan rambu-rambu jikalau kita memperoleh kemenangan atau kesuksesan, yaitu hendaklah bertasbih dan beristighfar kepada Alloh Swt. Jangan tinggi hati, ujub, sombong ketika kesuksesan berhasil kita raih, karena sesungguhnya Alloh yang mengizinkan kesuksesan itu datang kepada kita. Kesuksesan itu adalah karunia Alloh.
Maka, orang yang sukses adalah orang yang ketika sukses tidak merasa dirinya sukses, kecuali bahwa semua itu adalah karunia dan amanah dari Alloh Swt. Semoga kita tergolong orang-orang yang sukses sejati, sukses di dunia dan sukses di akhirat.
Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.
Ada orang punya jabatan tinggi, jabatannya diperoleh dengan cara yang halal dan digunakan dalam ketaatan kepada Alloh, maka orang ini betul-betul sukses. Ada orang populer, yang dengan popularitasnya itu ia memberi contoh kebaikan dan mengajak orang lain pada ketaatan kepada Alloh, maka orang ini betul-betul sukses.
Alloh Swt. berfirman, “Apabila telah datang pertolongan Alloh dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Alloh dengan berbondong-bondong. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS. An Nashr [110] 1-3)
Mari perhatikan ayat ini. Alloh Swt. memberikan rambu-rambu jikalau kita memperoleh kemenangan atau kesuksesan, yaitu hendaklah bertasbih dan beristighfar kepada Alloh Swt. Jangan tinggi hati, ujub, sombong ketika kesuksesan berhasil kita raih, karena sesungguhnya Alloh yang mengizinkan kesuksesan itu datang kepada kita. Kesuksesan itu adalah karunia Alloh.
Maka, orang yang sukses adalah orang yang ketika sukses tidak merasa dirinya sukses, kecuali bahwa semua itu adalah karunia dan amanah dari Alloh Swt. Semoga kita tergolong orang-orang yang sukses sejati, sukses di dunia dan sukses di akhirat.
Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.
0 komentar:
Posting Komentar