Kita Pasti Mati!
Sungguh
sakit sekali rasanya kehilangan orang-orang terdekat kita. Menjadi hal
yang wajar di tengah masyarakat saat kepergian orang yang dicintai kita
menangis meraung-raung. Namun apakah kita sadar, bahwa yang meninggal
itu jauh lebih sakit daripada yang ditinggal? Sadarkah kita bahwa kita
nanti akan mengalami hal demikian? Apa amal kebaikan utama yang kita
persiapkan untuk menolong kita dari siksa setelah kematian?
Hadapi Kematian, Tidak bisa Tidak
Saat berbelanja, mungkin kita membeli mana yang sesuai keperluan hidup kita. Demikian halnya ketika kita bekerja sebagai general manager berhak dan berkuasa menolak kebijakan yang merugikan diri dan perusahaan. Berlakukah hal tersebut dalam kematian?
Tidak!
Sekali lagi, tidak! Wahai saudaraku. Kematian tidak dapat ditolak
seperti kehidupan permainan dunia yang dapat seenaknya kita terima dan
tolak. Mau tak mau, tidak bisa tidak, kematian pasti terjadi. Kita tidak
dapat lari atau bersembunyi menghindari kematian. Allah telah
menjelaskan dalam QS Al Jumu'ah {62}:8
Katakanlah:
"Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada
(Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
Dahsyatnya Kematian
Kematian
bukanlah hal yang mudah ataupun bukan sesuatu yang selalu indah.
seperti halnya pendapat dan angan-angan yang kita banyangkan dalam benak
kita. Bahkan banyak ayat-ayat al quran dan hadis Rasul yang menyatakan
bahwa kematian adalah sesuatu yang menyakitkan. Sebagaimana firman Allah
dalam QS Al-An’am {6}:93
Alangkah dahsyatnya
sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam
tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan
tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu
dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu
selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.
kemudian, dalam hadis shahih, Rosullah telah bersabda:
Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi).
Sabda
Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon
penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon
duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang
tersobek ?” (HR Bukhari).
Bekal Hadapi Kematian
Kematian
yang datang dengan tiba-tiba dan tidak terduga dengan sakit yang
luarbiasa tersebut tak berarti kita diam saja dan pasrah hadapi kematian
dengan alakadarnya amal kita. Justru dengan kematian yang mendadak
itulah, kita dituntut untuk selalu waspada, diantaranya:
1. Selalu dalam keadaan beramal dan ibadah.
Tak
dapat ditawar, dengan kematian yang tidak terduga-duga kita dituntut
selalu mengerjakan amal kebajikan dalam waktu 24 jam hidup kita tanpa
diketahui detik keberapa kita meninggal.
2. Perbanyak ingat Allah dan siksa kematian
Ingat
kematian tak jera juga membuat kita berhenti berbuat dosa. Maka,
ingatlah kita dengan siksa kematian. Betapa sakit orang yang berada
dalam kematian (sakaratul maut). Perbanyak diri dalam mengingat Allah. Baca selengkapnya.
3. Berdoa dan mohon ampunan dosa
Manusia
tak luput dari salah. Allah telah membukan pintu tobat dan doa
selebar-lebarnya dan seluas-luasnya kepada siapa yang ingin memperbaiki
diri sebelum nyawa sampai di kerongkongan. Jangan lewatkan kesempatan
hidup kita untuk senantiasa berdoa dan bertobat walaupun ujung rambut
kita belum berubah putih (beruban).
Siapkan diri kita hadapi kematian! Jangan tunggu besok atau lusa untuk bertobat! Siapkah Anda menghadap Allah Swt?
Wallahu a'lam bish showab.
0 komentar:
Posting Komentar