Mengoreksi diri berdasarkan Al-quran dan Assunah
1 Menyalahkan orang lain untuk penderitaan kita? Niscaya ia akan menambah kita satu penderitaan lagi.
2 Jujur dengan kesalahan diri sendiri dan ubahlah. Inilah dua
solusi terefektif bila penderitaan sedang datang. Intinya, koreksi,
koreksi, dan koreksi. Selanjutnya perbaiki, perbaiki dan perbaiki. Insya
Allah tidak ada penderitaan yang bakal lama-lama bersemayam didalam
kehidupan kita.
3 Carilah penyebab kesusahan hidup, dari dalam diri kita sendiri.
Dan carilah penyebab semua penderitaan yang kita rasakan, dari dalam
diri kita sendiri. Penyebab yang paling banyak dan yang paling utama
adalah biasanya justru dari kita sendiri.
4 Perbuatan buruk akan menuai keburukan. Sedang perbuatan baik
pun akan menuai kebaikan. Hanya kadang kita perlu membuka mata,
dibagian kehidupan yang mana ia tumbuh menjadi buah.
5 Renungkanlah wahai hatiku…tidak ada satupun yang bisa meloloskan diri dari hukum sebab akibat
6 Renungkanlah wahai diriku…tidak ada satupun manusia yang bisa lolos dari kejaran akibat buruk perbuatan buruk…
7 Jangan tertawa dulu, untuk siapa saja yang telah mengecewakan Allah dan menari-nari diatas penderitaan orang lain
8 Jangan dulu bertepuk dada, untuk anda yang berada diatas angin dan kemudian melupakan sesama
9 Boleh saja berteriak kesenangan, ketika mempertontonkan keburukan dan memperlihatkan kemaksiatan
10 Tapi jangan menangis, ketika Allah perlihatkan akibat buruk dari kelakuan buruk.
11 Apapun perbuatan buruk yang kita lakukan, hanya akan
mengantarkan kita kepada kenestapaan yang mungkin berkepanjangan. Dan
apapun kejahatan yang kita kerjakan, hanya akan mengantarkan kita
kepada penyesalan yang mungkin kita ratapi sepanjang sisa hidup.
12 Disetiap perbuatan baik, akan menghasilkan perbuatan baik.
Disetiap perbuatan buruk akan menghasilkan keburukan. Hanya kita tidak
tahu bagaimana bentuknya, hasilnya dan kembangnya….
13 Siapapun punya masa lalu. Masa lalu memang jangan menjadi beban, tapi harus menjadi pengalaman dan pelajaran
14 Bila kita tidak mau mengakrabkan diri dengan al qur’an dan as
sunnah dan tidak mau berpedoman pada keduanya, boleh jadi kita bagaikan
berjalan tanpa arah dan tujuan atau berjalan dalam kegelapan tanpa
pelita
15 Koreksi dir, jujur diri, dan perbaiki. Insya Allah, kehidupan yang gelap akan kembali terang.
16 Koreksi diri (muhasabah) adalah sepenting ikhtiar perbaikan
diri itu sendiri. Sedangkan tidak ada yang dinamakan perbaikan, jika
tidak tahu apa yang mesti diperbaiki.
17 Ajak diri tuk mengoreksi…kenapa kesusahan demi kesusahan
terjadi. Renungkan dibalik penyakit yang diderita, renungkan dibalik
hutang yang menjerat, renungkan dibalik kebangkrutan….dan pahami pesan
yang dibawa setiap derita yang dirasakan….
18 Bila penyebab semua kesulitan kita adalah kesalahan kita
sendiri…bila penyebab dibanyak semua kesusahan kita adalah keburukan
kita sendiri…dan bila penyebab dibanyak penderitaan kita adalah maksiat
dan dosa kita sendiri.. maka ampunan Allah adalah awal jawaban
segalanya, atau mungkin…malah jawaban bagi segalanya….”Berlomba-lombalah
kamu kepada ampunan dari tuhanmu…” (QS. Al Hadid : 21), “Wahai
hamba-hambaku sesungguhnya kamu berbuat dosa diwaktu malam dan siang
hari, sedang Aku mengampuni semua dosa. Maka mintalah kamu ampunan
kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosamu”(HQ,HR Abu Dzar Al Ghifari)
19 Rizki mudah dicari. Cari saja dulu pemberi rizki. Rizki
gampang didapat yaitu dengan mendekati pemiliknya. Rizki yang didapat
dengan melupakan Allah atau dengan tidak melibatkannya, adalah
sesungguhnya bukan rizki, melainkan bibit penderitaan dan
kehampaan.”…………Allah sebaik-baik pemberi rizki………..”(QS. Al Jumu’ah:11)
20 Adakah kekuasaan yang kita miliki..?adakah kekuatan yang kita
miliki…?sejatinya kita tiada memiliki apapun kecuali yang Allah izinkan
bagi kita untuk memilikinya.
21 Seberapa hebat kita dalam mencari kekayaan, hingga berani melupakan sang pemilik perbendaharaan langit dan bumi…?
22 Tidak kan ada keuntungan bagi mereka yang tidak benar jalannya…dan sebenar-benarnya jalan adalah jalan Allah
23 Ketika hidup dihadapkan pada ujung kesusahan, hadapkan wajah
hanya kepada Allah. Dan ketika hidup dihadapkan pada wajah kesenangan,
hadapkan juga wajah kepada Allah
24 Jodoh ditangan Allah. Bukan ditangan manusia. Lalu, mengapa kita tidak langsung meminta kepada-Nya…?
25 Buat sebanyak-banyaknya orang bahagia dengan kehadiran kita,
maka kebahagiaan akan menjadi bagian dari kehidupan dari kehidupan kita.
Dan buat saja satu orang menderita sebab kelakuan kita, maka kesusahan
lantas akan menjadi pakaian kita.
26 Sekali-kali berfikir dan merasa sebagai orang yang diinjak…
27 Bayangkan sekali-kali andai kita yang dicubit….
28 Coba bercermin, dan tanyakan bagaimana kalau diri kita yang berposisi sebagai korban penipuan…?
29 Tempuhlah jalan kebaikan, untuk menghapus jalan-jalan keburukan yang sudah terjejak
30 Tidak ada keburukan dan tidak ada kesalahan yang berakibat
buruk. Semuanya berakibat buruk. Hanya dengan kebaikan sajalah, akibat
buruk tersebut akan diubah dan dikubur
31 Kebaikan dan keburukan akan selalu bertarung. Didunia ini,
dialam kubur dan dinegeri terakhir. Bila salah satu dari keduanya yang
menang, kita sudah sama mafhum apa kejadian yang bakal terjadi.
32 Ada 2 jenis hari yang pasti akan kita lewati, yaitu hari berbangkit dan hari perhitungan.
33 Buatlah sebanyak-banyaknya kebaikan. Kita tidak tahu sebesar
apa keburukan yang sudah kita lakukan.”Ikutilah keburukan dengan
kebaikan, niscaya ia akan menghapusnya…”(al hadist)
34 Sebenarnya kegagalan demi kegagalan itu adalah hal biasa.
Kegagalan adalah awal dari kesuksesan, dan kegagalan adalah sebuah
proses menuju keberhasilan. Hampir tidak ada orang yang sukses tanpa
kegagalan sebagai pintu pertamanya. Tapi perenungan tetap perlu
dikedepankan, sebab siapa tahu kegagalan yang terjadi adalah sebab borok
didalam diri sendiri yang perlu diperbaiki tapi belum kunjung
diperbaiki.
35 Kesusahan hidup didunia ini boleh jadi sebab utamanya adalah
kita melanggar apa yang dilarang Allah, dan atau tidak menunaikan
kewajiban kepadaNya. Seseorang boleh saja kaya, tapi bila kekayaan
diraih bukan denga cara-cara yang diridhoiNya, maka ia akan kehilangan 2
hal yang terlalu berharga bila dibandingkan dengan kekayan sebesar dan
sebanyak apapun. Dua hal tersebut adalah keberkahan dan ketenangan.
Seseorang boleh jadi mulia dan terhormat, terkenal dan termasyur. Tapi
bila dalam cara-caranya meraih kemuliaan, kehormatan, kepopuleran, ia
justru menjauhi Allah, maka umurnya tidak akan lama. Setelah
itu..?kemuliaan dan kehormatannya akan berganti wujud dengan kehinaan,
kepopulerannya berganti wujud dengan kenistaan. Na’udzubillah min
dzalik.
36 Ketika seseorang berusaha, maka urusan Allah dalam memberikan hasilnya
37 Ketika seseorang melakukan suatu perbuatan dosa, maka menjadi hak Allah membalasnya dibagian mana yang Allah suka
38 Perbuatan buruk, buahnya buruk. Tidak ada pohon mangga yang berbuah cabe.
39 Menurut kita, kaya adalah mulia. Ini betul, asal kekayaan
tersebut diraih dengan tidak membelakangi Allah. Kalau kekayaan diraih
dengan melupakan Allah, maka bukan kemuliaan yang ada, melainkan justru
kehinaan. Bahkan bukan Cuma dimata Allah, dimata manusia pun, akan
menjadi hina bila kita meraih kekayaan dengan cara yang tidak benar.
Contoh: kita sering mendengar,”he…si dia, kaya…Cuma sayang, boleh
korupsi…”
40 Menurut kita memiliki kedudukan adalah mulia. Ini tidak salah,
asal kedudukan tersebut diraih dengan cara-cara yang tidak
merendahkan martabat diri. Apabila kedudukan diraih dengan menjadikan
kepala orang sebagai injakan, atau dengan mengorbankan orang lain dan
menempuh segala cara, maka kedudukan itu akan menjadikan ia hina
41 Cari kemuliaan dengan tidak melupakan pemilik kemuliaan itu
sendiri, raih kemuliaan dengan melibatkan Allah, pemilik kemuliaan
sejati.
Saatnya berubah, Semoga Sukses
0 komentar:
Posting Komentar