Muslim Harus Menahan Diri Tak Makan Berlebihan
Puasa adalah sarana pelatihan untuk bisa mengendalikan diri. Karena
itu, pengendalian diri tidak hanya sebatas tak makan dan minum di siang
hari. Melainkan juga ketika sahur dan berbuka. Menahan agar tidak
tergoda menghambur-hamburkan uang untuk menuruti keinginan juga menjadi
esensi puasa.
Ketua Umum Wahdah Islamiyah Muhammad Zaitun Rasmin mengingatkan,
seringkali proses menahan diri yang dilakukan kaum Muslim tidak tuntas.
Maksudnya, mereka sanggup berpuasa menahan lapar dan dahaga. Tapi,
kebiasaan saat berbuka malah seperti orang kalap dengan makan sepuasnya.
"Menahan diri yang utama juga ketika mampu tidak makan dan minum dalam
hidangan yang disajikan secara berlebihan,".
Zaitun menilai, fenomena makan berlebihan pada Ramadhan jelas tidak
baik untuk dilakukan. Karena itu, masalah lepas kontrolnya warga yang
lupa diri ketika makan harus dicarikan solusi. Mereka harus disadarkan
bahwa mengendalikan diri harus dilakukan sepanjang waktu.
Ia menyatakan, rutinitas puasa tanpa dibarengi dengan evaluasi
membuat tidak sedikit orang terjerumus dengan ibadah ritual semata.
Ramadhan yang penuh berkah ini malah dijadikan sebagian kelompok untuk
bergaya hidup konsumtif. Bukannya amalan sedekah yang alokasinya
ditambah, melainkan pengeluaran pribadi untuk memborong makanan
dibesarkan.
Ia menilai, kurangnya pemahaman akan pentingnya nilai-nilai yang
terkandung dalam ibadah puasa menjadikan akar persoalannya. Padahal,
ritual puasa diperintahkan untuk dilaksanakan agar kaum Muslim bisa
merasakan penderitaan saudaranya yang miskin sepanjang tahun. Melihat
banyaknya kaum papa yang untuk sekadar makan pun susah, menunaikan puasa
merupakan sarana untuk merasakan penderitaan mereka.
Sayangnya, yang terjadi malah kebalikannya. Ramadhan malah mendorong
umat Islam semakin konsumtif dan itu mengurangi semangat ibadah.
"Sekelompok masyarakat menyajikan hidangan puasa secara berlebihan hanya
terjadi di Ramadhan saja. Kebiasaan kaum Muslim ini harus diubah," .
Kebiasaan buruk itu dihentikan. Selain kurang bermanfaat,
lebih baik anggaran yang diperuntukkan untuk membeli makanan
beranekaragam itu dialokasikan untuk kelompok fakir miskin. Ingat, cukup banyak umat Islam yang hidupnya serba kekurangan sepanjang
tahun.
Karena itu, sangat tepat pada Ramadhan ini dijadikan momen untuk
berbagi dan saling meringankan beban sesama. "Satu hal yang harus
diketahui bahwa puasa mengajak kita untuk berhemat dan berkehidupan
sederhana. Ajaran ini kita ingat dan harus diterapkan."
0 komentar:
Posting Komentar