Tips Cara Memaafkan
Dia yang lemah tak pernah bisa memaafkan. Memaafkan itu adalah sifat mereka yang kuat.
Seorang Pria dan Seekor Ular
Kisah
ini dimulai ketika ada seekor ular yang membuat lubang untuk tempat
tinggalnya di dekat teras rumah salah satu penduduk setempat, yang
kemudian menggigit anak bayi pemilik rumah dan mengakibatkan luka sangat
fatal yang berujung kematian. Si pria yang tengah berduka atas
kehilangannya ini, memutuskan untuk membunuh ular itu.
Keesokan
harinya pria ini menunggu di dekat lubang, hingga ketika ular tersebut
keluar untuk mencari makanan, dia segera mengayunkan kapak mencoba
memotong tubuh ular. Namun karena terlalu tergesa-gesa dia pun meleset,
dia hanya memotong ujung ekornya dan bukan kepalanya.
Setelah
beberapa saat berlalu, pria ini mulai khawatir, dia takut apabila ular
ini akan balik menggigitnya pula, dan demi berusaha untuk mendamaikan
keadaan dia pun meletakkan roti dan garam di lubang ular itu.
Melihat
hal ini, ular tersebut berkata: "Mulai sekarang takkan bisa ada
perdamaian antara kita; karena disaat aku melihatmu, aku akan teringat
tentang ekorku yang putus, dan sementara saat engkau melihatku, kamu
akan berpikir tentang kematian anakmu."
Dari
dongeng di atas menyiratkan bagaimana ketika kita dilukai oleh
seseorang, kita takkan pernah bisa benar-benar melupakan luka itu ketika
berhadapan lagi dengannya. Apakah hal ini benar? Bisa yah... Bisa
tidak... Semuanya balik lagi ke pribadi masing-masing, apakah kita
seseorang yang berhati besar atau justru seorang pendendam.
Dan dalam beberapa kasus, mudah atau tidaknya ini tergantung pula seberapa besar orang itu telah menyakiti kita. Namun terlepas dari hal itu, saya akan mencoba untuk memberikan beberapa tips bagaimana caranya untuk memaafkan orang lain. Karena asal anda tahu saja, memaafkan orang lain itu besar juga pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa kita.
Dan dalam beberapa kasus, mudah atau tidaknya ini tergantung pula seberapa besar orang itu telah menyakiti kita. Namun terlepas dari hal itu, saya akan mencoba untuk memberikan beberapa tips bagaimana caranya untuk memaafkan orang lain. Karena asal anda tahu saja, memaafkan orang lain itu besar juga pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa kita.
Forgive the act... Forgive the person...
Untuk
memaafkan seseorang itu berarti kita harus benar-benar melepaskan
setiap rasa kebencian kita terhadapnya. Ingat, memaafkan perbuatan
seseorang terhadap kita dan memaafkan si pelaku perbuatan itu adalah dua
hal yang berbeda. Walau tak pernah kita sadari seringkali kita
memaafkan perbuatan dia, namun disudut hati terkecil, kita justru belum
memaafkan orang yang berbuat salah ini, atau justru sebaliknya.
Disinilah masalah awal yang harus kita tuntaskan.
Jika
satu saat orang ini datang untuk meminta maaf, janganlah terburu-buru
mengambil keputusan. Katakan padanya bahwa anda membutuhkan waktu untuk
berpikir. Memikirkan tentang seberapa besar anda telah terluka akibat
perbuatannya. Tahu tidak, terkadang ada beberapa dari kita yang bersikap
munafik pada diri sendiri, mencoba membohongi diri bahwa kita baik-baik
saja, kita tidak terluka, everything is fine. Jangan lakukan itu!
Cobalah jujur pada diri sendiri. Terimalah bahwa anda telah dilukai.
Oleh siapa, seberapa besar dan bagaimana dia telah menyakiti anda,
renungkanlah semua.
Dan setelahnya anda bisa
mengambil langkah selanjutnya, yaitu mencoba memahami dia yang telah
menyakiti anda. Semua manusia saat baru pertama kali terlahir di dunia
ini, tak ada satupun yang memiliki keinginan untuk menyakiti orang lain,
baik itu secara fisik maupun batin. Jadi apa yang terjadi
bertahun-tahun kemudian ketika dia mulai menyakiti orang lain? Mungkin
itu akibat luka yang juga pernah dialaminya.
Yang kemudian melampiaskan rasa sakitnya dengan menyakiti orang lain lagi, dan itu adalah merupakan pilihan yang salah. Jadi apakah anda akan membiarkan diri anda menyimpan dendam seperti itu dan mengambil tindakan yang sama? Sedikit berbagi pengalaman, dalam hidup saya juga menemui banyak orang dan hal-hal yang membuat saya merasa sedih. Tak dipelak, saya terkadang melampiaskannya dengan menangis.
Namun dalam tangis itu saya sering diam-diam berdoa sama Tuhan, agar dia dibukakan matanya atas perbuatan yang sudah dia lakukan. Saya berdoa begini sebenarnya bukan cuman untuk dia saja, tapi juga terlebih untuk menenangkan diri serta memberikan saya kekuatan, dan tak jarang dalam doa itu saya justru diingatkan bahwa ada satu saat dimana saya pun telah berbuat salah dan menyakiti orang lain. Dalam pikirku, setiap manusia tidak ada yang sempurna, tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah.
Yang kemudian melampiaskan rasa sakitnya dengan menyakiti orang lain lagi, dan itu adalah merupakan pilihan yang salah. Jadi apakah anda akan membiarkan diri anda menyimpan dendam seperti itu dan mengambil tindakan yang sama? Sedikit berbagi pengalaman, dalam hidup saya juga menemui banyak orang dan hal-hal yang membuat saya merasa sedih. Tak dipelak, saya terkadang melampiaskannya dengan menangis.
Namun dalam tangis itu saya sering diam-diam berdoa sama Tuhan, agar dia dibukakan matanya atas perbuatan yang sudah dia lakukan. Saya berdoa begini sebenarnya bukan cuman untuk dia saja, tapi juga terlebih untuk menenangkan diri serta memberikan saya kekuatan, dan tak jarang dalam doa itu saya justru diingatkan bahwa ada satu saat dimana saya pun telah berbuat salah dan menyakiti orang lain. Dalam pikirku, setiap manusia tidak ada yang sempurna, tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah.
Oleh karena itu saya
memilih untuk memaafkan, kenapa? Karena bila kita tidak memaafkan, kita
justru hanya berpaling dari suatu masalah. Dan seumur hidup kita tidak
akan pernah bisa melepaskan diri dari masalah itu. Namun saat kita
benar-benar memaafkan, kita akan kembali melangkah maju.
Face to face...
Pada
akhirnya setelah anda merasa cukup siap untuk berhadapan dengannya.
Maka ajaklah dia untuk bertemu, ajaklah dia untuk membahas apa yang
telah terjadi. Oh iya, tidak selamanya pihak yang bersalah yang harus
membuka jalan . Kita sebagai korban jika memiliki hati yang besar, tak
ada salahnya memulai percakapan.
Jangan menunggu seseorang meminta maaf terlebih dahulu baru anda mengambil aksi, karena tidak selamanya orang yang bersalah itu akan mengucapkan kata maaf, mungkin karena dia memang tidak menyadari kesalahannya atau bisa juga karena dia merasa segan untuk bertemu dengan anda setelah apa yang dia perbuat terhadap anda. Disinilah kita harus berperan lebih jauh. Jadi jika anda memang telah merasa siap, hubungilah dia.
Jangan menunggu seseorang meminta maaf terlebih dahulu baru anda mengambil aksi, karena tidak selamanya orang yang bersalah itu akan mengucapkan kata maaf, mungkin karena dia memang tidak menyadari kesalahannya atau bisa juga karena dia merasa segan untuk bertemu dengan anda setelah apa yang dia perbuat terhadap anda. Disinilah kita harus berperan lebih jauh. Jadi jika anda memang telah merasa siap, hubungilah dia.
Take things slowly...
Persoalan
memaafkan, bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dalam satu waktu
saja. Ibaratnya seperti lapisan pada bawang, tiap kali kita mengupasnya,
akan memberikan kita rasa pedih, marah, namun kita terus saja
mengupasnya.
Sama halnya dengan memberi maaf ini yang harus terus kita dengungkan dalam hati dan pikiran kita berulang-ulang untuk mengikis rasa benci dan amarah, meskipun pedih, meskipun pahit. Namun perlahan-lahan saat lapisan-lapisan itu mulai menipis, proses ini akan menjadi lebih mudah.
Sama halnya dengan memberi maaf ini yang harus terus kita dengungkan dalam hati dan pikiran kita berulang-ulang untuk mengikis rasa benci dan amarah, meskipun pedih, meskipun pahit. Namun perlahan-lahan saat lapisan-lapisan itu mulai menipis, proses ini akan menjadi lebih mudah.
0 komentar:
Posting Komentar