Terima Kasih Ibu
Tak akan ada habisnya jika berbicara
tentang ibu. Ibu adalah napas segar bagiku, pahlawan sejati, pelipur
lara yang selalu membuatku tenang. Berbagai cara telah Kau lakukan untuk
menjagaku, membuatku bahagia, dan memastikanku tumbuh dengah baik dari
kelahiranku sampai sekarang dan sampai nanti.
Lelah
dan letih sudah jadi makananmu sehari-hari, tapi Kau tetap tersenyum
menjalani tugas yang paling mulia di dunia ini sebagai seorang ibu.
Sungguh murni kasih sayangmu yang tidak pernah mengharapkan balasan atas
keringat yang bercucuran dari tubuhmu untuk membesarkanku.
Kau
tidak pernah mengeluh ataupun keberatan membesarkan anak bungsumu yang
kadang nakal ini. Semua masalah Kau hadapi walau kadang tangis membasahi
pipimu, walau kadang perih terasa di hatimu.
Maafkan aku, Ibu. Aku sering melawanmu,
mengacuhkan nasehatmu setelah semua perjuangan yang telah Kau lakukan
untukku. Maafkan aku yang belum bisa membalas peluh yang Kau rasakan
untuk membahagiakanku. Maafkan perbuatanku yang kadang mengecewakanmu.
Kadang
aku terenyah ketika mengingat semua yang hidup pasti akan dipanggil
oleh-Nya, ketika napasku atau napasmu terhenti, ketika aku harus
berpisah denganmu. Entah siapa yang akan lebih dulu dipanggil oleh-Nya,
tapi aku tidak bisa membayangkan jika harus berpisah denganmu, dengan
orang yang paling berarti dalam hidupku. Aku berharap bisa tetap
bersamamu baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Aku
bersyukur telah dilahirkan dari seorang ibu yang luar biasa menyayangi
anaknya dengan caranya sendiri. Tangis sedih dan haru bercampur jika aku
mengingat masa-masa pahit yang telah ibu lalui. Sekarang ibu telah
melewatinya dan telah berbahagia. Tetaplah berbahagia, walaupun aku
harus mengorbankan segalanya untuk menjaga ibu tetap tersenyum. Terima
kasih, Ibu, atas segalanya.
0 komentar:
Posting Komentar