Mari Berpuasa Arafah
“Di dalam surga terdapat delapan pintu, padanya ada pintu yang
dinamakan Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang puasa” (H.R. Bukhari)
Dalam
ingatan kita tentunya masih hangat semangat memaksimalkan ibadah pada
bulan Ramadhan. Bulan penuh hikmah yang menjadi kesempatan besar bagi
kita untuk memperbaiki diri bahkan kembali menuju fitrah. Memasuki bulan
Dzulhijjah, kita juga memiliki kesempatan untuk menyempurnakan
perbaikan diri yang mungkin belum terasa maksimal saat bulan Ramadhan
lalu.
Imam Al-Bukhari dalam salah satu riwayat hadisnya, dari Ibnu Abbas R.A., Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah ada amal yang lebih utama daripada amal-amal yang dikerjakan pada sepuluh hari Dzulhijjah ini. “ Lalu
sahabat bertanya, “Tidak juga jihad?” Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
menjawab, “Tidak juga jihad, kecuali orang yang keluar (untuk berjihad)
sambil mempertaruhkan diri (jiwa) dan hartanya, lalu kembali tanpa
membawa suatu apapun (H.R. Bukhari)
Menurut
Muhammad Yajid Kalam, manajer Divisi Pelayanan dan Dakwah (DPD) Salman
ITB, salah satu referensi shahih mengenai amalan yang dilakukan pada
sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dapat diketahui dari hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari. “Berdasarkan hadis riwayat Bukhari
tersebut, para ulama berpendapat amalan yang dapat dilakukan di sepuluh
hari di awal Dzulhijjah bisa berupa amalan apa saja, yang terpenting
kegiatan yang dilakukan merupakan amal keshalehan, misalnya puasa pada
1-9 Dzulhijjah, terutama puasa pada hari ke-9 yang dikenal dengan puasa
Arafah,” ungkapnya. Dalam sejarahnya, kemunculan puasa Arafah
berkaitan dengan umat Islam pada generasi awal. Ketika itu, umat ini
memiliki semangat besar untuk belomba dalam kebaikan.
Saat yang
lain berkesempatan melakukan ibadah haji (wukuf arafah), muncullah
keingintahuan mereka yang belum berkesempatan melaksanakan haji (wukuf
di arafah) agar memiliki kesempatan untuk beribadah pula. Kemudian,
untuk mereka yang berkesempatan melaksanakan haji ada wukuf. Sementara
untuk mereka yang belum berkesempatan melaksanakan wukuf, bisa
melaksanakan puasa Arafah. Keutamaan puasa arafah ialah dapat
menghapus dosa yang menunjukkan besarnya pengampunan Allah SWT, seperti
yang diriwayatkan H.R. Muslim:
“(Puasa pada hari itu) menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang berikutnya (H.R. Muslim)”
“Tidak
ada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari adzab
neraka seperti hari Arafah. Sesungguhnya Dia (pada hari itu) mendekat,
kemudian membangga-banggakan mereka (para jemaah Haji) dihadapan para
malaikat ” Lalu Dia bertanya, “Apa yang diinginkan oleh para jema’ah
Haji itu?” (H.R. Muslim)
Sama
halnya dengan puasa pada umumnya, puasa Arafah juga memiliki keutamaan
lain yang bisa menjadi kesempatan yang sangat disayangkan jika
terlewatkan, misalnya keutamaan akan doa yang tidak akan ditolak. Saat
berpuasa Arafah, kita juga memiliki kesempatan meningkatkan perbaikan
diri lebih baik lagi dengan melakukan amalan baik lainnya, seperti
memperbanyak shalat sunah selain shalat wajib, memperbanyak takbir,
tahmid, dan tahlil (berdzikir), terutama pada pagi dan sore hari.
Maha
Pemurah Allah yang memberikan begitu banyak kebaikan dan kesempatan
kepada Hamba-Nya untuk selalu memperbaiki diri. Yuk, semangat puasa
Arafah. (by.Suci Iswara)
0 komentar:
Posting Komentar