13 Cara Menjaga Lisan
Setiap perkataan yang keluar dari mulut kita adalah sebuah perkara
yang besar, berapa banyak dari perkataan buruk seseorang dapat
menyebabkan kemarahan dari Allah ‘azza wajalla dan menjatuhkan pelakunya
kedalam jurang neraka. Berhati-hatilah dari terlalu banyak berceloteh
dan terlalu banyak berbicara, Allah Ta’ala berfirman:
“Dan tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh
(manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan
perdamaian diantara manusia “. (An nisa:114)
Ingatlah bahwa disampingmu ada malaikat yang senantiasa mengamati dan mencatat perkataanmu.
“Seorang duduk disebelah kanan,dan yang
lain duduk disebelah kiri.tiada satu ucapanpun yang diucapkan melainkan
ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (Qaaf:17-18).
Dibawah ini 13 nasihat tentang adab-adab (sopan-santun dalam kacamata
syariat) bagi seorang muslim dalam upaya menjaga kata-kata lisannya.
1. Bacalah Al qur’an karim dan
bersemangatlah untuk menjadikan itu sebagai wirid keseharianmu, dan
senantiasalah berusaha untuk menghafalkannya sesuai kesanggupanmu agar
engkau bisa mendapatkan pahala yang besar dihari kiamat nanti.
Dari abdullah bin ‘umar radiyallohu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, beliau bersabda:
“dikatakan pada orang yang senang
membaca alqur’an: bacalah dengan tartil sebagaimana engkau dulu sewaktu
di dunia membacanya dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu
adalah pada akhir ayat yang engkau baca”. (HR.abu daud dan attirmidzi)
2. Tidaklah terpuji jika engkau selalu
menyampaikan setiap apa yang engkau dengarkan, karena kebiasaan ini akan
menjatuhkan dirimu kedalam kedustaan.
Dari Abu hurairah radiallahu ‘anhu,sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta ketika dia menyampaikan setiap apa yang dia dengarkan.” (HR.Muslim dan Abu Dawud)
3. Jauhilah dari sikap menyombongkan
diri (berhias diri) dengan sesuatu yang tidak ada pada dirimu, dengan
tujuan membanggakan diri dihadapan manusia.
Dari aisyah radiyallohu ‘anha, ada seorang wanita yang mengatakan:
“wahai
Rasulullah, aku mengatakan bahwa suamiku memberikan sesuatu kepadaku
yang sebenarnya tidak diberikannya.” , berkata Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa aalihi wasallam : “orang yang merasa memiliki sesuatu yang ia
tidak diberi, seperti orang yang memakai dua pakaian kedustaan.” (muttafaq alaihi)
4. Sesungguhnya dzikrullah (mengingat
Allah) memberikan pengaruh yang kuat didalam kehidupan ruh seorang
muslim, kejiwaannya, jasmaninya dan kehidupan masyarakatnya. Maka
bersemangatlah untuk senantiasa berdzikir kepada Allah ta’ala, disetiap
waktu dan keadaanmu. Allah ta’ala memuji hamba-hambanya yang mukhlis
dalam firman-Nya:
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring…” (Ali imran:191).
5. Jika engkau hendak berbicara,maka
jauhilah sifat merasa kagum dengan diri sendiri, sok fasih dan terlalu
memaksakan diri dalam bertutur kata, sebab ini merupakan sifat yang sangat dibenci Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, dimana Beliau bersabda:
“sesungguhnya orang yang paling aku
benci diantara kalian dan yang paling jauh majelisnya dariku pada hari
kiamat : orang yang berlebihan dalam berbicara, sok fasih dengan
ucapannya dan merasa ta’ajjub terhadap ucapannya.” (HR.Tirmidzi,Ibnu Hibban dan yang lainnya dari hadits Abu Tsa’labah Al-Khusyani radhiallahu anhu)
6. Jauhilah dari terlalu banyak tertawa,terlalu banyak berbicara dan berceloteh.
Jadikanlah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, sebagai
teladan bagimu, dimana beliau lebih banyak diam dan banyak berfikir
beliau Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, menjauhkan diri dari
terlalu banyak tertawa dan menyibukkan diri dengannya. Bahkan jadikanlah
setiap apa yang engkau ucapkan itu adalah perkataan yang mengandung
kebaikan, dan jika tidak, maka diam itu lebih utama bagimu.
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir,maka hendaknya dia berkata dengan perkataan yang
baik,atau hendaknya dia diam.” (muttafaq alaihi dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu)
7. Jangan kalian memotong pembicaraan seseorang yang sedang berbicara atau membantahnya, atau meremehkan ucapannya.
Bahkan jadilah pendengar yang baik dan itu lebih beradab bagimu, dan
ketika harus membantahnya, maka jadikanlah bantahanmu dengan cara yang
paling baik sebagai syi’ar kepribadianmu.
8. Berhati-hatilah dari suka
mengolok-olok terhadap cara berbicara orang lain, seperti orang yang
terbata-bata dalam berbicara atau seseorang yang kesulitan berbicara. Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi
yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan
perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu
lebih baik.” (QS.Al-Hujurat:11)
9. Jika engkau mendengarkan bacaan Alqur’an, maka berhentilah dari berbicara, apapun yang engkau bicarakan, karena itu merupakan adab terhadap kalamullah dan juga sesuai dengan perintah-Nya, didalam firman-Nya:
Artinya: “dan apabila dibacakan Alqur’an,maka dengarkanlah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian diberi rahmat”. Qs.al a’raf :204
10. Bertakwalah kepada
Allah,bersihkanlah majelismu (dimana engkau berkumpul) dari ghibah
(gossip) dan namimah (adu domba) sebagaimana yang Allah ‘azza wajalla
perintahkan kepadamu untuk menjauhinya. Bersemangatlah engkau
untuk menjadikan didalam majelismu itu adalah perkataan-perkataan yang
baik,dalam rangka menasehati,dan petunjuk kepada kebaikan.
Didalam hadits Mu’adz radhiallahu anhu tatkala beliau bertanya kepada
Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam: apakah kami akan disiksa
dengan apa yang kami ucapkan? Maka jawab Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam bersabda:
“engkau telah keliru wahai Mu’adz,
tidaklah manusia dilemparkan ke Neraka diatas wajah-wajah mereka
melainkan disebabkan oleh ucapan-ucapan mereka.” (HR.Tirmidzi,An-Nasaai dan Ibnu Majah)
11. Berhati-hatilah -semoga Allah
menjagamu- dari menghadiri majelis (pertemuan/ perkumpulan) yang buruk
dan berbaur dengan para pelakunya, dan bersegeralah-semoga Allah
menjagamu- menuju majelis yang penuh dengan keutamaan, kebaikan dan
keberuntungan.
12. Jika engkau duduk sendiri dalam
suatu majelis, atau bersama dengan sebagian saudara/imu, maka
senantiasalah untuk berdzikir mengingat Allah ‘azza wajalla dalam setiap
keadaanmu sehingga engkau kembali dalam keadaan mendapatkan kebaikan
dan mendapatkan pahala. Allah ‘azza wajalla berfirman:
Artinya: “(yaitu) orang – orang yang mengingat Allah sambil berdiri,atau duduk,atau dalam keadaan berbaring” (QS..ali ‘imran :191)
13. Jika engkau hendak berdiri keluar dari majelis, maka ingatlah untuk selalu mengucapkan:
“maha suci Engkau ya Allah dan bagimu
segala pujian,aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak untuk
disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu, dan aku bertaubat
kepada-Mu”
Sehingga diampuni bagimu segala kesalahanmu di dalam majelis tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar