Rintihan Istighfar
Istighfar itu adalah bagian dari dzikir dan doa. Ungkapan suara hati
yang merintih mengingat keadaan pada masa lalu yang hidupnya
compang-camping, gelisah, dan resah didera dosa. Merasa cemas akan
keadaan dirinya pada masa yang akan datang.
Dengan
beristighfar, bukan saja ia merasakan kesalahan yang ia perbuat (guilty
feeling), pahitnya dosa, dan pedihnya luka di hati, melainkan telah memberinya kekuatan untuk menatap wajah Ilahi dengan optimistis dan penuh harap akan pengampunan-Nya.
Karenanya pada saat seseorang beristighfar, sesungguhnya ia sedang
membersihkan hatinya seraya mendengarkan bisikan hati, memandang wajah
Ilahi dengan mata batinnya. Jiwanya bergetar setiap kali mengenang
perjalanan hidupnya.
Dan, bila kita ber tanya, “Air mata apakah
yang paling penuh berkah?” Itulah air mata yang mengiringi hati yang
senantiasa basah karena menyesali dosa-dosa.
Bila ada kata yang
paling indah, ia adalah rintihan istighfar, memohon ampunan Allah.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kamu kepada Allah dengan
sebenar-benarnya tobat.” (QS. At-Tahrim: 8). Bila ada hati yang paling
damai, adalah penyesalan yang sangat bersungguh-sungguh kepada Ilahi
Rabbi.
Istighfar merupakan tanda orang-orang yang beriman dan
mencintai Allah. (Yaitu) orang-orang yang berdoa,
“Ya Rabb kami,
sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan
peliharalah kami dari siksa neraka. (Yaitu) orang-orang yang sabar, yang
benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan
yang memohon ampun pada waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 16-17).
Betapa Rasulullah SAW yang ma’shum (terpelihara dari dosa), masih
mendesahkan pujian dan permohonan ampun kepada-Nya. “Wahai sekalian
manusia, bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, dan istighfarlah
(memohon ampun) kepada-Nya, sesungguhnya aku beristighfar setiap hari
seratus kali.” (H.R. Muslim).
Tidakkah hati kita merunduk,
merenda rasa malu dalam jiwa. Berapa kali kita dalam sehari
beristighfar? Sedangkan Rasulullah, manusia pilihan langit yang
akhlaknya telah menggetarkan hati para malaikat, yang surga tidak akan
dimasuki siapa pun kecuali Rasulullah terlebih dahulu, masih
beristighfar seratus kali dalam sehari.
Maka, wahai hamba
Allah, hari ini, bahkan detik ini, berlarilah mengejar cahaya surga yang
luasnya seluas langit dan bumi. Berprasangkalah yang baik kepada Allah
karena Allah akan berbuat sebagaimana prasangkamu kepada-Nya. Yakinlah
bahwa Dia lebih cepat pengampunan-Nya. Dia sangat sabar menunggumu di
pintu-pintu tobat.
Bahkan, sebelum nyawa tersedak di
tenggorokan, sebelum kaki beku dan lidah kelu, Allah masih setia menjaga
pintu tobat karena kasih sayang kepada hamba-Nya.
Abdullah bin
Umar RA berkata, bersabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya Allah tetap
menerima tobat seseorang hamba-Nya selama ruh (nyawanya) belum sampai di
tenggorokannya (sakratulmaut).” (H.R. Tirmidzi).
Semoga Bermanfaat
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Posting Komentar