Azab dan Ujian didalam Musibah
Bismillahirrahmanirrahim..
Allah sangat Pemurah kepada hamba
hambaNya, dan dibalik sikap Pemurah tersebut, hanya rasa syukur dan
ibadah kitalah yang diminta Allah sebagai balasannya, dan itupun untuk
kepentingan akhirat kita kelak, saat dipanggil untuk menghadapNya
kembali.
Sebagai manusia, kadang kadang kita
diberikan rasa sakit melalui penyakit, melalui perasaan yang terluka
ataupun melalui musibah yang kita lihat yang terjadi terhadap sesama
kita yang lain, maupun yang meniumpa diri kita sendiri. Semua kejadian
itu merupakan ujian keimanan bagi kita sebagai makhlukNya yang kelak
akan mempertanggung jawabkan semua amalan kita diakhirat kelak.
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah
dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan)
dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia.
Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS An Nisaa’ 4 : 79)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa makna :
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah” adalah dari
karunia dan kasih sayang Allah subhanahu wata’ala. Sedangkan makna “dan
apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.”
Berarti dari dirimu sendiri dan dari perbuatanmu sendiri, sebagaimana
firman-Nya :
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu
maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
(QS Asy Syuura 42
: 30)
As Suddiy, Hasan al Bashri, Ibnu Juraih
dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa makna “maka dari dirimu sendiri” adalah
karena dosamu. Qatadah mengatakan bahwa makna “Apa saja nikmat yang kamu
peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka
dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Adalah akibat dosamu wahai anak Adam.
Didalam sebuah hadits disebutkan,”Demi
yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidaklah seorang mukmin ditimpa
kegalauan, kesedihan, kepayahan bahkan duri yang menancap padanya
kecuali dengannya Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya.”
(Tafsir al Qur’an al Azhim juz II hal 363)
Sebenarnya ujian itu diberikan Allah
hanyalah untuk orang orang yang beriman, untuk diketahui apakah benar
dia telah beriman kepada Allah dan masih beriman saat dia diuji dengan
suatu kejadian yang tidak menyenangkan?
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang
yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang
setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS At Taubah 9 : 16)
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak
diuji lagi? (QS Al ‘Ankabuut 29 : 2)
Karena itulah, sebenarnya musibah atau
bencana yang menimpa orang yang beriman yang tidak lalai dari
keimanannya, sifatnya adalah ujian dan cobaan. Allah ingin melihat bukti
keimanan dan kesabaran kita. Jika kita bisa menyikapi dengan benar, dan
mengembalikan semuanya kepada Allah, maka Allah akan memberikan
pertolongan dan rahmat sesudah musibah atau bencana tersebut.
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap
hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari
orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang
mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika
kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk
urusan yang patut diutamakan (QS Ali ‘Imraan 3 : 186)
Sebaliknya bagi orang-orang yang
bergelimang dosa dan kemaksiatan, bencana atau musibah yang menimpa, itu
adalah siksa atau azab dari Allah atas dosa-dosa mereka. Apabila ada
orang yang hidupnya bergelimang kejahatan dan kemaksiatan, tetapi lolos
dari bencana atau musibah, maka Allah sedang menyiapkan bencana yang
lebih dahsyat untuknya, atau bisa jadi ini merupakan siksa atau azab
yang ditangguhkan, yang kelak di akhirat-lah balasan atas segala dosa
dan kejahatan serta maksiat yang dilakukannya.
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat,
maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu.
Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun
perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga,
mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab. (QS Al Mu’min 40 : 40)
Musibah juga bisa sebagai penggugur
dosa-dosa kita. Perhatikan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
berikut ini : “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal
tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian
itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan
dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR
Bukhari dan Muslim)
Jadi sebenarnya musibah yang berupa
ujian bagi orang yang beriman atau menjadi azab bagi kaum yang ingkar,
merupakan kesalahan manusia sendiri yang tidak pandai dalam mengambil
hikmah dari banyak kejadian ummat terdahulu.
Bagi orang yang beriman, sudah
seharusnya beramal dengan berbagi ilmu dan mendakwahkan kebenaran Allah
dan Rasulullah untuk sesama dan bagi yang ingkar, sudah seharusnya
kembali kepada kebenaran yang syar’i.
Akankah kita semua tetap berkubang dalam
kebodohan karena kesombongan kita yang tak mau mendengarkan dan tak mau
mencari tahu kebenaran yang syar’i?
Wallahua’lam bish Shawwab.
Sumber: Bukan Muslimah Biasa
0 komentar:
Posting Komentar