Perjalanan Kehidupan
Jika kita ingin menghitung-hitung setiap kenikmatan yang telah
diberikan oleh Allah subhanahuwata’ala tentunya tidak akan pernah cukup
waktu kita untuk menghitunganya. Hal ini tentulah disebabkan karena
telah begitu banyaknya nikmat yang telah Allah subhanahuwata’ala
berikan bahkan ketika kita sedang tertidur.
Kehidupan kita sebagai
manusia tidaklah semuanya berjalan dengan sesuai kehendak kita.
Terkadang kita di atas dan terkadang kita di bawah. Kemudian bagaimana
langkah kita dalam menyikapinya sehingga posisi apapun yang kita
dapatkan kita tetap menjadi hamba yang bersyukur.
Tak sedikit orang
yang selalu merasa hidupnya selalu dalam kepayahan, dalam kesusahan.
Tapi tak jarang pula justru orang-orang yang merasakan hal ini adalah
orang-orang yang hidupnya dipenuhi dengan gelimang kemewahan. Setiap
insan mempunyai amanah. Amanah terhadap dirinya, amanah terhadap
keluarganya, amanah terhadap orang-orang yang berada di sekitarnya.
Tentunya ketika kita telah menyadari setiap amanah yang kita miliki
maka hal tersebut harus kita tunaikan agar kita terhindar dari hal-hal
yang justru bersifat dzalim. Menunaikan amanah yang telah diamanahkan
kepada kita merupakan hal wajib yang harus di tunaikan dalam perjalanan
hidup kita. Tapi justru tak sedikit yang terlena dengan dunia sehingga
melupakan amanah-amanah yang telah ada pada dirinya.
Dunia ini dengan
segala pernak-perniknya penuh dengan gelimang kenikmatan yang
sesungguhnya hanya memberikan kenikmatan sementara, tapi justru kita
terlena dalam menjalaninya. Bahkan melupakan amanah yang nantinya
justru berhubungan dengan bagaimana pertanggungjawaban kita dengan
Allah subhanahuwata’ala nantinya. Mungkin hal ini harus kita renungi
bersama, amanah apa saja yang telah kita lalaikan dengan mendahulukan
dunia.
Bahkan tak sedikit orang-orang yang kita dzalimi ketika amanah
itu tidak kita tunaikan sementara dunia berada dalam genggaman kita.
Sungguh betapa dzalimnya, bahkan mungkin saudara kita yang sedang
berharap pada kita untuk segera menunaikan amanah kita mungkin sedang
kepayahan dalam menjalani dunianya. Tentunya tidak ada yang ingin
didzalimi dalam menjalani hidup, termasuk juga kita.
Tentunya tak ada
yang tidak menginginkan dunia sebagai alat kemudahan dalam mejalani
hidup di dunia. Tapi justru kemudian kita telah membaliknya. Harta atau
dunia adalah hal yang utama sedangkan amanah adalah yang kesekian
kalinya. Dzalim kepada diri sendiri, kerabat, bahkan pada Allah
subhanahuwata’ala adalah hal yang biasa hanya untuk mendapatkan dunia
yang sementara.
Saudaraku Sudah saatnya kita menghitung-hitung kembali
setiap amanah yang masih belum kita tunaikan, di saat begitu banyak hal
dunia yang dapat menunaikannya. Tentunya kita berlindung kepada Allah
subhanahuwata’ala dari doa orang-orang yang telah kita dzalimi, karena
doa-doa mereka tanpa hijab ketika tangan telah di tengadahkan
kepada-Nya.
Mari kita tunaikan amanah, karena setiap kita nantinya akan
dimintai pertanggung jawaban atasnya. Dunia ini beserta isinya tidaklah
membawa kesuksesan, tapi yang membawa kesuksesan adalah ketika kita
bisa menunaikan amanah dengan sebaiknya dan tidak bersikap dzalim
terhadap orang-orang yang telah mempercayakan amanah pada diri kita.
Pada Allah subhanahuwata’ala kita memohon ampun.
0 komentar:
Posting Komentar