MEWASPADAI VIRUS CINTA
Menambatkan Cinta Pada Waktu Dan Tempatnya,
بسم الله الرحمن الرحيم
Apakah Anda orang tua, yang pernah mengalami masa muda dan remaja?
Apakah Anda orang tua dari anak-anak kesayangan Anda?
Apakah Anda seorang pendidik yang mengemban amanah dari orang yang mempercayai Anda?
Atau, Apakah anda seorang pemuda, pemudi, atau remaja yang sedang melangkah mencari dan menemukan jati diri Anda?
Atau bahkan siapapun diri Anda saat ini..
Kenali dan Sadarilah bahwa sesungguhnya sesuatu mungkin sedang
terjadi di sekitar Anda, Keluarga Anda, Sahabat Anda, tetangga Anda,
bahkan bisa jadi pada diri Anda sendiri? Apakah sesungguhnya gerangan
yang sedang terjadi tersebut?
Ia adalah Angan-Angan Cinta yang kosong, ia adalah Wahmul Hubb (Ilusi Cinta).
Cinta dunia, cinta kedudukan dan popularitas, cinta kepada lawan
jenisnya, bahkan cinta kepada sesama jenis.. Mungkin Anda akan segera
bertanya, “Apa yang salah?”. Tentu cinta tidaklah salah, tapi di mana
dan kapan Anda meletakkan cinta, bagaimana memaknai cinta secara benar,
itulah yang harus diketahui. Agar Anda tidak binasa bersama lenyapnya
cinta sejati yang Anda miliki..
Sampai di sini boleh jadi Anda sudah faham dan bisa jadi Anda belum mengerti.. Baiklah mari sedikit kita uraikan gambarannya.
Ditinjau dari segi syariat, ada tiga jenis cinta:
- Cinta yang wajib.
Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
- Cinta yang mubah (boleh).
Cinta kepada pasangan hidupnya, cinta kepada orang tua, cinta kepada
anak, cinta pada negara, cinta pada saudaranya. Dan semua itu ada
batasannya, manakala melampaui batas maka bisa jatuh pada yang haram.
- Cinta yang haram (terlarang).
Yaitu kecintaan seseorang terhadap sesuatu menyamai cintanya kepada
Allah, apalagi melebihinya. Di mana seseorang ada pada kondisi
menggantungkan hatinya kepada cinta dan apa yang dicintainya. Maka tak
heran kemudian muncul apa yang disebut “Laskar Cinta”.
Masuk pula dalam kategori ini jika seseorang telah ‘kasmaran’
terhadap apa yang ditontonnya, apa yang menjadi hobby dan permainannya,
apa yang diidolakannya, baik secara langsung maupun melalui media,
hingga tak sadar telah menguras jiwanya, fikirannya, hatinya, bahkan
hartanya. Masih hangat diingatan kita bagaimana sekelompok manusia rela
berebut ticket dengan bayaran mahal hanya untuk ketemu idolanya, ketemu
‘pujaan hati’ yang selama ini telah memenuhi relung hatinya..?!
Jangankan Tuhannya? Dirinya pun tidak lagi dipedulikannya..
Di pihak lain ada seseorang yang bisa syakau (شوق = mabok
kepayang, rindu berat) saat mendengar alunan lagu/ musik kesayangannya,
bahkan melebihi maboknya karena miras.. Itu baru sekadar contoh.
“Dan di antara manusia ada yang mengambil selain Allah sebagai
tandingan (sekutu), ia mencintainya seperti mencintai Allah, sedangkan
orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al Baqarah: 165)
Menyamakan cinta kepada Allah dengan selain-Nya saja bisa jatuh dalam
syirik cinta, bagaimana lagi jika melebihi cintanya kepada Allah?
Hidup ini menjadi terasa Indah, memang di antaranya adanya faktor
cinta, cinta antara sepasang swami-istri, cinta persaudaraan, cinta
orang tua kepada anak-anaknya, cinta anak pada kedua orang tuanya,
mencintai kaum dhuafa’, cinta keindahan dan sebagainya… Dan yang
tertinggi dari semua itu adalah Mencintai dan dicintai Rabb yang Maha Tinggi dan Maha Terpuji, Allah Subhaanahu wata’alaa.
Namun sesunngguhnya ada satu jenis cinta yang banyak
kesemuannya daripada sejatinya, lebih banyak efek negatifnya dari pada
positifnya, ia lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Ia adalah
Angan-angan cinta yang kosong, ilusi cinta, dan sebenarnya ia adalah
virus cinta.. khusunya terkait hubungan cinta antara pria dan wanita dan
sebaliknya (dan inilah yang menjadi sorotan utama pembahasan ini).
Ia sering dianggap obat meskipun beracun, ia sering dianggap sejati
meskipun ilusi, ia sering disangka nyata meskipun fatamotgana..
Dan yang perlu diingat bersama, hal tersebut bisa menjangkiti siapa
saja, tak peduli tua atau muda, sudah menikah atau masih lajang, pria
maupun wanita. Fakta telah berbicara mengenai fenomena tersebut.
Pertanyaannya: Kapan itu bisa terjadi? Hal itu terjadi manakala cinta
tersebut dibangun bukan dengan pernikahan, dan cinta tersebut dibangun
secara ‘terlarang’.
Maka sekarang marilah kita lihat bersama beberapa poin pembahasan
dalam beberapa bagian berikut ini agar kita semakin faham maksud dari
pembahasan di atas.
- EFEK NEGATIF
Seseorang yang sedang terserang ilusi AAC (angan-angan cinta)
memiliki efek negatif, semakin kronis keadaannya semakin besar efek yang
ditimbulkan.
- Dari sisi agama
- Jatuh dalam kesyirikan yang diharamkan Allah.
- Menyerupai orang kafir dan taqlid buta dengan gaya hidup mereka, hal ini juga dilarang Allah
- Jatuh dalam perbuatan keji (Dosa besar)
- Lemahnya umat Islam dan kegembiraan serta penguasaan musuh agama.
Manakala “Mind Control” atau pengendalian fikiran terhadap
generasi muda (muslim khususnya) telah berhasil, baik lewat pemikiran,
budaya, social, pandangan agama, dan lain-lain, maka mudah pula
mengendalikan mereka untuk menjadi manusia-manusia robot bahkan ‘mesin’
perusak.
2. Dari sisi Psikologis (kejiwaan)
- Hilangnya kepercayaan diri
Seseorang yang terjerat AAC apalagi sudah tertawan oleh yang
dicintainya maka hilanglah kepercayaan dirinya, kemudian cenderung
menuruti apa saja kemauan yang dicintainya.
- Depresi.
Akhirnya muncul depresi. Stress, sebab ia telah putus asa, dan kadang merasa tidak mampu bangkit atas keterpurukan jiwanya.
- Hilangnya rasa aman, nyaman, dan takut skandal/ kasus
Ia takut swatu saat skandalnya (kebiasaan buruk yang tersimpan) akan
terkuak, bisa karena ancaman dan tekanan orang yang ‘menawannya’ atau
tanpa tekanan. Hal ini dapat menimpa siapa saja bahkan seseorang yang
telah berkeluarga.
- Gagal Studi
Yang ini dialami pemuda-pemudi yang masih sekolah/ kuliah. Berapa
banyak kasus mereka gagal studi setelah tidak mampu mengendalikan
angan-angan mereka hingga terjatuh dalam penyesalan yang dalam.
- Menunggu sesuatu yang tak pasti.
Bahkan seseorang yang terjerat AAC yang kosong ini sedang menunggu
ketidak pastian, terkadang ada seorang pemudi rela menunggu kekasihnya
meskipun dia tak tahu lagi kemana dan dimana orang yang dicintainya,
bahkan hingga ternyata pemudanya ternyata telah menikah sekalipun.
3. Dari sisi kesehatan (Jasmani)
Yang mempengaruhi tubuh/ jasmani, selain kerusakan psikologis jiwa
dengan integritas fisik, kerusakan psikologis juga dapat menjadi alasan
untuk terjadinya kerusakan fisik, seperti yang terjadi dan menimpa orang
yang terkena penyakit angan-angan cinta yang kosong.
Prof. DR. Mustafa Mahmud dalam pembahasan cinta sebelum menikah, ia
mengatakan: “Cinta adalah penyatuan mendalam, sehingga rentan terhadap
serangkaian ledakan, penderitaan dan rasa sakit, dapat terus sampai
mati, dan dapat mengakibatkan perubahan profil sepenuhnya, dan berbalik ,
berubah seiring dengan awal terjadinya perasaan angan-angan cinta
tersebut. Adapun Cinta setelah menikah, itu adalah cinta sejati yang
tumbuh dan hidup, dan tak mudah terlupakan, dan menganugerahkan
keikhlasan, kesetiaan dan kemuliaan bagi pemiliknya.”
4. Dari Sisi sosial
- Menyebarnya tindakan amoral, kerusakan, korupsi dan berbagai kemaksiatan
- Kegagalan hidup pernikahan dan meningkatnya perceraian
- Kehancuran rumah tangga dan perselisihan anggota keluarga
- Penolakan pernikahan dan peningkatan jumlah gadis terlambat nikah (Perawan tua)/
- Pengkhiyanatan pasangan hidup
- Peningkatan angka pembunuhan dan kriminalitas
5. Dari Sisi Moral
Jatuhnya martabat korban AAC, sehingga rela menyerahkan segala
kehormatannya tanpa ada perasaan sayang lagi. Hilangnya rasa malu ketika
virus cinta tersebut sedang menyerang jiwa seseorang
6. Kerusakan dari sisi fisik dan harta
Berapa banyak seseorang demi menggapai keinginannya dan memenuhi
kesenangannya untuk meraih cinta, rela merogoh uang banyak dengan segala
cara, entah untuk urusan narkoba, memnuhi permintaan yang ‘dicintainya’
dan sebagainya.
7. Kerusakan lain dari sekian jenis kerusakan adalah munculnya jenis ilusi cinta yang lain: Cinta sesama jenis.
- HAL-HAL YANG HARUS DIWASPAI SETIAP MUSLIM, KHUSUSNYA MUSLIMAH.
Terjatuhnya seseorang ke dalam apa yang
disebut angan-angan cinta yang kosong atau ilusi cinta, adalah karena
faktor-faktor berikut ini, dan ini pula yang hendaknya diwaspadai dan
dihindari:
- Memandang kepada gambar-gambar yang diharamkan.
- Berlebihan menggunakan HP/ Telephone
- Kekosongan jiwa, kekosongan ruhani, dan kekosongan perasaan
- Kebiasaan menyendiri
- Salah dalam menggunakan media yang bermacam-macam: Internet, majalah, tabloid, dll.
- Teman yang buruk
- Seorang wanita mencari jodoh sendiri
- Menolak untuk menikah pada waktunya tanpa alasan syar’i.
- Terlalu Mengidolakan seseorang karena sebab apapun.
- Taqlid buta, sok ikut-ikutan, selalu mengikuti apa yang trend, apa yang dilihat, apa yang didengar, tanpa mempedulikan untung rugi, manfaat madharatnya.
- Mencari solusi masalah hidup, seperti seseorang yang karena kurang perhatian akhirnya mencari perhatian semu dan salah, hingga akhirnya rela jatuh ke tangan ‘serigala berkulit manusia’.
- Korespondensi yang tanpa terkendali, baik Via Facebook, Twitter, BBM, SMS, MMS, YM, dan lain-lain. Kalau zaman dahulu hanya dengan surat-menyurat.
————–
Artikel ini merupakan resensi dari Kajian dan Dialog bertajuk “Manajemen Cinta” di Radio BassFm Salatiga. Merujuk pula dari Risalah berjudul “Wahmul Hubb” , karya Syaikh Muhammad bin ‘Abdul ‘Aziz Al Musnid.
0 komentar:
Posting Komentar