Ciri-ciri Orang Celaka dan Orang Bahagia
Ciri dan Tanda Orang Celaka dan Bahagia. Dalam
Kitab Nashaihul ‘Ibad karangan Imam Nawawi Al-Bantani disebutkan bahwa
Rasulullah saw. bersabda,
“Tanda orang celaka ada empat yaitu :
pertama,
melupakan dosa-dosa masa lalu padahal semuanya tercatat dengan rapi di
sisi Allah.
Kedua, mengenang kebaikan di masa lalu padahal belum diketahui
diterima Allah atau tidak. Ketiga, Dalam urusan dunia selalu memandang
ke yang lebih atas. Keempat, dalam urusan agama selalu memandang ke yang
lebih rendah.
Kemudian disebutkan pula, tanda orang bahagia juga ada empat.
Pertama, mengingat dosa-dosa yang telah lalu. Kedua, melupakan kebaikan
yang pernah ia lakukan.
Ketiga, dalam urusan agama senang melihat kepada orang yang lebih
tinggi (dalam ibadah dan ketaatannya kepada Allah).
Keempat, dalam
urusan dunia senang melihat kepada orang yang lebih rendah (sehingga
mendorongnya untuk lebih mensyukuri nikmat-Nya).”
Marilah kita merenung, di manakan kita di antara kedua tanda
tersebut? Apabila memang kita lebih cenderung kepada sifat-sifat yang
celaka maka tidak ada salahnya untuk mengakui. Karena pengakuan adalah
langkah awal untuk memperbaiki diri.
Tanda celaka yang pertama adalah melupakan dosa-dosa yang telah lalu.
Kita sebagai manusia yang seringkali lalai, bukan saja melupakan dosa
yang telah lalu bahkan kita acapkali tidak menyadari bahwa apa yang kita
lakukan menambah pundi dosa kita.
Atau malah kita sudah tahu bahwa yang kita lakukan adalah dosa,
namun tetap saja kita melakukannya. Seakan-akan kita meremehkan balasan
yang pasti akan kita terima di akhirat. Maka, mengingat dosa akan
menghentikan niat buruk kita sekaligus menjadi motivator dalam menambah
pundi pahala.
Tanda celaka kedua adalah mengenang kebaikan di masa lalu. Adanya
perasaan ini di dalam hati manusia adalah bukti nyata tentang liciknya
syaitan. Syaitan pernah berjanji untuk selalu menggoda manusia yang
disebutkan Allah dalam banyak ayat, salah satunya dalam surat Al-A’rof :
17. “Kemudian saya akan datangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak mendapati
kebanyakan mereka bersyukur.”
Ketika manusia akan melakukan kebaikan, syaitan dengan berbagai
caranya menggoda manusia untuk gagal melakukannya. Namun ketika manusia
berhasil mengalahkan bisikan syaitan dengan tetap melakukan kebaikan,
syaitan menggoda manusia dengan cara yang lain. Dibisikkanlah ke dalam
hati manusia rasa bangga dengan kebaikannya. Sehingga muncullah bangga
diri. Muncullah rasa lebih baik daripada orang lain.
Astaghfirullahal’adzim.
Dalam hal ini, menyadari bahwa amalan kita belum tentu diterima Allah
memiliki peranan penting dalam menundukkan rasa ujub dan takabbur.
Tanda celaka ketiga adalah dalam urusan dunia selalu memandang kapada
yang lebih atas. Sehingga jiwa tidak tenang dan selalu merasa kurang.
Yang teringat hanyalah kekurangan dan serba kekurangan. Padahal, nikmat
dari Allah adalah tidak terkira. “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah,
tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat
dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). QS. Ibrahim : 34.
Dan yang tanda celaka yang terakhir adalah dalam urusan ibadah selalu
melihat kepada yang lebih rendah. Orang yang seperti ini akan menjadi
orang sombong yang merasa telah melakukan banyak. Padahal (lagi-lagi)
kita tidak tahu apakah amal kita diterima Allah atau tidak. Maka, semoga
kita dapat menjauhi tanda celaka dan mengamalkan tanda bahagia.
0 komentar:
Posting Komentar