Jumat, 07 Februari 2014

1+1=1

Teori fondasi rumah tangga 1+1=1 
Bagus untuk yang sudah menikah atau akan merencakan pernikahan.

Mengapa ada banyak pernikahan yang gagal/tidak bahagia? Tentu penyebabnya ada banyak faktor, salah satunya ialah fondasi dari rumah tangga yang mereka dirikan rapuh.

Alasan yang paling umum orang menikah ialah karena telah cukup umur dan suka sama suka. Alasan lain karena faktor 'kecelakaan', bisnis, tekanan ekonomi, tradisi, kebutuhan biologis, desakan orang tua, dll.



Pernikahan bukanlah 1+1=2, melainkan 1+1=1.

1+1=1 adalah hal impossible, kecuali pasangan ini bersedia masing-masing mngurangi ½ egonya menjadi ½+½=1.


 
Setelah menikah, suami-istri harus menghilangkan separuh dari watak individual masing-masing, setiap pasangan harus memiliki prsiapan mental untuk dpt melakukan kompromi, saling mengalah dan memaafkan. Dgn demikian, baru dpt mmbentuk sebuah mahliga rumah tangga yg sempurna.

Namun ada sekelompok golongan yg pernikahannya mngharuskan 1+0=1, maksudnya istri harus tunduk total pada suaminya tanpa mnghiraukan seluruh hak² kaum wanita.

Sebaliknya ada laki-laki yang terpaksa tunduk pada istriya habis-habisan karena istri lebih mapan dalam hal pendidikan & ekonomi.

Tentu saja kelompok 1+0=1 merupakan pernikahan yang tidak sehat.

Pernikahan yang bahagia adalah penyatuan dua orang yang brsedia saling memaafkan dan menerima apa adanya.

Agar perkawinan anda tetap meluap dengan kasih, maka kalau anda salah, akuilah dan minta maaf. Dan jika anda benar, tetaplah diam dan memaafkan. Selalu mencintai dengan tulus dan sepenuh hati, itulah kunci untuk bahagia.

Rahasia menjadi pasangan suami istri yg bahagia sesungguhnya tidak pernah dapat diajarkan, tetapi harus terus belajar dan belajar. Yang paling menyenangkan dalam suatu pernikahan adalah bangun cinta lagi setiap hari kepada pasangan kita.


-----------------------------------

BACA 2 MENIT SAJA.......

KISAH YANG MEMBUAT KITA TERSADAR

Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.

" Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?" tanya si pemuda.
" Oh… saya mau ke Jakarta terus - connecting flight ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua ",jawab ibu itu.
" Wouw… hebat sekali putra ibu " pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.

" Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya bu..?, Bagaimana dengan kakak adik-adik nya..?"

" Oh ya tentu " si Ibu bercerita :" Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang..."

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh.

" Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ..?"
Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab,
" anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak..". " Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.”

Pemuda itu segera menyahut, " Maaf ya Bu….. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani ..? “

Apakah kamu mau tahu jawabannya?…

Dengan tersenyum ibu itu menjawab,

” Ooo …tidak tidak begitu nak….Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani..”
Note Pelajaran Hari Ini : 

Semua orang di dunia ini penting. Buka mata kita, pikiran kita, hati kita. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca buku itu sampai selesai. 
Orang bijak berbicara “Hal yang paling penting adalah bukanlah SIAPAKAH KITA tetapi APA YANG SUDAH KITA LAKUKAN.."



(Kami sangat berharap teman-teman mau bantu share artikel yang luar biasa ini. Terima kasih atas dukungannya dan salam inspirasi)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution