Kedudukan Ibu dalam Islam
Kita bukan amuba yang berkembang biak dengan membelah diri. Kita juga
bukan kertas yang bisa diperbanyak dengan mesin foto copy. Kita adalah
manusia yang tanpa kehadiran seorang ibu, kita nggak akan pernah nongol
di dunia. Untuk itulah, Islam memuliakan banget..banget…banget seorang
ibu. Allah swt berfirman:
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا
عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
إِلَيَّ الْمَصِيرُ (١٤)
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
(QS Luqman, [31]: 14)
Bakti kita pada ibu bukan semata-mata balas budi. Lantaran sampe
titik darah penghabisan pun, kasih ibu nggak pernah terbalaskan. Suatu
saat Ibnu Umar ra pernah melihat seorang laki-laki menggendong ibunya
keliling ka’bah (thawaf). Orang itu kemudian bertanya kepada Ibnu Umar,
“Sudahkah aku menyelesaikan kewajibanku kepadanya?” Ibnu Umar menjawab,
“Engkau belum dapat membalas satu kali saja rasa sakit yang dirasakannya
saat ia melahirkanmu. Namun demikian, engkau telah melakukan kebaikan
dan Allah akan memberikan pahala yang besar atas perbuatan yang engkau
lakukan”.
Bakti kita kepada orang tua adalah jalan menuju surga dan neraka. Itu
berarti, kita bakal diganjar tiket neraka kalo durhaka ama orang tua.
Sebaliknya, kita bisa dapetin tiket surga kalo berbakti pada orang tua,
terutama ibu. Rasul saw bersabda: “Sungguh kecewa, sungguh kecewa, dan
sungguh kecewa, siapa saja yang mendapat kedua orangtuanya atau salah
satu dari keduanya sampai tua, kemudian ia tidak dapat masuk surga”.
(HR. Muslim)
Pren, kebangetan deh kalo kita berlaku durhaka pada orang tua
terutama Ibu. Bukan cuman nggak tahu diri, itu sama saja durhaka kepada
Allah saw dan Rasul-Nya. Jangan sampai kita menjiplak tingkahnya Malin
Kundang. Kalo dulu doi di kutuk jadi patung oleh ibunya, Malin Kundang
sekarang mungkin bakal dikutuk jadi ponsel jadul yang baterenya ngedrop,
layarnya monochrome, plus cuman bisa sms. Kaciaan deh!
Bukan Malin Kundang? Tunjukkan!
Pren, beranjak dewasa kayanya banyak dari kita yang tanpa sadar nggak
deket lagi ama ibu. Cuek bebek aja dengan kehadiran ibu. Soalnya kan
udah gede dan pastinya bukan anak mama lagi. Terkadang kita lebih milih
ngumpul bareng temen-temen dibanding nemenin ibu yang lagi sakit di
rumah. Padahal ketika kita sakit, ibu tinggalkan semua kepentingannya
untuk merawat kita. Terkadang kita ngerasa terganggu pas lagi nonton
tipi terus ibu minta tolong beli bumbu dapur atau diminta nemenin
belanja ke pasar. Padahal ibu selalu stand by 24 jam untuk bantuin kita.
Kita nggak pernah lagi ngobrol dari hati-ke hati dengan ibu lantaran
kita anggap ibu nggak nyetel lagi dengan dunia kita. Padahal waktu
kecil, ibu jadi tempat sampah yang menampung curhat kita tanpa bete.
Belum terlambat bagi kita untuk tunjukkin kalo kita sayang banget ama ibu. Caranya?
Pertama, selipkan doa kebaikan untuk kedua orang tua di setiap shalat
kita. Meskipun salah satu atau keduanya sudah tutup usia. Seorang
sahabat dari Bani Salamah bertanya kepada Rasul, “Ya Rasulullah,apakah ada hak orantua atas diriku yang wajib aku
penuhi meskipun mereka telah meninggal dunia? Maka Rasululah saw pun
menjawab, “Ada, yaitu mendoakan dan memohonkan ampunan atas keduanya,
memenuhi janji (wasiat) yang mereka buat, menjalin tali silaturahim
dengan keluarga dekat keduanya, serta memuliakan teman-teman keduanya.”
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah)
Kedua, bersikap lemah lembut kepada kedua orang tua. Jaga diri dari
perkataan kasar, bernada tinggi, atau merendahkan harga diri ayah ibu.
Mujahid, salah seorang ahli tafsir al-Qur’an menjelaskan kandungan (QS
Al Israa’, 17:23). “Jika kedua orangtua telah berusia lanjut, sehingga mereka tidak
bisa buang air kecil maupun buang air besar sendiri, maka janganlah
merasa jijik atau mengatakan ucapan “ah” kepada mereka berdua. Namun
buanglah air kencing dan kotorannya, sebagaimnana yang pernah mereka
lakukan yaitu membuang kotoran kita tanpa merasa jijik ketika kita masih
kecil.”
Ketiga, penuhi keperluannya. Kalo kita punya duit, sesekali kasih ibu
hadiah. Kalo lagi bokek, sediakan waktu untuk bantuin ibu tanpa
diminta. Dan jangan pernah terpikir kalo kita sudah berkeluarga terus
‘mengevakuasi’ ortu ke panti jompo. Yakin deh, Allah swt akan memudahkan
urusan anak yang ikhlas mengurus orangtuanya hingga akhir hayat. Rasul
saw bersabda, “Sungguh pada hari kiamat nanti ada hamba-hamba Allah yang tidak
akan disapa dan disucikan (diampuni dosa-dosanya) oleh Allah. Sahabat
bertanya, “Siapakah mereka, wahai Rasulullah?” Rasul menjawab, “Mereka
adalah orang-orang yang tidak mengakui orangtuanya dan mengabaikannya,
orang-orang yang tidak mengakui anak-anaknya serta orang-orang yang
mendapatkan kebaikan dari orang lain tapi tidak mengakuinya.” (HR.
Ahmad)
Keempat, ingatkan dengan cara yang baik. Kalo ortu berselisih
pendapat dengan kita, melarang kita ngaji atau menutup aurat dengan
sempurna, nggak usah ngambek. Tenangkan diri dulu, terus ngobrol dari
hati ke hati biar semuanya clear. Gitu juga kalo ortu bermaksiat pada
Allah swt. Jangan dijauhi, justru dekati dan ingatkan untuk kembali pada
jalan yang benar. Nah, pren mumpung kita masih hidup dan selagi kita masih ada waktu
ayo kita benahi hubungan kita dengan ortu, terutama ibu. Yang jauh
segera mendekat. Yang dekat segera merapat. (kaya teriakan sopir angkot
deh!). Jangan tunggu ortu tiada untuk menunjukkan bakti kita seperti
kisah-kisah di atas. Mulai dari sekarang. Awali dengan kirim sms sayang. Bikin surat cinta untuk kedua orang tua. Temui dan peluk sayang dengan
erat dan sampaikan permohonan maaf kalo selama ini kita berbuat salah.
Kita berharap, Allah swt mengumpulkan kita dan orang tua di surga-Nya
kelak. I luv yu mom (penulis ampe berkaca-kaca nulis artikel ini)!
[hafidz341@gmail.com]
0 komentar:
Posting Komentar