Muslimah yang Ikhlas
Saudariku muslimah… ketahuilah bahwa engkau dan manusia seluruhnya
di muka bumi ini diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah,
demikian pula tujuan jin diciptakan tidak lain adalah untuk meyembah
Allah.
Allah berfirman,
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahKu (yaitu mengesaknKu).” (Adz Dzariyat 56)
Ibadah dilakukan oleh seorang muslimah karena kebutuhannya terhadap
Allah sebagai tempat sandaran hati dan jiwa, sekaligus tempat memohon
pertolongan dan perlindungan. Dan ketahuilah saudariku bahwa ikhlas
merupakan salah satu syarat diterimanya amal seorang muslimah, di
samping dia harus mencontoh gerak dan ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam ibadahnya.
“Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya beribadah kepada
Allah dengan memurnikan dien (agama) kepadaNya, dengan mentauhidknnya.” (Al Bayyinah 5)
Ikhlas adalah meniatkan ibadah seorang muslimah hanya untuk
mengharap keridhoan dan wajah Allah semata dan tidak menjadikan sekutu
bagi Allah dalam ibadah tersebut. Ibadah yang dilakukan untuk selain
Allah atau menjadikan sekutu bagi Allah sebagai tujuan ibadah ketika
sedang beribadah kepada Allah adalah syirik dan ibadah yang dilakukan
dengan niat yang demikian tidak akan diterima oleh Allah. Misalnya
menyembah berhala di samping menyembah Allah atau dengan ibadah kita
mengharapkan pujian, harta, kedudukan dunia, dan lain-lain. Syirik
merusak kejernihan ibadah dan menghilangkan keikhlasan dan pahalanya.
Abu Umamah meriwayatkan, seseorang telah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, “Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan upah dan pujian? Apakah ia mendapatkan pahala?”
Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ” Ia tidak mendapatkan apa-apa.”
Orang tadi mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali, dan
Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tetap menjawab, ” Ia
tidak akan mendapatkan apa-apa. ” Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya
Allah tidak menerima suatu amal, kecuali jika dikerjakan murni
karenaNya dan mengharap wajahNya.” (HR. Abu Dawud dan Nasai)
Ketahuilah saudariku… bahwa ikhlas bukanlah hal yang mudah
dilakukan. Ikhlas adalah membersihkan hati dari segala kotoran, sedikit
atau pun banyak sehingga tujuan ibadah adalah murni karena Allah.
Ikhlas hanya akan datang dari seorang muslimah yang mencintai Allah
dan menjadikan Allah sebagi satu-satunya sandaran dan harapan. Namun
kebanyakan wanita pada zaman sekarang mudah tergoda dengan gemerlap
dunia dan mengikuti keinginan nafsunya. Padahal nafsu akan mendorong
seorang muslimah untuk lalai berbuat ketaatan dan tenggelam dalam
kemaksiatan, yang akhirnya akan menjerumuskan dia pada palung
kehancuran di dunia dan jurang neraka kelak di akhirat.
Oleh karena itu, hampir tidak ada ibadah yang dilakukan seorang
muslimah bisa benar-benar bersih dari harapan-harapan dunia. Namun ini
bukanlah alasan untuk tidak memperhatikan keikhlasan. Ingatlah bahwa
Allah sentiasa menyayangi hambaNya, selalu memberikan rahmat kepada
hambaNya dan senang jika hambaNya kembali padaNya. Allah senatiasa
menolong seorang muslimah yang berusaha mencari keridhoan dan wajahNya.
Tetaplah berusaha dan berlatih untuk menjadi orang yang ikhlas.
Salah satu cara untuk ikhlas adalah menghilangkan ketamakan terhadap
dunia dan berusaha agar hati selalu terfokus kepada janji Allah, bahwa
Allah akan memberikan balasan berupa kenikmatan abadi di surga dan
menjauhkan kita dari neraka. Selain itu, berusaha menyembunyikan amalan
kebaikan dan ibadah agar tidak menarik perhatianmu untuk dilihat dan
didengar orang, sehingga mereka memujimu. Belajarlah dari generasi
terdahulu yang berusaha ikhlas agar mendapatkan ridho Allah.
Dahulu ada penduduk Madinah yang mendapatkan sedekah misterius,
hingga akhirnya sedekah itu berhenti bertepatan dengan sepeninggalnya
Ali bin Al Husain. Orang-orang yang yang memandikan beliau tiba-tiba
melihat bekas-bekas menghitam di punggung beliau, dan bertanya, “Apa ini?” Sebagian mereka menjawab, “Beliau biasa memanggul karung gandum di waktu malam untuk dibagikan kepada orang-orang fakir di Madinah.”
Akhirnya mereka pun tahu siapa yang selama ini suka memberi sedekah
kepada mereka. Ketika hidupnya, Ali bin Husain pernah berkata, “Sesungguhnya sedekah yang dilakukan diam-diam dapat memadamkan kemurkaan Allah.”
Janganlah engkau menjadi orang-orang yang meremehkan keikhlasan dan
lalai darinya. Kelak pad hari kiamat orang-orang yang lalai akan
mendapati kebaikan-kebaikan mereka telah berubah menjadi keburukan.
Ibadah mereka tidak diterima Allah, sedang mereka juga mendapat balasan
berupa api neraka dosa syirik mereka kepada Allah.
Allah berfirman,
“Dan (pada hari kiamat) jelaslah bagi azab mereka dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan. Dan jelaslah bagi mereka keburukan dari apa-apa yang telah mereka kerjakan.” (Az Zumar 47-48)
“Katakanlah, Maukah kami kabarkan tentang orang yang paling
merugi amalan mereka? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia usaha mereka
di dunia, sedang mereka menyangka telah mengerjakan sebaik-baiknya.” (Al Kahfi 103-104)
Saudariku muslimah… bersabarlah dalam belajar ikhlas. Palingkan
wajahmu dari pujian manusia dan gemerlap dunia. Sesungguhnya dunia ini
fana dan akan hancur, maka sia-sia ibadah yang engkau lakukan untuk
dunia. Sedangkan akhirat adalah kekal, kenikmatannya juga siksanya.
Bersabarlah di dunia yang hanya sebentar, karena engkau tidak akan
mampu bersabar dengan siksa api neraka walau hanya sebentar.
--------------------------------------
Penulis: Ummu Habibah
Muroja’ah: Ustadz Abu Salman
Muroja’ah: Ustadz Abu Salman
Maraji’:
Aina Nahnu Min Akhlaqis Salaf
Tazkiyatun Nufus
Aina Nahnu Min Akhlaqis Salaf
Tazkiyatun Nufus
0 komentar:
Posting Komentar