Sifat-Sifat Allah SWT
Untuk memahami sifat-sifat ALLAH itu, kita memerlukan dalil aqli dan dalil naqli.
Dalil aqli adalah dalil yang bersumber dari akal (aqli dalam bahasa Arab = akal).
Dalil naqli adalah dalil yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Melalui dalil aqli dan dalil naqli ini sajalah kita dapat mengenal ALLAH. Tanpa dalil-dalil itu, kita tidak dapat mengetahui sifat-sifat ALLAH, dan kalau kita tidak mengetahui sifat-sifat ALLAH, berarti kita pun tidak mengenal ALLAH.
Sifat-sifat ALLAH SWT
- Sifat-sifat Wajib
- Sifat kesempurnaan yang pasti dimiliki oleh ALLAH SWT, jumlahnya 20.
- Sifat-sifat Mustahil
- Sifat yang mustahil dimiliki ALLAH SWT, jumlahnya juga 20.
- Sifat Jaiz / Mubah
- Sifat yang bebas bagi ALLAH, jumlahnya hanya satu, yaitu ALLAH SWT berkehendak sesuatu atau tidak berkehendak.
Sifat-sifat Allah SWT
No | Sifat Wajib | Sifat Mustahil | ||
---|---|---|---|---|
1 | Wujud | Ada | Adam | Tidak ada |
2 | Qidam | Dahulu | Huduus | Baru |
3 | Baqa’ | Kekal | Fana | Rusak |
4 | Mukhalafatuhu lil hawadits | Berbeda dengan ciptaan-Nya | Mumatsalatuhu lil hawadits | Sama dengan ciptaan-Nya |
5 | Qiyamuhu binafsihi | Berdiri dengan sendirinya | Ihtiyaju lighairihi | Membutuhkan yang lain |
6 | Wahdaniyyah | Esa atau Tunggal | Ta’addud | Berbilang |
7 | Qudrah | Berkuasa | ‘Ajzun | Lemah |
8 | Iradah | Berkehendak | Karahah | Terpaksa |
9 | Ilmu | Mengetahui | Jahlun | Bodoh |
10 | Hayat | Hidup | Mautun | Mati |
11 | Sam’un | Mendengar | Samamum | Tuli |
12 | Basar | Melihat | Umyun | Buta |
13 | Kalam | Berkata | Bukmun | Bisu |
14 | Qadirun | Yang Berkuasa | ‘Ajizun | Yang maha lemah |
15 | Muridun | Yang Berkehendak | Mukrahun | Yang maha terpaksa |
16 | ‘Alimun | Yang Mengetahui | Jahilun | Yang maha bodoh |
17 | Hayyun | Yang Hidup | Mayyitun | Yang mati |
18 | Sami’un | Yang Mendengar | Ashamma | Yang maha tuli |
19 | Basirun | Yang Melihat | A’maa | Yang maha buta |
20 | Mutakallimun | Yang Berbicara | Abkama | Yang maha bisu |
- Wujud, artinya ada. Sifat mustahilnya ‘Adam, artinya tidak ada.Tidak mudah untuk membuktikan bahwa ALLAH itu ada, kecuali bagi orang-orang yang beriman.
Memang kita tidak dapat melihat wujud ALLAH secara langsung, tetapi dengan menggunakan akal, kita dapat menyaksikan ciptaan-Nya. Alam semesta ini. Darimana alam semesta ini berasal? Pastilah ada yang menciptakannya. Siapakah Dia yang Maha Agung itu?
Dialah ALLAH SWT (Maha Suci dan Maha Tinggi). Dialah yang mengadakan segala sesuatu dan Dia pulalah yang menciptakan alam semesta beserta isinya, termasuk diri kita.
Sesungguhnya Rabb kamu ialah ALLAH yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak ALLAH. Maha suci ALLAH, Rabb semesta alam. (QS. Al-A’râf: 54)
- Qidam, artinya dahulu atau awal. Sifat mustahilnya Hudûs, artinya baru.Maksudnya,
adanya ALLAH adalah yang paling awal sebelum adanya alam semesta ini.
Adanya ALLAH berbeda dengan adanya alam semesta beserta isinya.
Perbedaan tsb terdapat pada kejadian dan prosesnya.
Kita ambil contoh: Adanya hujan didahului oleh terjadinya penguapan air laut.
Terjadinya pemuaian logam didahului oleh adanya panas.
Berbeda dengan alam semesta ini, adanya ALLAH tidak didahului oleh sebab-sebab tertentu, karena ALLAH zat yang paling awal. ALLAH adalah pencipta alam semesta, tidak mungkin hasil ciptaan lebih dulu ada dari Sang Penciptanya.
Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Hadîd: 3) - Baqa’, artinya kekal. Sifat mustahilnya Fana, artinya rusak.Semua
makhluk yang ada di alam semesta ini, baik itu manusia, binatang,
tumbuhan, planet, bintang, bulan, dll, suatu saat akan mengalami
kerusakan dan akhirnya mengalami kehancuran. Manusia, betapa pun gagah
perkasa dirinya, suatu saat pasti mati.
Apapun wujudnya, seluruh ciptaan ALLAH di dunia ini akan mengalami kerusakan. Hanya ALLAH SWT, Sang Pencipta, yang tidak akan rusak dan hancur, karena ALLAH bersifat kekal.
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS. Ar-Rahmân: 26-27)
Sungguh, betapa hina dan lemahnya kita di hadapan ALLAH, betapa tidak patutnya kita berbangga diri dengan kehebatan kita, karena segala kehebatan itu hanyalah sementara. Kelak semua akan berakhir, yang tersisa hanyalah amalan kita. Oleh sebab itu perbanyaklah amal selagi kita masih diberi kelapangan waktu di dunia ini. Dan bertaubatlah dengan kesalahan-kesalahan kita selagi kematian belum menghampiri kita.
- Mukhalafatuhu lil hawadits, artinya berbeda dengan ciptaannya. Sifat mustahilnyaMumatsalatuhu lil hawadits, artinya serupa dengan ciptaannya.Sifat ini menjelaskan bahwa ALLAH berbeda dengan hasil ciptaan-Nya.
Coba kita gunakan analogi, pelukis dengan lukisannya, pembuat patung dengan patung karyanya, apakah ada kesamaan antara pencipta dengan hasil ciptaannya? tentu tidak bukan? Bahkan robot yang paling canggih dan mirip dengan manusia sekalipun tidak akan sama dengan manusia penciptanya.
Begitulah ALLAH, Sang Pencipta, sudah pasti berbeda dengan ciptaan-Nya.
… Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Asy-Syûra: 11)
Dengan memahami sifat ALLAH ini, semoga kita tidak akan terjebak pada perbuatan takhyul dan syirik, yaitu menyembah selain ALLAH atau menyekutukan ALLAH. Tak ada suatu pun selain ALLAH yang pantas disembah. Menyembah selain ALLAH adalah perbuatan yang hina dan merendahkan martabat manusia sendiri.
- Qiyamuhu binafsihi, artinya berdiri sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Sifat mustahilnya Ihtiyaju lighairihi, artinya berdiri dengan bantuan yang lain.Keberadaan
makhluk ALLAH, tidak lepas dari bantuan yang lain. Manusia lahir karena
ada kedua orangtuanya, tumbuh dan berkembang karena dipelihara dan
dirawat oleh orangtuanya. Bahkan setelah besar pun, manusia tetap tidak
bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
ALLAH, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. (QS. Ali-Imran: 2)
Sadarlah kita, bahwa ternyata kita ini makhluk yang sangat lemah, karena tidak mampu hidup tanpa bantuan orang lain. Semoga kita pun menyadari pentingnya berbuat kebajikan dengan sesama. Karena itu sungguh tepat jika ALLAH memerintahkan kita untuk saling tolong-menolong dalam kebajikan dan taqwa.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi`ar-syi`ar Allah [389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram [390], jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya [391], dan binatang-binatang qalaa-id [392], dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya [393] dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka)…. Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada ALLAH, sesungguhnya ALLAH amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Mâidah: 2)
- Wahdaniyyah, artinya esa atau tunggal. Sifat mustahilnya Ta’addud, artinya berbilangatau lebih dari satu.Keesaan ALLAH itu mutlak. Artinya keesaan ALLAH meliputi zat, sifat, maupun perbuatan-Nya. Meyakini keesaan ALLAH, merupakan hal yang sangat prinsipil, sehingga
seseorang dianggap muslim atau tidak, tergantung pada pengakuan tentang
keesaan ALLAH. Ini bisa kita lihat bahwa untuk menjadi seorang muslim,
seseorang harus bersaksi terhadap keesaan ALLAH, yaitu dengan membaca syahadat tauhid yang berbunyi Aku bersaksi tiada Tuhan selain ALLAH.
Meyakini keesaan ALLAH juga merupakan inti ajaran para nabi, sejak Nabi
Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW.Mustahil ALLAH lebih dari satu.
Apabila itu terjadi, tentulah tidak akan tercipta alam semesta yang
teratur ini. Keteraturan alam semesta telah membuktikan pada kita bahwa
ALLAH itu Tunggal.
Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain ALLAH, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha Suci ALLAH yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (QS. Al-Anbiyâ: 22)
Dengan menghayati sifat wahdaniyyah ini, kita akan terhindar dari berbagai paham ketuhanan. Ada 2 macam paham ketuhanan, yaitu monoteisme dan politeisme. Monoteisme menyatakan bahwa Tuhan adalah satu, sedang politeisme menyatakan bahwa tuhan lebih dari satu. Agama-agama yang memiliki kepercayaan banyak dewa dan dewi yang mengatur alam semesta ini, adalah salah satu contoh paham politeisme. Islam adalah agama yang mengakui paham monoteisme secara mutlak. Tuhan dalam Islam hanyalah ALLAH, Pencipta dan Pengatur Alam Raya beserta isinya.
- Qudrah, artinya berkuasa. Sifat mustahilnya ‘Ajzun, artinya lemah.Kekuasaan
ALLAH adalah kekuasaan yang sempurna, karena kekuasaan ALLAH tidak
terbatas. Hal ini tentu berbeda dengan manusia yang mempunyai kelemahan
dan keterbatasan. Bagi ALLAH, jika ALLAH telah berkehendak melakukan
atau tidak melakukan sesuatu, maka tidak ada suatu pun yang dapat
menghalangi-Nya.
… Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 20)
Sungguh tidak patut kita sebagai manusia bersifat sombong dengan kekuasaan yang kita miliki, karena sebesar apa pun kekuasaan kita, kekuasaan ALLAH pasti lebih besar, dan yang Terbesar. Jika ALLAH berkehendak, Dia dapat menghilangkan kekuasaan kita dalam sekejap, dan kita tak akan berdaya untuk mempertahankannya.
- Iradah, artinya berkehendak. Sifat mustahilnya Karahah, artinya terpaksa.ALLAH
memiliki sifat selalu berkehendak. Kehendak ALLAH sesuai kemauan ALLAH
sendiri, tak ada rasa terpaksa atau dipaksa oleh pihak lain. Kehendak
ALLAH juga tidak dipengaruhi oleh pihak lain. Kehendak ALLAH tidak
terbatas, karena Ia dapat melakukan apa saja tanpa ada kuasa lain yang
dapat mencegah-Nya.
Manusia juga berkehendak, tapi kehendak manusia adalah terbatas pada kemampuannya sendiri.
- Manusia boleh berkehendak, namun ALLAH jualah yang menentukan hasilnya.
- Maksud hati ingin memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai.
- Sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya akan jatuh juga.
- Di atas langit masih ada langit.
- Ilmu, artinya mengetahui. Sifat mustahilnya Jahlun, artinya bodoh.Segala
yang ada di alam raya ini, baik yang besar maupun yang kecil, yang
terlihat maupun yang tersembunyi, tidak ada yang luput dari pengetahuan
ALLAH. ALLAH Maha Luas ilmunya, begitu luasnya ilmu ALLAH sehingga jika
seluruh air di lautan ini dijadikan tinta dan seluruh pohon dijadikan
alat tulisnya, tak akan mampu menuliskan ilmu ALLAH.Kita sering kagum
atas kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini.
Kita takjub akan indahnya karya dan canggihnya teknologi yang diciptakan
manusia.
Sadarkah kita, bahwa ilmu yang kita saksikan itu hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan ALLAH pada otak kita?Sungguh, ilmu ALLAH jauh melampaui semua itu, begitu tingginya ilmu ALLAH sehingga terkadang kita tak mampu untuk mengikuti dan memahaminya.
Katakanlah (kepada mereka): Apakah kamu akan memberitahukan kepada ALLAH tentang agamamu (keyakinanmu), padahal ALLAH mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Hujurât: 16)
Semoga dengan memahami sifat ilmu ini, kita sebagai hamba akan terdorong untuk terus menimba ilmu, selagi kita hidup, karena kita sadar bahwa sebanyak apapun ilmu yang telah kita ketahui, masih lebih banyak lagi ilmu yang belum kita diketahui. Semakin banyak ilmu kita, mudah-mudahan juga menambah rasa kagum dan syukur kita kepada ALLAH. Betapa hebatnya Ia, betapa tinggi ilmu-Nya, dan betapa kepandaian kita ini belum apa-apa dibandingkan dengan kepandaian ALLAH.
- Hayat, artinya hidup. Sifat mustahilnya Mautun, artinya mati.Hidupnya
ALLAH berbeda dengan hidupnya manusia. Perbedaan itu antara lain dapat
kita lihat bahwa ALLAH hidup tanpa ada yang menghidupkan. Manusia dan
makhluk hidup lain hidup karena dihidupkan oleh ALLAH SWT.
ALLAH hidup tidak bergantung dengan yang lain, sedang manusia hidupnya sangat bergantung dengan yang lain.
ALLAH hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian, bahkan mengantuk pun tidak. Manusia suatu saat pasti akan mengalami mati.
ALLAH tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur… Al-Baqarah: 255
ALLAH Maha Hidup, tidak mengantuk, tidak tidur, apalagi mati. Dan selama itu pula ALLAH selalu mengurus dan mengawasi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Oleh sebab itu hendaknya kita selalu berhati-hati dalam segala tindakan, karena gerak-gerik kita selalu diawasi dan dicatat oleh ALLAH, tak ada yang terlewatkan. Kelak di akhirat seluruh amalan tsb harus kita pertanggungjawabkan.
- Sam’un, artinya mendengar. Sifat mustahilnya Samamum, artinya tuli.ALLAH
Maha Mendengar. Pendengaran ALLAH tidak terbatas dan tidak terhalang
oleh jarak, ruang, dan waktu. Selemah apa pun suara, ALLAH mendengarnya.
Berbeda dengan manusia, pendengarannya sangat terbatas. Meski saat ini
teknologi manusia sudah maju, untuk mendengar suara jarak jauh sudah
bisa diatasi dengan media elektronik, namun jangkauannya tetap masih
terbatas. Suara bisikan, suara yang terhalang oleh benda-benda tertentu,
tetap tidak bisa kita dengarkan. Pendengaran manusia juga mengalami
penurunan seiring dengan semakin tuanya kita.Tapi pendengaran ALLAH
tidak demikian. ALLAH bisa mendengar suara yang sehalus apapun tanpa
memerlukan alat bantu apapun. Pendengaran ALLAH tidak akan melemah
sampai kapanpun.
…Dan ALLAH-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Mâidah: 76)
Dengan menyadari sifat sam’un ALLAH ini, semestinyalah kita senantiasa bertingkah laku, bersikap, berbicara, dan berpikir dengan bahasa yang santun dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang baik lagi bermanfaat. Karena ALLAH selalu mendengar segala perkataan manusia, baik yang terucap maupun hanya sekedar bisikan di dalam hati.
- Basar, artinya melihat. Sifat mustahilnya ‘Ama, artinya buta.Mustahil
ALLAH buta, karena ALLAH Maha sempurna, termasuk sempurna
penglihatan-Nya. Penglihatan ALLAH bersifat mutlak, tidak terhalang oleh
apa pun. ALLAH melihat segala sesuatu, baik yang besar dan kecil, yang
nampak dan tersembunyi. Penglihatan ALLAH bersifat terus-menerus, ALLAH
tidak pernah lalai walau sedetik pun dari melihat segala perbuatan kita.
Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hujurât: 18)
Dengan memahami sifat basar ALLAH ini, hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Kita sadar bahwa kita tidak bisa membohongi atau menyembunyikan kebohongan apa pun di hadapan ALLAH. Kepada manusia kita bisa berbohong, tapi tidak terhadap ALLAH, karena ALLAH melihat segala perbuatan kita.
Kelak di kemudian hari akan ditampakkan segala perbuatan dan kebohongan yang kita sembunyikan. Oleh sebab itu berbuat baiklah selalu, supaya kita tidak perlu merasa takut dan cemas jika suatu saat seluruh perbuatan kita akan disaksikan dan dimintakan pertanggujawabannya.
- Kalam, artinya berkata atau berfirman. Sifat mustahilnya Bukmum, artinya bisu.Bukti ALLAH bersifat kalam dapat kita lihat dari kitab-kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya.
Al-Quran yang sering kita baca dan kita lafadzkan setiap hari, adalah firman ALLAH yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
…Dan ALLAH telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (QS. An-Nisâ: 164)
0 komentar:
Posting Komentar