Tips dan Nasihat untuk Menikah Menurut Islam
Umumnya setiap orang yang dewasa pasti
ingin menikah untuk membentuk keluarga sakinah mawaddah war rahmah atau
keluarga yang bahagia di dunia dan akhirat. Apalagi nikah adalah satu
perintah agama:
“Dan kawinkanlah
orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui.” [An Nuur:32]
Barangsiapa
kawin (beristeri) maka dia telah melindungi (menguasai) separo
agamanya, karena itu hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam
memelihara yang separonya lagi. (HR. Al Hakim dan Ath-Thahawi)
Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa
beberapa orang sahabat Nabi saw. bertanya secara diam-diam kepada
istri-istri Nabi saw. tentang amal ibadah beliau. Lalu di antara mereka
ada yang mengatakan: Aku tidak akan menikah dengan wanita. Yang lain
berkata: Aku tidak akan memakan daging. Dan yang lain lagi mengatakan:
Aku tidak akan tidur dengan alas. Mendengar itu, Nabi saw. memuji Allah
dan bersabda: Apa yang diinginkan orang-orang yang berkata begini,
begini! Padahal aku sendiri salat dan tidur, berpuasa dan berbuka serta
menikahi wanita! Barang siapa yang tidak menyukai sunahku, maka ia
bukan termasuk golonganku. (Shahih Muslim No.2487)
Hadis riwayat Sa`ad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. melarang Usman bin Mazh`un hidup mengurung diri untuk beribadah
dan menjauhi wanita (istri) dan seandainya beliau mengizinkan, niscaya
kami akan mengebiri diri. (Shahih Muslim No.2488)
Abdullah
Ibnu Mas’ud Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda pada kami: “Wahai generasi muda, barangsiapa
di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia
dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum
mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu.” Muttafaq
Alaihi.
Nah bagaimana caranya agar kita bisa memiliki keluarga yang bahagia?
Itu
semua tak lepas dari usaha, doa, dan tawakkal kita kepada Allah SWT.
Allah dan RasulNya sudah memberi petunjuk di Al Qur’an dan Hadits.
Melihat dan berkenalan
Sebelum
memutuskan untuk menikah, kita harus melihat dulu calon pasangan kita.
Ini agar tidak seperti membeli kucing dalam karung:
Menurut
riwayat Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam pernah bertanya kepada seseorang yang akan menikahi seorang
wanita: “Apakah engkau telah melihatnya?” Ia menjawab: Belum. Beliau
bersabda: “Pergi dan lihatlah dia.”
Jangan Berpacaran
Meski kita harus ta’aruf atau mengenal, tapi pacaran dalam Islam adalah hal yang terlarang.
“Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa’:32]
Ada
orang yang berpacaran sampai bertahun-tahun lebih. Bahkan ada pula yang
sampai kumpul kebo dengan alasan agar bisa mengenal calon pasangannya.
Itu adalah haram. Toh begitu menikah, banyak juga yang cerai.
Sebab
bagaimana pun juga orang pacaran itu selalu menutupi kekurangannya dan
hanya menampilkan yang baik-baik saja. Banyak ulama mengatakan, kalau
pacaran itu tidak pernah kita mendengar suara kentut dari pasangan
kita. Tapi begitu menikah, sering sekali kedengaran. Jadi pacaran itu
bukanlah hal yang yang tepat untuk mengenal pasangan.
Untuk
mengenal pasangan anda, carilah informasi dari orang dekatnya entah itu
saudara, teman, atau tetangganya. Minta juga penilaian dari orang tua
dan keluarga anda. Sebab orang yang jatuh cinta itu banyak yang “buta.”
Tidak dapat melihat kekurangan orang yang dia cinta.
Dari
statistik Ohio University dijelaskan bahwa 1 dari 3 wanita di AS pernah
diperkosa. Kemudian dari Ensiklopedi MS Encarta juga dijelaskan 80%
pelaku adalah pacar dari si korban. Hanya 16% kasus perkosaan yang dilaporkan. Banyak kasus perzinahan mungkin sebetulnya adalah perkosaan di mana si pacar mendesak untuk diberi jatah. Jadi pacaran itu dampak negatifnya cukup banyak.
Sulit Mencari Jodoh?
Ada
juga orang yang sulit mencari jodoh. Kemungkinan orang ini terlalu
pilih-pilih atau selektif. Yang penting itu sebenarnya akhlak dan
agamanya. Tampang itu yang biasa-biasa saja, begitu pula yang lainnya.
Selain
itu seringlah bersilaturrahim ke tempat saudara atau mengikuti
pengajian. Makin luas silaturrahim anda, makin mudah pula anda mencari
jodoh. Jangan lupa untuk senantiasa senyum sehingga orang tidak kabur
ketika melihat anda…
Jangan Melamar Wanita yang Sedang Dilamar Orang Lain
Ada
pepatah Perancis: “Cherchez la Femme” Artinya, (jika ada keributan)
carilah wanitanya. Ini karena sering terjadi perkelahian untuk
memperebutkan wanita. Tak jarang berakhir dengan maut. Oleh karena itu,
Islam melarang seseorang untuk melamar wanita lain yang sedang dilamar
pria lain.
Dari Ibnu Umar
ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah seseorang di antara kamu
melamar seseorang yang sedang dilamar saudaranya, hingga pelamar
pertama meninggalkan atau mengizinkannya.” Muttafaq Alaihi dan
lafadznya menurut Bukhari.
Memilih Pasangan Hidup
Pertama-tama
kita harus mencari pasangan hidup yang baik menurut agama. Mungkin
banyak orang mengeluh karena dia sulit mendapat jodoh. Tidak ada
pria/wanita yang mendekati dirinya. Nah orang itu harus introspeksi
diri.
Pertama apakah penampilannya
kucel dan semrawut? Jika ya, jangan heran jika banyak orang tidak
menengok dirinya. Kita harus berpenampilan bersih, rapi, dengan wajah
yang ceria. Jika wajah murung atau cemberut tentu orang juga enggan
mendekat. Itulah sebabnya Nabi berkata “Senyum itu sedekah”
Kemudian
lihat pergaulan atau jaringan teman dan keluarga anda. Apakah anda
sehari-hari hanya berkurung diri di kamar saja? Tentu saja anda tidak
harus melakukan dugem di diskotik yang akhirnya paling hanya dapat
pecandu narkoba/alkohol sebagai suami/istri. Tapi anda bisa mengikuti
pengajian di lingkungan rumah anda.
Bagaimana pun juga keluarga dan teman bisa jadi mak comblang/perantara yang ampuh untuk mencari jodoh.
Jangan
pasang kriteria terlalu tinggi, misalnya harus ganteng/cantik, harus
cerdas lulus S3, kaya, dan beriman. Sulit mencari orang yang sempurna.
Jika pun anda bisa menemukan orang yang seperti itu, belum tentu dia
mau dengan anda.
Pilihlah wanita yang beriman dan saleh untuk jadi pasangan anda:
Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita (isteri) yang sholehah. (HR. Muslim)
Wanita
dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya, karena
kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Hendaknya
pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu. (HR. Muslim)
Wanita
yang baik akan senantiasa menjaga auratnya. Dia tidak akan menerima
tamu pria yang bukan muhrimnya jika anda pergi bekerja.
Sebaliknya,
jangan pilih wanita yang mengumbar auratnya/sexy untuk menggoda para
pria. Banyak terjadi wanita seperti ini ketika suaminya pergi, maka dia
selingkuh dengan pria lain. Bahkan tidak jarang akhirnya membunuh
suaminya agar bisa tetap bersama pacarnya. Semoga hal ini tidak menimpa
kita semua.
“Laki-laki yang berzina
tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang
musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh
laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu
diharamkan atas oran-orang yang mukmin” [An Nuur:3]
Pilih wanita yang beriman. Bukan yang musyrik/beda agama:
“Dan
janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang
musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun
dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke
surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran.” [Al Baqarah:221]
Sebelum
anda jatuh cinta dengan seseorang, teliti dulu agamanya. Islam apa
bukan? Jika Islam, perhatikan lagi, sholat apa tidak? Jika tidak
sholat, sebaiknya tinggalkan karena sholat adalah pembeda antara orang
yang beriman dengan orang kafir.
Seganteng
atau secantik apa pun orang yang membuat anda jatuh hati, jika dia
kafir niscaya akan dibakar dengan api neraka sehingga wujudnya akan
jadi mengerikan. Jika anda pernah menyaksikan mayat yang hangus hitam
terbakar, ingatlah itu. Seganteng apa pun orang itu misalnya seganteng
Primus atau Keanu Reves, tapi jika dia kafir maka wajahnya akan
mengerikan bukan hanya di neraka. Tapi juga di kubur. Ingatlah hal ini
agar anda tidak tertarik dengan orang kafir yang ganteng atau cantik.
Meski mungkin sudah banyak yang tahu, ada baiknya kita baca ayat di bawah tentang siapa yang tidak boleh kita nikahi:
“Diharamkan
atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan;
saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang
perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan
dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari
saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara
perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu
yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi
jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan),
maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu)
isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam
perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi
pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” [An Nisaa’:23]
Amati Bagaimana Amarahnya
Setiap
orang pasti pernah marah. Cuma ada yang melampiaskan kemarahannya
dengan perbuatan yang menyakitkan, ada juga yang sekedar mengeluarkan
kata-kata kotor, ada pula yang sekedar diam saja.
Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (KDRT) terjadi akibat pasangan tidak mampu
mengontrol amarahnya. Kadang bukan sekedar melukai, tapi juga bisa
membunuh pasangan atau anaknya. Oleh karena itu anda harus bisa
mengetahui bagaimana sifat calon pasangan anda jika marah agar tidak
menyesal nantinya. Jangan sampai, terutama kaum wanita, jadi sansak
hidup yang selalu dipukul oleh suaminya.
Ada
wanita yang baru tahu suaminya kasar setelah menikah. Sering memukul
hingga membuat dia berdarah. Sebelum menikah, katanya calon suaminya
sangat baik. Oleh karena itu tak ada salahnya jika anda sekali dua kali
mencoba membuat pasangan anda marah agar hal semacam itu bisa dideteksi
secara dini. Jika anda terlanjur menikahi orang seperti ini, sebaiknya
segera mencari perlindungan dan bercerai. Memang setelah marah mereka
sangat baik dan sangat cepat menjadi baik lagi karena seluruh
kemarahannya mereka keluarkan kepada anda. Tapi pasti mereka akan
mengulanginya lagi.
Sebaik-baik
orang adalah yang diam jika dia marah. Jika pun berkata, dia sekedar
mengungkapkan hal yang dia tidak suka tanpa menyebut anda dengan
sebutan yang buruk.
Paling
dekat dengan aku kedudukannya pada had kiamat adalah orang yang paling
baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap
keluarganya. (HR. Ar-Ridha)
Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam. (HR. Ahmad)
Selama menikah, Nabi belum pernah memukul istri atau pun anak-anaknya.
Pada
saat anda sudah menikah, sebaiknya hanya ada 1 pihak saja yang marah.
Yang lain sebaiknya mengalah. Ketika marah, jangan sekali-kali
mengucapkan kata “Cerai.” Sebab itu bukanlah kata yang bisa diucapkan
secara main-main atau untuk mengancam.
Dari
Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tiga hal yang bila
dikatakan dengan sungguh akan jadi dan bila dikatakan dengan main-main
akan jadi, yaitu: nikah, talak dan rujuk (kembali ke istri lagi).”
Riwayat Imam Empat kecuali Nasa’i. Hadits shahih menurut Hakim.
Jangan pula anda mengeluarkan kata-kata dari “Kebun Binatang” atau pun sebutan menyakitkan lainnya.
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih
baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan
kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri (sesama Muslim) dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk
panggilan adalah panggilan yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang
tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” [Al
Hujuraat:11]
Jangan Mencintai Pasangan Anda Secara Berlebihan
Menurut
pepatah Inggris: “Love me little, love me long”. Cintai aku sedikit,
tapi abadi. Biasanya pasangan yang cintanya berlebihan, sehingga di
depan umum pun tampil sangat mesra, dalam beberapa tahun saja pasti
bercerai. Ini karena rasa cintanya terlalu diumbar sehingga dalam waktu
singkat sudah “habis.”
Dalam Islam,
kita tidak boleh berlebihan. Kita harus mengutamakan cinta kita kepada
Allah dan Rasulnya. Jika pun kita mencintai sesama atau pasangan kita,
itu karena Allah.
Barangsiapa
memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah,
membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah
imannya. (HR. Abu Dawud)
Jika kita
mencintai pasangan kita lebih daripada Allah, niscaya hati kita akan
hancur dan putus asa jika pasangan kita meninggalkan kita baik karena
cerai atau pun karena mati.
Sebaliknya
jika kita mencintai Allah di atas segalanya, niscaya kita akan selalu
tegar dan tabah karena kita yakin bahwa Allah itu Maha Hidup dan Abadi
serta selalu bersama dengan hambanya yang Saleh.
Menikahlah Karena Cinta
Seharusnya
kita menikah karena cinta. Bukan karena paksaan. Oleh karena itu,
sebetulnya kisah kawin paksa antara Siti Nurbaya dengan Datuk Maringgih
itu bertentangan dalam Islam.
Dari
Zakwan ia berkata: Aku mendengar Aisyah berkata: Aku bertanya kepada
Rasulullah saw. tentang seorang gadis perawan yang dinikahkan oleh
keluarganya, apakah ia harus dimintai persetujuan ataukah tidak? Beliau
menjawab: Ya, harus dimintai persetujuan! Lalu Aisyah berkata: Aku
katakan kepada beliau, perempuan itu merasa malu. Rasulullah saw.
bersabda: Itulah tanda setujunya bila ia diam. (Shahih Muslim No.2544)
Syiarkanlah Pernikahan
Dalam
Islam, pernikahan itu meski itu adalah pernikahan kedua, ketiga, atau
keempat (poligami) harus disiarkan ke masyarakat luas agar nanti tidak
terjadi fitnah.
Dari Amir Ibnu
Abdullah Ibnu al-Zubair, dari ayahnya Radliyallaahu ‘anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sebarkanlah berita
pernikahan.” Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut Hakim.
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa
Nabi saw. melihat warna bekas wangian pengantin di tubuh Abdurrahman
bin Auf, lalu beliau bertanya: Apakah ini? Abdurrahman menjawab: Wahai
Rasulullah, sesungguhnya aku baru saja menikahi seorang wanita dengan
mahar seharga lima dirham emas. Rasulullah saw. lalu bersabda: Semoga
Allah memberkahimu dan rayakanlah walaupun dengan seekor kambing.
(Shahih Muslim No.2556)
Dari Anas
Ibnu Malik ra bahwa Nabi SAW pernah melihat bekas kekuningan pada
Abdurrahman Ibnu Auf. Lalu beliau bersabda: “Apa ini?”. Ia berkata:
Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah menikahi seorang perempuan
dengan maskawin senilai satu biji emas. Beliau bersabda: “Semoga Allah
memberkahimu, selenggarakanlah walimah (resepsi) walaupun hanya dengan
seekor kambing.” Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Muslim.
Sering
orang melakukan pernikahan secara diam-diam atau nikah siri sehingga
orang banyak tidak tahu apakah mereka berdua menikah atau tidak. Itu
jelas tidak sesuai dengan sunnah Nabi. Jika yang dilakukan pernikahan
siri adalah istri kedua sementara istri pertama dirayakan, maka itu
adalah ketidak-adilan yang tidak bisa ditolerir.
Dari
Abu Hurairah ra bahwa Nabi SAW bersabda: “Barang siapa memiliki dua
orang istri dan ia condong kepada salah satunya (tidak adil), ia akan
datang pada hari kiamat dengan tubuh miring.” Riwayat Ahmad dan Imam
Empat, dan sanadnya shahih.
Jangan Bercerai
Perceraian adalah hal yang halal tapi dibenci Allah:
Dari
Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Perbuatan halal yang
paling dibenci Allah ialah cerai.” Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah
Kenapa begitu?
Karena perceraian bukan hanya menyakitkan pihak yang bercerai, tapi juga anak-anaknya.
Agar
tidak bercerai, maka suami harus bertanggung-jawab memberi nafkah lahir
dan batin pada istrinya dan keluarganya serta memperlakukan mereka
dengan baik.
Istri juga harus paham bahwa suami adalah pemimpin keluarga dan menghormatinya.
“Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari
harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena
Allah telah memelihara (mereka)..” [An Nisaa’:34]
Sediakanlah
makan dan minuman bagi suami dan keluarganya. Karena wanita
bertanggung-jawab mengatur hal itu. Masing-masing punya tugas dan
tanggung–jawab.
Jika marah,
sebaiknya diam. Jangan melontarkan kata-kata yang menyakitkan. Apalagi
sampai main tangan. Jika ada satu yang marah, yang lain hendaknya
mengalah. Sebab kalau keduanya sama-sama marah bisa berakibat “fatal.”
Istri
juga harus menghargai orang tua suami, begitu pula sebaliknya karena
kedua orang tua tersebut seolah-olah sudah jadi orang tua mereka semua.
Sering
perceraian terjadi karena faktor ekonomi, misalnya suami penghasilannya
kurang atau bahkan diPHK. Istri hendaknya tidak diam atau justru
merongrong suaminya. Sebaliknya coba bantu suaminya mencari nafkah.
Meski
wanita tidak wajib mencari nafkah, toh Khadijah yang merupakan wanita
yang paling utama, membantu Nabi dengan harta kekayaannya.
Saya
lihat juga para istri yang langgeng menikah dengan suaminya, aktif
membantu suaminya mencari uang dengan membuka katering atau berdagang
di rumah sehingga mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga kuliah.
Rajinlah
berolahraga agar anda bisa memberi nafkah lahir dan batin. Bagaimana
pun juga menurut Nabi Kesehatan adalah nikmat terbaik setelah iman.
Karena itu peliharalah dengan berolahraga.
Seringlah
berdoa: “Robbana hablana min azwaajina wa dzurriyatina qurrota a’yuun.
Waj’alna lil muttaqiina imaama” (Ya Allah, jadikanlah istri-istri dan
anak-anak kami sebagai penghibur hati. Dan jadikanlah kami sebagai
pemimpin orang-orang yang takwa).
0 komentar:
Posting Komentar