Tak Sekadar Puasa
Selamat berpuasa yang sesungguhnya. Bukan puasa sebatas menahan diri dari lapar dan dahaga.
Sudah berapa kali kita menjalankan ibadah puasa atau shaum?
Seandainya saat ini Anda berusia 20 tahun. minimal telah 13 kali
merasakan puasa Ramadhan apabila sudah melaksanakannya sejak usia 7
tahun. Demikian pula apabila usia Anda sekarang 35 tahun, bisa jadi
sudah 28 kali menjalankan ibadah puasa.
Pertanyaannya, bagaimana dampak setelah berkali-kali melaksanakan ibadah puasa? Apakah Anda menjadi lebih baik? Sama saja sebelum dan sesudah berpuasa? Atau malah lebih jelek?
Kalau kita bandingkan dengan dunia hewan, maka mahluk Allah bernama binatang juga melakukan puasa dan hasilnya jauh lebih baik dari sebelum berpuasa.
Setidaknya
ada lima hewan yang kerap melakukan puasa yakni unta, ayam betina.
ular, ulat, dan kukang, Unta mampu bertahan selama delapan hari tanpa
makan dan minum. Ayam betina bisa menjalankan puasa selama tiga minggu
untuk mengerami telur dan hasilnya mendapatkan anak-anak ayam.
Demikian
pula dengan yang saat berpuasa penuh, biasanya ular tidak akan
melakukan aktivitas apa-apa. Ular hanya akan bersembunyi dan berdiam
diri selama tiga minggu sehingga mengalami proses biologi berupa ganti
kulit. Ular akan mengganti kulitnya yang tua dan kusam, dan berubah
meajadi kulit yang segar, berwarna-warni, dan indah.
Ulat
juga berpuasa antara 14-16 hari sehingga wujudnya berubah menjadi hewan
yang indah dan menawan yakni kupu-kupu. Sementara kukang akan berpuasa
setelah makan dengan kenyang karena kukang termasuk hewan pemalas.
Sesungguhnya
kata puasa berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna menahan diri
seperti tidak makan dan minum serta tidak melakukan hubungan suami
istri selama waktu tertentu. Ada juga yang memaknai puasa sebagai
pengindonesiaan dari kata pause yang bermakna berhenti sesaat,
sebentar, atau dalam rentang wakku tertentu.
Tentu ajaran Islam
tidak sebatas mengajarkan puasa hanya menahan diri dari makan dan minum
serta berhubungan badan di siang hari antara suami dan istri. Anehnya,
sampai bertahun-tahun kita berpuasa, masih saja berkutat pada makna
tersebut. Akibatnya puasa kita hanya sebatas rutinitas dan insidental
tanpa dampak sama sekali.
Puasa harus dimaknai lebih jauh, yakni menahan diri dari semua hal yang dilarang oleh Allah SWT. seperti bertahan dari godaan maksiat
dan menjauhi perbuatan keji serta perbuatan yang tidak terpuji lahir
dan batin. Makna menahan diri juga harus direfleksikan di luar Ramadhan, yakni sebelas bulan selepas Ramadhan.
Menahan
diri dari perbuatan korupsi, manipulasi, maupun konspirasi yang akan
merugikan masyarakat banyak. Bisa jadi seseorang yang rajin berpuasa,
tetapi tetap saja melaksanakan korupsi maupun manipulasi. Lalu,
dimanakah dampak dari menjalankan ibadah puasa selama ini?
Puasa merupakan suatu proses menjadi orang yang lebih baik dan lebih bertakwa kepada Allah SWT.
Seorang pemimpin harus menahan diri bahkan berhenti dari bicara yang
mengumbar janji. Puasa juga dari memamanfaatkan anggaran negara untuk
keperluan diri, keluarga, golongan. maupun partainya.
Tentu
dampak dari puasa dalam menahan diri untuk melakukan kemungkaran harus
dimulai dari kesadaran diri sendiri. Puasa sebetulnya merupakan upaya
diri sendiri, dilakukan oleh diri sendiri, dan dalam kerangka hubungan
spiritual dengan Ilahi.
Berpuasa adalah rentang waktu perjuangan sekaligus proses dalam bertanding untuk mengalahkan nafsu diri. Berproses untuk melawan diri sendiri seperti kerakusan dan ketamakan. Hawa nafsu yang biasa membawa kita jauh dari hubungan dengan Ilahi serta sesama manusia. Wajar apabila Nabi Muhammad SAW. setelah pulang dari perang Badar ketika bulan Ramadhan dan berpuasa malah menyamakannya seperti baru kembali dari perang kecil, sebab perang besar sesungguhnya ialah mengendalikan hawa nafsu.
Oleh
karena itu, jika puasa sebagai upaya menaklukkan diri sendiri terhadap
semua hal, walaupun ada godaan, tantangan, ujian, maupun daya tarik
serta bujukan di sekitarnya, maka ia tidak menanggapi karena memang ia
harus menang dan mengalahkan semuanya itu. Jika tanpa tantangan dan
ujian, maka kita tak bisa mengukur diri sendiri bahwa kita sanggup
untuk menaklukkan diri sendiri.
Dalam
kehidupan sehari-hari, apalagi memiliki kewenangan kekuasaan, tentu
saja akan banyak tantangan dan ujian yang menggoda. Nah. disinilah
peran dari puasa agar kita tetap kuat menahan serbuan ujian tersebut
sehingga kita bisa menang dalam menghadapinya.
0 komentar:
Posting Komentar