Bagaimana Cara Mencintai Allah?
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah pernah menggambarkan sebuah pengibaratan
tentang bentuk cinta kepada Allah. Beliau berkata bahwa cinta kepada
Allah itu ibarat pohon dalam hati, akarnya adalah merendahkan diri di
hadapan Dzat yang dicintainya, batangnya adalah mengenal nama dan sifat
Allah, rantingnya adalah rasa takut kepada (siksa)Nya, daunnya adalah
rasa malu terhadap-Nya, buah yang dihasilkan adalah taat kepadaNya Dan
penyiramnya adalah dzikir kepadaNya. Kapanpun jika amalan-amalan
tersebut berkurang maka berkurang pulalah mahabbahnya kepada Allah”.
(Raudlatul Muhibin, 409, Darush Shofa).
Mencintai Allah SWT adalah menjadikan Allah SWT dan segala
perintahnya sebagai prioritas utama dalam segala wujud kehidupan
sehari-hari. Cinta kepada Allah SWT adalah cinta pada level tertinggi,
mengalahkan segala bentuk cinta kepada manusia, termasuk kepada orang
tua, istri, anak-anak, harta benda dan semuanya.
Jangankan menjadikan yang selain Allah SWT itu lebih tinggi
derajatnya dengan cinta kepada Allah, bahkan bila hanya sama dan
sederajat saja, sudah dikatakan zalim oleh Allah.
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya
kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu
mengetahui ketika mereka melihat siksa, bahwa kekuatan itu kepunyaan
Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya. QS. Al-Baqarah: 165)
Apalagi bila menjadikan semua itu lebih kita cintai dari Allah, tentu
lebih parah lagi. Allah menyebut mereka yang mencintai selain dirinya
dengan tingkat kecintaan yang lebih tinggi dari mencintai Allah, mereka
adalah orang fasiq.
Katakanlah, "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara,
isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu
sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari
berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan NYA." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
fasik. (QS At-Taubah: 24)
Tata Cara Mencintai Allah
Cara mencintai Allah tentu harus sesuai dengan cara yang ditentukan
Allah SWT. Bukan dengan cara mengarang-ngarang sendiri, apalagi
menciptakan sendiri ritual-ritual aneh yang tidak ada dasarnya dari
Allah SWT.
Dan bentuk mencintai Allah SWT yang paling tepat adalah dengan cara
mengikuti petunjuk dari Rasulullah SAW. Sebab beliau adalah petugas
resmi yang diutus Allah SWT kepada umat manusia untuk mengajarkan
bagaimana cara mewujudkan bentuk real sebuah cinta kepada-Nya.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ
اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah:
"Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS.Ali Imran: 31)
Apapun realisasi rasa cinta seseorang kepada Allah SWT, tetapi kalau
sampai bertentangan dengan apa yang telah Rasulullah SAW ajarkan, maka
pengungkapan bentuk cinta itu justru tertolak, bahkan malah melahirkan
laknat dan siksa dari Allah.
Sebab kedudukan Rasulullah SAW adalah sebagai utusan resmi
satu-satunya dari Allah kepada seluruh manusia, bahkan kepada seluruh
makhluk hidup yang ada. Maka apa pun yang beliau sampaikan, wajib kita
ikuti dengan sepenuh hati. Sebaliknya, apapun yang dilaranganya, tentu
saja wajib kita jauhi dari diri kita. Penegasan pernyataan ini
disampaikan Allah langsung di dalam Al-Quran Al-Kariem.
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (QS. Al-Hasyr: 7)
0 komentar:
Posting Komentar