Jumat, 23 November 2012

Wanita Berhijablah

Kemuliaan Wanita

Katakanlah kepada wanita yang beriman: 

"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Dan jangan pula mereka memperagakan kecantikannya kecuali kepada suaminya, atau ayahnya, atau ayah suaminya, atau putra-putranya, atau putra-putra dari suaminya, atau saudara-saudaranya, atau putra-putra dari saudara laki-lakinya, atau putra-putra dari saudara-saudara perempuannya, atau wanita-wanita Islam, atau hamba sahaya mereka, atau pelayan-pelayan laki-lakinya yang bebas rasa birahi, atau anak laki-laki yang belum mengerti apa-apa tentang aurat perempuan. Selanjutnya, janganlah mereka menghentakkan kakinya ke tanah untuk menarik perhatian orang dengan gemerincing bunyi gelang perhiasannya yang tersembunyi. Dan bertaubatlah kalian semuanya kepada Allah hai orang-orang yang beriman, semoga kalian beruntung”(An Nuur, 24 : 31)


Ayat di atas merupakan “peringatan” sekaligus sebagai “pelindung” bagi kemuliaan kaum wanita di sisi-Nya. Kita ketahui dalam sejarah, pada zaman “Jahiliyyah”, kaum wanita sama sekali tidak berharga. Ia hanya dipandang sebagai barang atau benda yang bisa diperjualbelikan atau diwariskan sebagaimana layaknya benda-benda lainnya. Pada masa itu, seorang suami merasa malu dan hina jika istrinya melahirkan anak perempuan. Untuk menutup rasa malu dan hinanya itu maka dikuburkannya hidup-hidup bayi perempuannya. Inilah gambaran kehidupan masa Jahiliyyah “tempo dulu” di mana wanita betul-betul tak bernilai.

Usailah sudah zaman Jahiliyyah menuju zaman Cahaya Terang Benderang atas kehadiran Islam yang mengangkat derajat dan martabat kaum wanita dari anggapan sebagai barang yang tidak berharga hingga menjadi manusia yang punya hak dan kewajiban yang sama dengan pria dalam batas-batas tertentu. Dan, sinilah hakikat emansipasi yang mula-mula diproklamirkan oleh manusia pilihan-Nya, Nabi Muhammad Saw. yakni emansipasi yang benar bukan emansipasi yang kotor yang banyak dilumuri lumpur kemaksiatan. Dalam waktu relatif singkat, kaum wanita Islam memperoleh kemerdekaannya sebagai manusia yang punya nilai Agama Islam datang dengan misi antara lain untuk mengangkat derajat dan martabat kaum wanita dari jurang kehinaan yang kemudian diposisikannya di tempat yang layak dan mulia baginya. Islam tidak akan menempatkan kaum wanita di tempat yang hina sebagai budak yang najis. Bukan pula di tempatkan di dalam gudang sebagai barang yang tidak berharga sama sekali. Bukan pula di tempatkan di tempat yang tinggi sebagai patung yang dungu untuk disanjung dan dipuja, dan diletakkan di sudut istana sebagai hiasan kamar !
Sebagai manusia, sudah selayaknyalah kaum wanita bersyukur kepada Allah SWT atas kehadiran risalah Islam yang telah melepaskan belenggu perbudakan dan memerdekakan kaum wanita. Islam menghendaki kemajuan kaum wanita dengan tujuan untuk mengangkat derajat mereka ke atas tempat yang terhormat dan mulia. Untuk menuju tempat yang terhormat dan mulia ini, tentu kaum wanita harus menyadari betul bahwa proses perjalanan menuju kemuliaan diperlukan perjuangan yang tidak ringan terutama dalam menghadapi arus globalisasi yang semakin deras.

Kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat tak dapat dipungkiri membawa dampak positif dan negatif bagi kehidupan seorang mu'min. Satu sikap yang amat bijak dalam menghadapi kondisi ini tiada lain kita mesti perkuat akidah kita agar tidak terombang-ambing dalam arus globalisasi Layak kiranya kita mesti senantiasa waspada dalam rangka kita meniti jalan-Nya, karena kita sadari bahwa syetan jauh-jauh telah bersumpah untuk selalu berusaha menyesatkan manusia dari jalan Allah yang lurus selama kehidupan dunia ini masih berlangsung.

Betapa sangat halus cara syetan menyesatkan manusia terutama melalui pintu-pintu yang disukai manusia baik melalui pintu maksiat maupun pintu taat. Siasat tahap demi tahap atau langkah demi langkah diperagakan oleh syetan dalam menyesatkan manusia. Oleh sebab itu, berkali-kali Allah SWT mengingatkan manusia agar tidak mengikuti langkah-langkah syetan, sebagaimana firman-Nya:

 "Dan janganlah kamu mengikuti lang-kah-langkah syetan, karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu"(Al Baqarah, 2:168, 208; Al An'aam, 6:142)

Dalam ayat tersebut di atas, Allah tidak menyebutkan: "Janganlah kamu mengikuti syetan", tapi yang disebutkan adalah, "janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan", karena begitulah siasat dan strategi yang diterapkan syetan dalam menggoda manusia. Dan biasanya mereka membisikkannya melalui pintu kesukaan atau kecenderungan manusia. Mereka tidak langsung menyuruh manusia untuk merealisasikan tujuan utamanya, akan tetapi menggunakan cara yang bertahap dengan menerapkan siasat "langkah demi langkah", tidak beranjak kepada langkah berikutnya kecuali setelah langkah sebelumnya sudah berjalan selama beberapa waktu sehingga telah menjadi kebiasaan yang tidak disadari oleh orang yang melakukannya bahwa hal itu adalah suatu dosa, karena setelah begitu keadaannya maka manusia itu akan mudah dipindahkan syetan kepada langkah berikutnya, syetan akan berlepas diri dari manusia setelah mencapai tujuan utamanya.

Demikian pula, strategi syetan menelanjangi wanita dilakukan tahap demi tahap, langkah demi langkahnya mempreteli pakaian wanita dari berhijab hingga telanjang dengan bisikkannya yang sangat halus melalui pintu yang disukai dan dicenderunginya. Langkah pertama, syetan tidak langsung membisikkan kepada wanita untuk menanggalkan hijabnya, walau tujuannya adalah menanggalkan semua busananya. Ia membiarkannya tetap berhijab, namun berusaha mengubah pemahamannya tentang hijab.

Langkah-langkah ini membuahkan hasil, tidak sedikit wanita muslimah yang memandang hijab hanya sebagai "sarana" untuk menutupi dirinya sehingga banyak wanita muslimah yang tidak memperdulikan ketentuan-ketentuan syar'i dalam berbusana. Dengan demikian pengertian hijab dan berhijab tidak lagi pada tempatnya, bahkan yang terjadi adalah sebaliknya, tabarruj.

Menurut Al Maududi, yang dimaksud dengan tabarruj adalah, wanita yang menampakkan keindahan baju dan perhiasannya, yang menampakkan kecantikan wajahnya dan keindahan tubuhnya kepada laki-laki lain yang bukan mahramnya, memperlihatkan jalannya dengan berlenggak-lenggok dan memakai wewangian yang sangat menyengat aromanya.

Dalam kondisi semacam ini akan menjadi sangat mudah bagi syetan untuk melanjutkan langkah-langkah berikutnya, ditambah lagi dengan banyaknya syetan-syetan berwujud manusia yang ikut mengampanyekannya dengan terus menerus memromosikan "mode dan model".

Syetan melanjutkan langkahnya melalui para pembantunya untuk terus merancang dan memodivikasinya, memotong dan menipiskannya serta menyempitkan sedikit demi sedikit, model demi model, semakin pedek, semakin tipis dan semakin sempit. Akhirnya bertebaranlah "para wanita yang berpakaian tapi telanjang", yaitu mereka yang berpakaian tapi tembus pandang, berpakaian tapi menam-pakkan keindahan dan lekuk-lekuk tubuhnya.

Benarlah apa yang pernah disabdakan Rasulullah Saw tentang penghuni neraka, melalui sabdanya : 

 "Dua golongan di antara penghuni neraka yang belum pernah aku melihatnya; yaitu suatu kaum yang mempunyai cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk memukul manusia. Dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang lalai dari ketataan terhadap Allah dan cenderung kepada maksiat, berjalan berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti kuduk unta yang bergoyang-goyang, mereka tidak akan masuk surga dan tidak mendapatkan aromanya, kendati aroma surga itu dapat tercium dari jarak perjalanan sejauh sekian dan sekian" (HR. Muslim) 

Selanjutnya, setelah semua ini menjadi sesuatu yang sangat biasa, umum dan sangat memasyarakat, setelah pakaian wanita yang seperti itu menjadi hiasan, ajang persaingan, lambang kemegahan dan kebanggaan, syetan akan lebih menyimpangkan dengan membisikkan, bahwa busana-busana itu tidak ada gunanya jika tidak mampu memikat kaum pria.

Dengan langkah ini, terutama wanita muda, banyak yang terbius, mereka semakin jauh dari karakter-karakter pakaian yang seharusnya. Akibatnya, sesuai dengan bisikan syetan pula, hanyutlah mereka dalam kubangan model-model yang bisa memikat pria. Sudah barang tentu langkah ini pun tidak terlepas dari taktik pengurangan, penipisan dan penyempitan sedikit demi sedikit busana yang dikenakan.

Syetan terus-menerus menggoda manusia, semakin banyak yang dikurangi berarti semakin menarik. Syetan berhasil mengisi pikiran wanita untuk "bisa memikat pria". Pada langkah ini syetan membisikkan kepada para wanita bahwa menampakkan bagian-bagian tubuh adalah cara untuk memikat pria, semakin banyak dan semakin jelas bagian tubuh yang ditampakkan berarti semakin menarik.

Begitulah seterusnya syetan menanggalkan pakain wanita satu persatu, potong demi potong, dari mulai pemahaman tentang berhijab hingga telanjang. Lengkaplah sudah perangkap syetan melalui bisikan-bisikannya yang sangat halus sehingga para wanita banyak terjerumus ke jurang kenistaan. Na’udzubillahi min dzalik.

Kini tiba saatnya bagi kaum wanita menyadari betul, bahwa aurat adalah bagian atau anggota tubuh yang harus ditutup agar tidak dilihat orang, kecuali kepada orang-orang yang tidak dilarang oleh agama untuk melihatnya. Maka jika dikatakan oleh Nabi kita bahwa wanita itu adalah aurat, maksudnya tidak lain adalah wanita harus tertutup dari pandangan orang-orang yang tidak berhak, tidak dibenarkan oleh ajaran Islam untuk memandangnya. Islam hanya membenarkan kepada wanita untuk memamerkan diri dan perhiasannya yang seindah-indahnya kepada orang yang berhak atas dirinya yaitu suaminya. Kini tiba saatnya pula bagi kita, khususnya wanita-wanita beriman berkewajiban untuk mengingatkan anak-anak kita, saudara-saudara kita yang telah terlibat dalam krisis moral yang telah melanda kita.

Jika orang lain berupaya keras untuk merusak moral bangsa kita, apakah kita sebagai umat yang beragama ini tidak ingin mencoba untuk menyelamatkan generasi kita dan bangsa ini dari kerusakan yang semakin parah? Semoga Allah SWT meridhai perjuangan kita dalam rangka ikut menjaga kemuliaan wanita di sisi-Nya. Amin!

Walllahu a'lam bish-shawab

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution