Menggapai Ketenangan Jiwa yang Islami
Dalam perkembangan hidupnya manusia seringkali berhadapan dengan berbagai
masalah yang berat untuk diatasinya. Akibatnya timbullah kecemasan ketakutan
dan ketidaktenangan bahkan tidak sedikit manusia yang akhirnya kalap
sehingga melakukan tindakan-tindakan yang semula dianggap tidak mungkin
dilakukannya baik melakukan kejahatan terhadap orang lain seperti
pembunuhan termasuk pembunuhan terhadap anggota keluarga sendiri maupun
melakukan kejahatan terhadap diri sendiri seperti meminum minuman keras
dan obat-obat terlarang hingga tindakan bunuh diri. Oleh krn itu
ketenangan dan kedamaian jiwa sangat diperlukan dalam hidup ini yang
terasa kian berat dihadapinya. Itu sebabnya tiap orang ingin memiliki
ketenangan jiwa.
Dengan jiwa yang tenang kehidupan ini dapat dijalani
secara teratur dan benar sebagaimana yang dikehendaki Allah dan rasul-Nya.
Untuk bisa menggapai ketenangan jiwa banyak orang yang
mencapainya dengan cara-cara yang tidak islami sehingga bukan ketengan jiwa
yang didapat tetapi malah membawa kesemrawutan dalam jiwanya itu.
Untuk
itu secara tersurat Alquran menyebutkan beberapa kiat praktis.
1.
Dzikrullah Dzikir kepada Allah SWT merupakan kiat untuk menggapai ketenangan jiwa
yakni dzikir dalam arti selalu ingat kepada Allah dengan menghadirkan
nama-Nya di dalam hati dan menyebut nama-Nya dalam berbagai kesempatan.
Bila seseorang menyebut nama Allah memang ketenangan jiwa
akan diperolehnya. Ketika berada dalam ketakutan lalu berdzikir dalam
bentuk menyebut ta’awudz dia menjadi tenang. Ketika berbuat dosa lalu
berdzikir dalam bentuk menyebut kalimat istighfar atau taubat dia
menjadi tenang kembali karena merasa telah diampuni dosa-dosanya itu.
Ketika mendapatkan keni’matan yang berlimpah lalu dia berdzikir dengan
menyebut hamdalah maka dia akan meraih ketenangan karena dapat
memanfaatkannya dengan baik dan begitulah seterusnya sehingga dengan dzikir ketenangan jiwa akan diperoleh seorang muslim. Allah SWT berfirman yg artinya
”
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”.
Untuk mencapai ketenangan jiwa
dzikir tidak hanya dilakukan dalam bentuk menyebut nama Allah tetapi
juga dzikir dengan hati dan perbuatan. Karena itu seorang mukmin selalu
berdzikir kepada Allah dalam berbagai kesempatan baik duduk berdiri
maupun berbaring.
2. Yakin akan Pertolongan Allah Dalam hidup dan
perjuangan seringkali banyak kendala tantangan dan hambatan yang harus
dihadapi. Adanya hal-hal itu seringkali membuat manusia menjadi tidak
tenang yang membawa pada perasaan takut yang selalu menghantuinya.
Ketidaktenangan seperti ini seringkali membuat orang yang menjalani
kehidupan menjadi berputus asa dan bagi yang berjuang menjadi takluk
bahkan berkhianat. Oleh karena itu agar hati tetap tenang dalam perjuangan
menegakkan agama Allah dan dalam menjalani kehidupan yang sesulit apa pun
seorang muslim harus yakin dengan adanya pertolongan Allah dan dia juga
harus yakin bahwa pertolongan Allah itu tidak hanya diberikan kepada
orang-orang yang terdahulu tetapi juga untuk orang sekarang dan pada masa
mendatang Allah berfirman yang artinya
“Dan Allah tidak menjadikan
pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi mu dan
agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Dengan memperhatikan
betapa banyak bentuk pertolongan yang diberikan Allah kepada para nabi dan
generasi sahabat di masa Rasulullah saw maka sekarang pun kita harus
yakin akan kemungkinan memperoleh pertolongan Allah itu dan ini membuat
kita menjadi tenang dalam hidup ini. Namun harus kita ingat bahwa
pertolongan Allah itu seringkali baru datang apabila seorang muslim
telah mencapai kesulitan yang sangat atau dipuncak kesulitan sehingga
kalau diumpamakan seperti jalan maka jalan itu sudah buntu dan mentok.
Dengan keyakinan seperti ini seorang muslim tidak akan pernah cemas
dalam menghadapi kesulitan karena memang pada hakikatnya pertolongan Allah
itu dekat. Allah berfirman yg artinya
“Apakah kamu mengira bahwa kamu
akan masuk surga padahal belum datang kepadamu sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan serta digoncangkan sehingga berkatalah rasul dan
orang-orang yang beriman “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
3. Memperhatikan
Bukti Kekuasaan Allah Kecemasan dan ketidaktenangan jiwa adalah karena manusia
seringkali terlalu merasa yakin dengan kemampuan dirinya akibatnya kalau
ternyata dia merasakan kelemahan pada dirinya dia menjadi takut dan
tidak tenang tetapi kalau dia selalu memperhatikan bukti-bukti kekuasaan
Allah dia akan menjadi yakin sehingga membuat hatinya menjadi tentram
hal ini karena dia sadari akan besarnya kekuasaan Allah yang tidak perlu
dicemasi tetapi malah untuk dikagumi. Allah berfirman yang artinya
“Dan
ingatlah ketika Ibrahim berkata ‘Ya Tuhanku perlihatkanlah padaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang mati’. Allah berfirman ‘Belum
yakinkah kamu?’. Ibrahim menjawab ‘Aku telah meyakininya akan tetapi
agar hatiku tenang ‘. Allah berfirman ‘ ambillah empat ekor burung lalu
cincanglah kemudian letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu satu
bagian dari bagian-bagian itu kemudian panggillah mereka niscaya mereka
datang kepadamu dengan segera’. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.”
4. Bersyukur Allah SWT memberikan keni’matan
kepada kita dalam jumlah yang amat banyak. Keni’matan itu harus kita
syukuri karena dengan bersyukur kepada Allah akan membuat hati menjadi tenang
hal ini karena dengan bersyukur keni’matan itu akan bertambah banyak baik
banyak dari segi jumlah ataupun minimal terasa banyaknya. Tetapi kalau
tidak bersyukur keni’matan yang Allah berikan itu kita anggap sebagai
sesuatu yang tidak ada artinya dan meskipun jumlahnya banyak kita
merasakan sebagai sesuatu yang sedikit. Apabila manusia tidak bersyukur
Allah memberikan azab yang membuat mereka menjadi tidak tenang Allah
berfirman yang artinya
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan
sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram rezekinya melimpah ruah
dari segenap tempat tetapi nya mengingkari ni’mat-ni’mat Allah; karena itu
Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan
apa yang selalu mereka perbuat.”
5. Tilawah Tasmi’ dan Tadabbur
Alquran Alquran adalah kitab yang berisi sebaik-baik perkataan diturunkan
pada bulan suci Ramadan yang penuh dengan keberkahan karenanya orang yang
membaca mendengar bacaan dan mengkaji ayat-ayat suci Alquran niscaya
menjadi tenang hatinya manakala dia betul-betul beriman kepada Allah
SWT. Allah berfirman yang artinya
“Allah telah menurunkan perkataan yg
baik Alquran yang serupa lagi berulang-ulang gemetar karenanya kulit
orang-orang yang takut kepada Tuhanya kemudian menjadi tenang kulit dan
hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah dengan kitab
itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang
disesatkan Allah maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.”
Oleh karena itu sebagai mukmin interaksi kita dengan Alquran haruslah
sebaik mungkin baik dalam bentuk membaca mendengar bacaan mengkaji
maupun mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Manakala interaksi
kita terhadap Alquran sudah baik maka mendengar bacaan Alquran saja
sudah membuat keimanan kita bertambah kuat yang berarti lebih dari sekedar
ketenangan jiwa. Allah berfirman yang artinya
“Sesungguhnya orang-orang
yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati
mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah
iman mereka dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
Dengan
berbekal jiwa yang tenang itulah seorang muslim akan mampu menjalani
kehidupannya secara baik sebab baik dan tidak sesuatu yang seringkali
berpangkal dari persoalan mental atau jiwa. Karena itu Allah SWT
memanggil orang yang jiwanya tenang untuk masuk ke dalam surga-Nya. Allah
berfirman yang artinya
“Hai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah
hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
Akhirnya menjadi
tanggung jawab kita bersama untuk memantapkan ketenangan dalam jiwa kita
masing-masing sehingga kehidupan ini dapat kita jalani dengan
sebaik-baiknya.
Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar