Kerjakan Sholat, Tak Ada Alasan
Sholat adalah wujud penghambaan kita kepada Allah.
Sholat adalah saat di mana kita merajuk dan memohon kepada Allah. Sholat
adalah bukti bahwa kita bukan orang-orang yang sombong
di hadapan Allah. Yaitu orang-orang yang merasa tidak butuh kemurahan,
bantuan, petunjuk, pengetahuan, rejeki dan segala kenikmatan lainnya
dari Allah.
Allah telah memberikan segala yang kita butuhkan untuk menikmati kehidupan dunia ini. Namun lima kali lima menit untuk sekedar menempelkan dahi ini ke tanah tidak jarang merupakan hal yang berat bagi kita. Lima kali lima menit untuk menyampaikan rasa terima kasih kita kepada Allah. Lima kali lima menit yang akan membersihkan diri dari dosa. Yang akan mengekalkan nikmat Allah atas diri kita. Lima kali lima menit yang berbuah surga.
Ini
adalah tulisan untuk mengingat diri kami pribadi atas kelemahan dan
kelalaian dalam mengerjakan sholat selama ini. Semoga kita bisa belajar
dari gambar-gambar tentang kegigihan orang dalam memenuhi panggilan
Tuhannya di bawah ini.
-------------------------------------------------------
Apakah Kita Termasuk Saudara Yang Dirindu Rasulullah?
“Betapa jarak darimu, yaa Rasul, serasa dikau di sini…” Sepenggal dendangan lagu dari Bimbo ini mencoba menggugah kecintaan dan kerinduan kita akan Rasulullah, Muhammad saw. Tetapi tahukah saudaraku bahwa ternyata Rasul pun telah mengungkapkan kerinduannya kepada saudara-saudaranya?
Suatu ketika berkumpullah Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam
bersama sahabat-sahabatnya yang mulia. Di sana hadir pula sahabat
paling setia, Abu Bakar ash-Shiddiq. Kemudian terucap dari mulut baginda
yang sangat mulia: “Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku).”
Suasana
di majelis itu hening sejenak. Semua yang hadir diam seolah sedang
memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi sayidina Abu Bakar, itulah pertama
kali dia mendengar orang yang sangat dikasihinya melontarkan pengakuan
demikian.
“Apakah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?”Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mulai memenuhi pikiran.
“Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku.” Suara Rasulullah bernada rendah.
“Kami juga saudaramu, wahai Rasulullah,” kata seorang sahabat yang lain pula.
Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum. Kemudian Baginda bersabda,
“Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku dan mereka mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku.” (Hadis Muslim)
Lihatlah betapa kasih dan cinta Rasul untuk umatnya. Walaupun Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah bertemu dengan kita namun cinta dan kasihnya kepada kita tidak pernah pudar.
Renungkanlah saudaraku! Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam
merindui umatnya yang belum pernah beliau lihat. Beliau ungkapkan cinta
beliau itu kepada sahabat-sahabatnya. Akankah kita tidak senang dengan
ungkapan rindu dan kasih beliau ini? Lalu bagaimana dengan kita sendiri. Sudahkah kita menjadi saudara-saudara (ikhwan) Rasulullah?
Akankah kita biarkan cinta dan kerinduan itu bertepuk sebelah tangan, tidak memperoleh sambutan yang layak dari kita? Malu rasanya jika kita membandingkan kecintaan kita kepada Rasul dengan kecintaan Rasul kepada kita, umatnya. Bahkan untuk kita, beliau rindukan syafaat
penyelamat di akhirat kelak. Doa paling mustajabnya beliau simpan untuk
umatnya di hari yang paling sulit dan menggetarkan nanti. Simaklah
kisah ini:
Abu Hurairah ra meriwayatkan, bahawa Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap nabi mempunyai doa yang mustajab. Maka setiap nabi bersegera memanfaatkan doa itu. Tetapi aku menyimpankan doa itu sebagai penolong untuk umatku pada Hari Kiamat (syafaat).” (Hadits riwayat Muslim)
“Cinta ikhlashmu pada manusia, bagai cahaya suwarga. Dapatkah kami membalas cintamu, secara bersahaja…“
Semoga kita bisa menjadi saudara-saudara yang dirindukan oleh Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam.
0 komentar:
Posting Komentar