Kiat Mengenali Aib Diri Sendiri
Umar bin Khattab RA pernah bertutur, “Semoga Allah SWT
merahmati seseorang yang menunjuki kita mengenali kekurangan-kekurangan
kita.Saudaraku…
Orang yang cerdas dalam pandangan Nabi SAW adalah orang yang mengenali diri sendiri. Persoalannya adalah sering kita mengenali kelebihan-kelebihan diri kita yang tak seberapa, namun kita tidak mampu meraba kekurangan-kekurangan, kelemahan dan aib yang melekat pada diri kita. Dan hal ini tentunya merupakan bencana besar bagi kita yang sedang mengadakan perjalanan menuju Allah SWT.
Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah, berbagi pengalaman untuk kita agar kita selalu mengenali aib-aib kita.
• Berkonsultasi kepada seorang syekh (terpercaya) yang mendalami persoalan ini (aib dan kelemahan diri), lalu ia menunjukan aib diri kita dan memberikan obat penawar agar kita terbebas dari penyakit yang mendera kita. Ia ibarat seorang tabib yang kita perlukan setiap saat dan kita harus selalu berdekatan dengannya.
• Meminta salah seorang sahabat yang jujur, cerdas dan islami sebagai pengontrol dan pengawas agar kita tak terjatuh ke jurang akhlak yang tercela dan ucapan yang mendatangkan kebencian-Nya. Umar RA pernah bertanya kepada Hudzaifah, apakah ia termasuk kelompok orang-orang munafik?
• Mendengarkan kelemahan-kelemahan kita dari lisan orang-orang yang memusuhi kita (para pesaing kita). Karena pandangan mata mereka teramat tajam menyisiri kelemahan-kelemahan diri kita.
• Bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat. Setiap tindakan dan perilaku mereka yang tidak kita sukai, kita jauhi dan hindari. (karena jika kita berbuat seperti mereka, maka hal itu merupakan sebuah aib atau kekurangan yang dibenci pula oleh orang lain).
Saudaraku…
Mengenali kelemahan diri, tidak akan memberikan faedah apa pun kepada kita, jika kita tidak mengenal Allah SWT. Maka mari kita lanjutkan pendakian kita menuju puncak ubudiyah kepada Allah SWT dengan menambal kekurangan dan aib diri kita dan sudah barang tentu dengan selalu menambah ma’rifat kita kepada Allah SWT.
Wallahu a’lam bishawab.
Sumber:Status Ustadz Abu Ja’far
0 komentar:
Posting Komentar