Tersenyumlah
Satu perkara yang mudah namun ada kalanya ia menjadi begitu
sukar. Mengukir senyuman di bibir kadang-kadang menyembunyikan kedukaan
tersembunyi di dasar hati. Namun hanya diri ini yang mengerti. Abu Darda' pernah berkata :
"Sesugguhnya aku akan tertawa untuk membahagiakan hatiku"
Pernah jua Rasulallah SAW tertawa hingga menampakkan gigi gerahamnya, tapi tidak pernah pula baginda SAW ketawa berdekah-dekah. Ada pepatah menyebut :
"Janganlah terlalu banyak tertawa, kerna terlalu banyak tertawa akan mematikan hati"
Tapi ambillah jalan yang wasthiyyah dalam keadaan bersederhana
"Senyummu di kala bertemu saudaramu bernilai sedeqah"
Rasulallah SAW bersabda yang bermaksud :
"Meskipun sekadar menampakkan wajah ceria di saat kau bertemu dengan saudaramu"
Indahnya saranan Rasulallah SAW ini. Dengan senyuman sahaja dapat
menjalinkan hati-hati manusia walaupun ada kalanya lisan lidah tidak
jelas difahami, warna kulit jauh beza sekali. Namun dengan hanya
menguntum senyuman sudah bisa untuk mentautkan hati-hati yang
tersembunyi tapi begitu berarti. Ahmad Amin menyebut dalam Faidhul Kathir :
"Orang yang murah dengan senyuman dalam menjalani hidup
ini bukan sahaja orang yang paling mampu membahagiakan diri sendiri,
tetapi jua adalah orang yang multi tasking, orang yang paling kuat dalam
mengahadapi kesulitan dan memecahkan rungkaian persoalan"
Ada sahaja manusia yang membuatkan kehidupannya menjadi bermuram
durja bahkan mereka yang berada di sekelilingnya turut merasai derita
muram durja itu hanya kerana sifatnya yang gemar membesarkan perkara
yang kecil. Menyibukkan diri dengan perkara yang kurang penting sampai
terlebih pula.
Akhirnya dunianya menjadi hitam dan kelam. Kemudian pula
menyebarluaskan kekelaman yang ada menghantui benak sanubarinya kepada
orang yang berada di sekitarnya. Sifat inilah yang banyak dijangkiti
pada mereka pada hari ini. Benda yang hanya sekecil seekor tikus
dihebohkan seumpama seekor gajah. Akhirnya segala apa yang ada dalam
genggamannya dan sisi pandangnya tidak memberikan sebarang arti padanya,
apatah lagi menggembirakannya. Mereka tidak merasa puas dan senang
dengan sebanyak mana sekalipun segala bentuk kesenangan yang berada
dalam genggamannya.
Ramai orang yang telah sisi pandang hidupnya dikaburi. Mereka sudah
tidak dapat melihat bahkan menghayati keindahan hidup ini. Sisi pandang
mereka hanya dapat mengenal materialistic yang acap kali menjadi kayu
ukur dalam segenap aspek kehidupannya. Mereka cuba menggenggam segala
banyak mungkin materialistic untuk menjadi sumber kekayaan. Akan tetapi
mereka sering lupa untuk menyoal bagaimana hendak membuat hati mereka
bahagia?
Jika kita hanya mampu untuk menangani perkara-perkara kecil dalam
menulusuri kehidupan ini, berarti kehidupan kita ini tidak akan melebihi
perkara-perkara kecil sahaja dalam hidup ini. Namun, jika kita
berkeyakinan untuk berani berdepan perkara-perkara besar dalam
menulusuri arus kehidupan, maka kita akan memiliki semangat dan azam
yang besar yang bisa untuk memusnahkan segala bentuk halangan dan dugaan
yang bakal menerjah tiba.
Jiwa yang senantiasa menguntum senyuman akan melihat kesulitan dengan
penuh ketenangan dan kelapangan sambil terus mengorak langkah untuk
mengatasinya. Jika mereka berdepan dengan sebuah simpulan persoalan,
mereka akan menguntum senyuman. Mereka turut mempamerkan senyuman ketika
sedang berusaha merungkai tali-tali persoalan yang menanti dan masih
tersenyum ketika mampu menanganinya. Akan tetapi, jiwa yang bermuram
durja akan melihat kesulitan itu dengan sudut pandang penuh kesedihan.
Saban kali menemui kesulitan, ia akan mengelak akannya atau jua
memperbesarkannya, semangatnya mulai luntur dan langkahnya mulai longlai
serta mula mencipta alasan dengan lafaz : "kalau".. "bila"... dan
"jika"...
Sesugguhnya kita amat mendambakan kepada sekuntum senyuman, wajah
yang ceria, hati yang lapang, akhlaq yang mulia, jiwa yang lembut dan
ketulusan dan kelunakan dalam menutur kata.
"Sesungguhnya
Allah swt telah mewahyukan kepadaku (Muhammad SAW) agar kalian bersikap
tawadhu', hingga tidak ada seorang pun yang berbuat dzalim terhadap
orang lain dan tidak ada seorang pun yang berlaku angkuh terhadap orang
lain"
Jangan terus bercerita tentang masalah sampai lupa untuk berbicara
tentang solusi. Berbahas tentang masalah seolah-olah tiada lagi jalan
keluar darinya sedangkan sifat kita sendiri yang suka memperbesarkan
masalah. Tidak salah untuk berbicara tentang masalah, namun apa yang
paling utama adalah mencari solusi dalam mengatasi masalah itu.
Jangan bersedih kerana kita telah melalui kesedihan itu semalam dan
sama sekali ia tidak dapat memberi manfaat jika kita terus diambang
kesedihan. Pandanglah ke belakang untuk menilai semula masalah dan
mulakan langkah untuk mengatasi masalah hari ini serta teruskan usaha
untuk memadam kesedihan hari semalam.
Ketika kita sedang bersedih dek kerna kemiskinan mahu pun
kesengsaraan yang sedang dideritai, bukankah kesedihan itu hanya akan
menambahkan lagi kesusahan kita? Ketika kita sedang bersedih di atas
kritikan dan kata-kata hina lagi nista pada kita, pastilah kesedihan itu
hanya akan menguntungkan dan mengobarkan lagi semangat mereka yang
selama ini mahu melihat kita terus jatuh?
Janganlah dihimpit kesedihan kerana kesedihan hanya akan membuatkan
air yang manis manjadi pahit, sekuntum mawar yang mekar nan indah
kelihatan layu, kebun yang luas menghijau kelihatan seperti padang pasir
yang kering kontang, wajah yang ceria menjadi masam mencuka, hati yang
tenang berubah menjadi gundah gulana, kehidupan yang luas di ats dunia
ibarat seperti meringkuk dalam bilik penjara.
LA TAHZAN.. (Artikel iluvislam.com)
0 komentar:
Posting Komentar