“Tidak Dikenal di Dunia Tetapi Menjadi Bahan Pembicaraan Penghuni Langit”
Dalam catatan sejarah, orang-orang yang dianggap kelas bawah bahkan
senantiasa menjadi bahan olokan masyarakatnya, ternyata doa-doa mereka
langsung menembus langit.
Tengoklah Ali menantu Rasulullah SAW
yang hidupnya penuh dengan kesederhanaan dan kejujuran, hidupnya yang
tidak kaya raya tidak serta merta menjadikannya dibudaki oleh dunia.
Begitu sederhananya Ali sampai-sampai aqiqah anaknya pun ditanggung oleh
Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW menyembelihkan untuk Hasan dan Husain masing-masing satu ekor kambing kibas. (HR. Bukhari)
Juga
pernah pada suatu ketika Fatimah menahan lapar karena tiada makanan.
Apakah hidup mereka menjadi tidak harmonis lantaran ekonomi yang kurang
mengizinkan? Jawabannya tentu tidak, bahkan rumah tangga mereka tetap
utuh dan Ali mendapat kabar gembira dari Rasulullah SAW sebagai calon
penghuni surga karena ketakwaannya.
Justru sebaliknya di era
global ini, tengoklah ke pengadilan agama banyak yang mengurusi
perceraian dan yang menghiasi adalah kaum mapan yang hidup lebih dari
cukup, mempunyai fisik menawan nan elok, lalu ada apa gerangan.
Tengoklahlah
pula Uwais al qarni, seorang yang dihinakan dan menjadi bahan olokan di
kampungnya, dia adalah generasi emas tabi’in, mendapat banyak pujian
dari para penghuni langit, padahal kita tahu di era tabi’in ada seorang
Sa’id bin Musayyab, seorang yang banyak meriwayatkan hadist dan juga ada
Hasan al Bashri, seorang ulama terkenal dan shalih yang begitu banyak
murid-muridnya.
Akan tetapi Rasulullah SAW mengatakan bahwa
sebaik-baik generasi dari kalangan tabi’in adalah Uwais al Qarni, lalu
apa keistimewaannya padahal dia sering di olok-olok karena bukan orang
kaya, mempunyai penyakit yang dalam bahasa Al-Quran disebut dengan baros
atau alvino atau jika merujuk ke terjemahan adalah penyakit kusta.
Suatu
ketika Rasulullah SAW sedang duduk di antara para sahabatnya; antara
lain Abu Hurairah, Umar, Ali dan lainnya. Beliau bersabda:
“Sesungguhnya
sebaik-baik generasi tabi’in adalah orang yang bernama Uwais. Dia
mempunyai seorang ibu dan mempunyai belang putih di tubuhnya. Lalu dia berdoa hingga Allah menghilangkan belang itu kecuali hanya tersisa sebentuk dirham.”(HR. Muslim dan Ahmad)
Uwais
berdoa untuk kesembuhan penyakitnya dengan meminta untuk menyisakan
sedikit saja ditubuhnya agar senantiasa bersyukur dan selalu mengingat
Allah Ta’ala dan Allah mengabulkan doanya. Umar yang mengetahui
keutamaan Uwais pun senantiasa meminta doa padanya
“Mintakanlah ampunan untukku, wahai Uwais!”.
Dan
di saat masyarakat tahu tentang keutamaan uwais, berbondong-bondong
mereka mendatanginya akan tetapi Uwais memilih untuk meninggalkan
kampungnya karena takut dikultuskan dan hal ini adalah wajar bagi
orang-orang shalih, mereka malu bahkan menjadi merah wajahnya saat amal
shalih mereka diketahui banyak orang.
Duhai saudara/iku, janganlah
kita merasa suci dan menganggap hina orang-orang kelas bawah,
orang-orang yang ekonominya lemah, mempunyai penyakit, pekerjaan
rendahan sebagai pesuruh, pedagang keliling, petani, nelayan, dan lain
sebagainya.
Bisa jadi mereka memang bukanlah orang yang dikenal di dunia
akan tetapi dikenal dan menjadi bahan pembicaraan penduduk langit,
karena hati mereka yang bersih dan tulus menjalani kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar