Pentingnya Amanah dalam Kehidupan
Berbicara tentang orang-orang yang akan menentukan masa depan bangsa
ini, tak lepas dari membicarakan masalah amanah. Di tengah berbagai
konflik yang ada, mampukah mereka menjalankan amanah itu? Kata “amanah” adalah suatu kata yang besar dalam Islam. Bila dilihat
berdasarkan syariat, amanah ini pengertiannya sangat luas dan mendalam.
Mulai dari “menyimpan rahasia” hingga “menjalankah sesuatu yang menjadi
perjanjian atau tugas”.
Amanah adalah akhlak dari para Nabi dan Rasul. Mereka adalah
orang-orang yang paling baik dalam menjaga amanah. Tidak heran bila
Rasulullah dikenal sebagi orang yang paling terpercaya, terutama dalam
menjalankan amanah.
Ada empat elemen penting dalam konsep amanah, yaitu:
- Menjaga hak Allah SWT
- Menjaga hak sesama manusia
- Menjauhkan dari sifat abai dan berlebihan, artinya amanah memang harus disampaikan dalam kondisi tepat, tidak ditambahi atau dikurangi
- Mengandung sebuah pertanggungjawaban
Perlu dicatat, amanah sangat berkaitan dengan akhlak yang lain,
seperti kejujuran, kesabaran, atau keberanian. Karena untuk menjalankan
amanah, perlu keberanian yang tegas. Amanah sebagai salah satu unsur
dalam Islam, membuktikan bawah salah satu fungsi agama adalah memberikan
nilai pada kehidupan. Apalagi, amanah dititipkan pada hal-hal kecil,
bukan hanya hal-hal besar saja.
Islam mengajarkan bahwa tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah
dan tak ada agama bagi orang yang tak berjanji. Ini berarti amanah
adalah bagian dari iman. Sehingga mereka yang tidak menjaga amanah,
termasuk pada golongan orang-orang yang tidak beriman. Selain itu, agama
juga mengajarkan kita untuk berjanji dan menepatinya karena itu bagian
dari kehidupan.
Lebih lanjut, berbicara amanah juga merujuk pada golongan manusia
yang termasuk para pemimpin. Bagaimanapun juga, kita semua merupakan
pemimpin, setidaknya bagi diri sendiri dan keluarga. Sehingga, nanti
kita pasti akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban tentang
kepempinan kita. Hal ini tercantum dalam Alquran surat Al Anfaal ayat
27:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
Dari ayat di atas, kita bisa lihat bahwa Allah benar-benar dengan
tegas melarang sifat khianat. Rasulullah pun dengan tegas mendidik
orang untuk menjalankan amanah, bahkan sedari kecil. Misalnya, ada satu
kisah tentang seorang anak kecil bernama Abdullah. Pada suatu hari, dia
disuruh ibunya menyampaikan setandan anggur kepda Rasulullah. Tapi di
jalan, mungkin karena kehausan, beberapa anggur dimakan oleh Abdullah.
Ketika anggur itu diberikan, Rasulullah mengetahui hal itu dan seketika
itu juga Rasulullah menjewer telinga Abdullah sambil mengucapkan
kalimat, Hai pengkhianat, sebanyak tiga kali.
Dalam hal ini, kita bisa lihat, bahwa menjaga amanah itu sangat
penting dan memiliki konsekuensi yang besar untuk orang-orang yang
mengabaikan amanah. Begitu besarnya, hingga bumi, langit, dan gunung pun
takut melanggarnya. Hal ini tercantum dalam Alquran surat Al Ahzab ayat
72:
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu
dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. (QS
Al Ahzab : 72)
Bila mereka saja takut, bukankah kita seharusnya lebih takut? Karena
kitalah yang akhirnya dititipi amanah itu dan nantinya akan ditanya
tentang pertanggungjawabannya.
Disarikan dari ceramah Jumat
0 komentar:
Posting Komentar