Setiap manusia diberi kelebihan dan kekurangan. Begitu pun dalam hal
potensi diri. Namun, potensi diri itu masih bisa diubah oleh dirinya
sendiri. Dengan kemauan dan tekad yang kuat, serta bersungguh-sungguh
dalam belajar tentu besar kemungkinan dirinya akan mampu menjadi orang
yang cerdas.
Berkaitan dengan hal ini, dalam kehidupan sehari-hari dapat kita
temui orang-orang yang bodoh dan berakal sehat. Hal ini tampak dari
tingkah laku seseorang itu sendiri. Kita dapat mengenali tanda-tandanya.
Kita juga dapat mengukur diri, termasuk yang manakah diri kita itu.
Ingin tahu apa saja tanda-tandanya?
Dikatakan bahwa tanda orang bodoh itu ada empat, yaitu:
1. Marah tanpa sebab.
2. Mengikuti hawa nafsu dalam hal yang batil.
3. Membelanjakan harta untuk hal-hal yang tidak penting.
4. Tidak bisa membedakan mana kawan mana lawan, artinya ia lebih senang mematuhi ajakan setan daripada mematuhi perintah Allah Ta’ala.
2. Mengikuti hawa nafsu dalam hal yang batil.
3. Membelanjakan harta untuk hal-hal yang tidak penting.
4. Tidak bisa membedakan mana kawan mana lawan, artinya ia lebih senang mematuhi ajakan setan daripada mematuhi perintah Allah Ta’ala.
Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada
Para Malaikat:
‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ Maka sujudlah mereka kecuali
iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah
Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan turanan-turunannya sebagai
pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah
iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim,”
(QS. Al-Kahfi: 50).
Sedangkan tanda orang yang berakal sehat juga adan empat, yaitu:
1. Sabar terhadap orang yang bodoh.
2. Menahan diri dari yang batil.
3. Membelanjakan harta untuk hal-hal yang penting.
4. Bisa membedakan mana kawan dan mana lawan.
2. Menahan diri dari yang batil.
3. Membelanjakan harta untuk hal-hal yang penting.
4. Bisa membedakan mana kawan dan mana lawan.
Itulah keempat tanda dari orang yang bodoh dan berakal sehat. Nah,
marilah kaji diri kita sendiri, termasuk yang manakah diri kita. Jika
masih dalam keadaan bodoh, segera ubah perilaku kita itu sebelum Allah
memutuskan kesempatan kita untuk hidup di dunia. Manfaatkan waktu di
dunia ini untuk senantiasa mencari rahmat dan ridha Allah. Dengan
berperilaku layaknya orang berakal sehat, insya Allah, jalan hidup kita
pun tidak akan tersesat.
Wallahu ‘alam.
Sumber: Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan
bagi Orang-orang yang Lupa 2/Karya: Abu Laits as Samarqandi/Penerbit: PT
Karya Toha Putra Semarang
0 komentar:
Posting Komentar