Jumat, 15 Juni 2012

Hargailah Apa Yang Kita Miliki

8 Bongkah Mutiara kata dibawah ini sangat Arif dan baik untuk kita resapi jalani dalam kehidupan sehari-hari baik dalam diri kita, lingkungan maupun Organisasi. Silahkan simak selengkapnya Mutiara Kearifan dan Dalai Lama dibawah ini semoga bermanfaat :


Mutiara Kearifan dari Dalai Lama

Inilah 8 bongkah kebenaran yang diucapkan Dalai Lama. Kata-kata Dalai Lama ini seolah tak lekang oleh waktu:

1. Saya sangat percaya setiap individu bisa membuat suatu perbedaan dalam masyarakat. Kita sendirilah yang menentukan cara yang terbaik untuk memakai waktu kita demi membantu menciptakan sebuah dunia yang lebih bahagia. 

2. Dengan kekerasan, kita mungkin bisa "memecahkan" satu masalah; tapi akibatnya kita malah menyebarkan benih-benih masalah lain. 

3. Cinta dan belas kasih adalah kebutuhan, bukan kemewahan. Tanpanya, manusia tidak bisa bertahan hidup. 

4. Apa pun keyakinan spiritual kita, tidak ada di antara kita yang tidak menghargai kebaikan dan belas kasih. 

5. Jika ketidakpedulian masih menjadi tuan atas hidup kita, tidak akan tercipta perdamaian sejati. 

6. Kita tidak pernah bisa menciptakan kedamaian di dunia hingga kita mampu menciptakan rasa damai itu dalam diri kita sendiri. 

7. Sikap belas kasih yang tulus terhadap orang lain tidak berubah meski orang tersebut menyakiti kita. 

8. Hanya dengan memelihara rasa belas kasih dan saling memahami satu sama lain, kita bisa menciptakan kedamaian dan kebahagiaan yang kita cari. 

Kehidupan yang hectic belakangan ini dapat membuat seseorang tersesat ke dalam hutan belantara. Sebelum kita menyadarinya, tahun demi tahun akan berlalu dan kita akan tercengang dengan apa yang terjadi. Terapkan poin-poin di atas dalam hidup kita, maka kita bisa terhindar dari masalah. 

  ---------------------------------------------------- lanjut----------------------------------------------


Kisah  ini perlu kita resapi sebagai pelajaran hidup untuk kita juga keluarga, semoga bermanfaat dan silahkan simak selengkapnya.


Jika Anda Alami ini, Anda Akan Bilang Apa.

Terkadang kita menghabiskan waktu kita untuk mempertanyakan siapa yang bertanggung jawab atau siapa yang bisa disalahkan dalam suatu kejadian. Hal ini terjadi di hampir setiap sisi kehidupan kita, entah itu kehidupan pribadi maupun profesional di tempat kerja. Kita kehilangan kehangatan dalam hubungan antarmanusia untuk saling mendukung satu sama lain. Hargailah apa yang kita miliki!

Alkisah, ada seorang bayi laki-laki lahir dari sepasang suami-istri yang sudah menikah selama 11 tahun. Mereka pasangan yang saling mencintai dan anak itu adalah buah hati mereka. Ketika anak itu berumur dua tahun, suatu pagi si suami melihat sebotol obat ada di atas meja dalam keadaan terbuka. Kebetulan pagi itu, si suami sedang terburu-buru berangkat kerja karena sudah telat. Jadi, ia meminta istrinya untuk menutup botol obat itu dan menyimpannya di lemari obat. Si istri, yang sibuk di dalam dapur, lupa sama sekali untuk melakukan permintaan suaminya.

Tanpa sepengetahuannya, si anak bermain-main dengan botol obat itu dan, karena tertarik dengan warna obat itu, si anak menelan habis obat-obatan dalam botol. Ternyata obat itu termasuk jenis obat yang berbahaya dan hanya diperuntukkan untuk orang dewasa dengan dosis yang sangat sedikit. Ketika anaknya mulai menunjukkan tanda-tanda keracunan, si ibu langsung membawanya ke rumah sakit. Sayangnya, nyawa sang buah hati tak tertolong. Si ibu benar-benar tak percaya! Ia bingung sekaligus ketakutan bagaimana menjelaskan semuanya pada suaminya. Saat sang ayah yang putus asa tiba di rumah sakit dan melihat keadaan putra mereka, ia menatap istrinya dan berkata hanya tiga kata.

Pertanyaan:

Apa yang akan dikatakan si suami?
Dan, apa dampak dari ucapannya itu?


Silakan cek jawabannya hanya setelah Anda menjawab pertanyaan di atas.

Sekarang, silakan melanjutkan....

Si suami hanya berkata, "Saya bersamamu, Sayang."

Mungkin bagi kebanyakan orang, reaksi si suami ini sangat di luar dugaan. Tapi tidak bagi si suami karena ia termasuk orang yang pintar dalam menjaga hubungan. Untuk lebih jelasnya, beginilah kondisinya: Anak mereka sudah meninggal. Ia pun tidak akan pernah bisa membuatnya hidup kembali. Dan tak ada gunanya menyalahkan ibunya.

Si ibu pun kehilangan anaknya satu-satunya. Apa yang dibutuhkan si ibu pada saat ini adalah penghiburan dan rasa simpati dari suaminya. Dan itulah yang diberikan suaminya padanya.

Jika saja setiap orang bisa melihat kehidupan dengan perspektif seperti ini, mungkin masalah yang muncul di dunia ini bisa sedikit berkurang. Bisakah Anda..?


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution