Mukmin Yang Kuat Menuju Maqom Mukmin Yang Utama.
Selayaknyalah kita ini harus menjadi 
orang mukmin yang kuat, karena mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih
 dicintai oleh Allah ta’ala dibandingkan mukmin yang lemah, yang namanya
 kuat itu macam-macam, ada kuat badan, kuat ekonomi, kuat mental dan 
lain-lain. Ada yang kuat dengan cara sendiri-sendiri (individu) adapula 
yang kuat secara bersama-sama. Menurut sunnatullah, orang bisa menjadi 
kuat itu mempunyai faktor-faktor penunjang.  Kuat badan ditunjang oleh 
kekeran tubuh, sempurnanya susunan tubuh. Kuat ekonomi ditentukan oleh 
harta kekayaan yang dihasilkan dari kerja keras penuh perhitungan. Kuat 
kedudukan ditunjang oleh kelebihan ilmu, akhlak. Kuat mental ini adalah 
karena kuatnya iman.
Jadi orang  yang kuat maka ia harus 
mempunyai faktor-faktor tersebut, mukmin yang kuat akan lebih dicintai 
oleh Allah subhanahu wa ta’ala, tapi yang harus dijaga ketika seorang 
mukmin itu telah menjadi adalah jangan sekali kali takabur, sombong, 
congkak. Sebab perlu diingat bahwa dari setiap hal yang baik itu masih 
ada yang lebih baik lagi. Mengenai faktor penunjang mukmin yang kuat. 
Rasullah shollallahu alaihi wasallam bersabda :
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ 
خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ 
خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ
 وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا 
وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ 
تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
‘Orang mukmin yang kuat lebih baik dan 
lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta ‘ala daripada orang mukmin 
yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan
 sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada 
Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila
 kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; 
‘Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan 
menjadi begini dan begitu’. Tetapi katakanlah; ‘lni sudah takdir Allah 
dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena 
sesungguhnya ungkapan kata ‘law’ (seandainya) akan membukakan jalan bagi
 godaan syetan.’ H.R Muslim
Dalam hadits ini Rasullah menjelaskan 
tentang faktor-faktor untuk mejadi seorang mukmin yang kuat.  Mukmin 
yang kuat akan lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah subhanahu 
wata’ala dan sebuah motivasi suapaya kaum muslimin optimis dalam bekerja
 dan  tabah dalam menghadapi segala kemungkinan.
Hadist di atas mengandung tiga macam motivasi dan dua macam larangan.
Pertama yaitu Kuat Iman.
Hendaklah kita ini menguatkan iman, 
jadilah mukmin yang kuat. Dalam keimanan tiap-tiap orang itu berbeda da 
yang lemah dan ada yang kuat. Orang yang kuat imannya sangat terdorong 
untuk amal-amal sholeh sebanyak-banyaknya. Selalu beramar makruf nahi 
munkar, gemar bejihad, tidak takut akan rintangan dalam melaksanakan 
kebaikan dan sabar dalam melaksanakan hak-hak Allah.
Dan orang yang lemah imannya. Mereka 
lengah dan lalai dalam beramal sholeh. Dan  lalai dalam urusan akhirat, 
cita-citanya tidak untuk mencapai kebahagiaan akhirat. Semua yang 
dilakukan oleh orang yang lemah imannya dan yang kuat imannya itu ada 
kebaikannya namun orang yang kuat imannya selalu menyuburkan imannya 
dengan amal yang sholeh sehingga imannya itu semakin rindang dan akarnya
 semakin menghujam kedalam hati sanubari.
Karena orang yang imannya kuats selalu 
berbuat kebaikan maka ia   akan mendapat kebahagian di dunia dan di 
akhirat. Allah ta’ala berfirman
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ 
ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً 
وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal 
saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka 
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan 
Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang 
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Q.S An Nahl : 97
Kedua : Semangat Untuk Mencari Segala Sesuatu Yang Membawa Kemanfaatan Baik Di Dunia Dan Akhirat
Seorang mukmin jangan sampai 
mengkosongkan waktu, sehingga waktu itu meninggalkan tanpa bekas 
apa-apa, namun isilah waktu itu dengan kegiaatan yang penuh semangat, 
seperti mencari ilmu, bekerja, semangat untuk berdakwah, membaca al 
qur’an dan semangat untuk sholat berjamaah.
Ketiga : Adapaun motivasi yang ketiga agar menjadi mukmin yang kuat adalah selalu memohon pertolongan kepada Allah.
Dalam menghadapi segala sesuatu dan 
rencana hendaklah memohon pertolongan kepada Allah. Karena yang 
memutuskan dan yang menentukan segala sesuatu adalah Allah subhanahu 
wata’ala tentu saja dalam hal ini diiringi dengan usaha-usaha bersifat 
lahiriyah.
وَإِذَا اسْتَعَنْتَ 
فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى 
أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ
 اللَّهُ لَكَ وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ 
يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ   رُفِعَتْ 
الْأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ
bila kau meminta, mintalah pada Allah 
dan bila kau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah, ketahuilah 
sesungguhnya seandainya ummat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka 
tidak akan memberi manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah 
untukmu dan seandainya bila mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka 
tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan 
Allah padamu, pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah 
kering. H.R Tirmidzi
Adapun dua larangan supaya kita menjadi mukmin yang kuat adalah.
Pertama : Rasullallah Melarang Kita Untuk Bersifat Dhoif, Lemah Dalam Mencapai Cita-Cita.
Namun hendaklah kita optimis, besar 
hati dalam usaha kita, jiwa penuh kepercayaan kepada Allah agar apa yang
 kita cita-citakan itu tercapai. Disertai dengan usaha yang benar, tidak
 bolehlah kita bermalas-malas, lemah dan berdiam diri tanpa usaha.
Rasullah shollallahu alaihi wasallam mengajarkan kita sebuah doa.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ 
بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَأَعُوذُ بِكَ 
مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ 
الْقَبْرِ
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari
 sikap lemah, malas, pengecut dan kepikunan dan aku berlindung kepada-Mu
 dari fitnah kehidupan dan kematian dan aku berlindung kepada-Mu dari 
siksa qubur”). Muttafaq alaih
Kedua : Janganlah Kita Mengucapkan Kata Andai-Andai.
Jika kita tertimpa suatu hal yang tidak
 mengenakkan, Rasullah melarang kita untuk megucapkan andai-andai, 
karena kata itu dapat membuka pekerjaan setan.
Dengan kata andai-andai seolah kita 
mampu menghindar dari taqdir Allah, padahal taqdir Allah mustahil untuk 
dihindari dan tidak terlaksana, yang benar untuk menanggapi peristiwa 
yang lampau kita katakan “Allah telah menaqdirkannya dan apa yang 
dikehendakiNya niscaya terjadi” sedang untuk menghadapi apa yang akan 
datang maka kita siapkan segalanya dengan sepenuhnya, dan seharusnya 
kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang telah kita alami pada waktu
 yang lampau jangan sampai kita terperosok dua kali dalam satu lubang.
Itulah tiga motivasi dan dua larangan 
untuk mencapai mukmin yang kuat. Adapun untuk menjadi mukmin yang utama.
 Untuk mencapai derajat paling tinggi Rasullah bersabda :
أفضل الإيمان أن تعلم أن الله معك حيثما كنت
Iman yang paling utama adalah kamu mengetahui bahwa Allah bersamamu di mana saja kamu berada. (HR. Ath Thabarani)
Dan juga sabda beliau
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah dimana saja 
kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya 
dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik” H.R Tirmidzi
Masih sabda beliau shollallahu alaihi wasallam :
أَفْضَلُ الإِيمَانِ أَنْ 
تُحِبَّ لِلَّهِ ، وَتُبْغِضَ لِلَّهِ ، وَتُعْمِلَ لِسَانَكَ فِي ذِكْرِ 
اللَّهِ ” ، قَالَ : وَمَاذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” وَأَنْ 
تُحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ ، وَتَكْرَهَ لَهُمْ مَا 
تَكْرَهُ لِنَفْسِكَ ، وَأَنْ تَقُولَ خَيْرًا أَوْ تَصْمُتَ
Seutama-utamnya iman adalah hendaklah 
kamu mencinta dan membenci karena Allah dan lisanmu selalu berdzikir 
kepada Allah” Kemudian Rasul ditanya lagi, “Selain itu apa wahai 
Rasulullah?” Rasul menjawab, “Hendaklah kamu mencintai orang lain 
sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri, dan hendaklah kamu membenci 
bagi orang lain sebagaimana kamu membenci bagi dirimu sendiri.” H.R 
Thobrani
Dalam hadits-hadits di atas rasullah 
menjelaskan ciri-ciri orang yang memiliki iman yang paling utama, ada 
tiga ciri-ciri dari orang yang mempunyai seutama-utama iman.
Pertama : Merasa Diawasi Oleh Allah.
sesungguhnya Allah bersama kamu dimanapun kamu berada.
Maksudnya bahwa orang itu senantiasa 
merasa dalam pengawasan Allah dan selalu bertaqorrub kepada Allah 
ta’ala. Orang yang senantiasa merasa dalam pengawasan dan penglihatan 
Allah menandakan ia selalu menjalin hububungan Allah subhanahu wata’ala 
dimana saja dan di kondisi apa saja, ia menyadari segala tingkah laku 
dan gerak geriknya tidak lepas dari pengawasan Allah subhanahu wata’ala,
 maka dari itu setiap muslim yang mempunyai keimanan tinggi akan selalu 
berbuat jujur, tidak mudah bermaksiat kepada Allah, tidak menyakiti 
manusia yang lainya. Semua itu disebabkan karena ia menyadari baik 
apapun yang ia lakukan baik secara sembunyi-sembunyi atau secara 
terang-terangan jelas terlihat Allah subhanahu wata’ala.
Kedua : Berakhlak Baik Sesama Manusia.
Seorang yang memiliki iman yang kuat 
dan sempurna tentu akan menumbuhkan akhlak yang baik, karena akhlak yang
 baik adalah buah dari iman, seorang mukmin sejati tentu saja akan 
menjalin hubungan terhadap sesama manusia dengan akhlak yang baik, 
selalu bersikap sopan santun, jujur, rendah diri, ikhlash serta selalu 
mawas diri dari perbuatan yang kurang terpuji.
Ketiga : Mencintai Manusia Lebih Dari Mencintai Dirinya Sendiri.
Maksudnya adalah dalam bergaul sesama 
manusia hendaknya dilandasi dengan hati nurani yang bersih bisa mengukur
 perasaan orang lain dari perasaannya sendiri, misalnya jika tidak suka 
dicaci maki orang lain maka jangan mencaci maki orang lain, jika tidak 
suka ditipu orang lain maka jangan  menipu orang lain, jika tidak ingin 
disakiti orang lain maka jangan menyakiti orang lain.
Itulah tiga faktor untuk menjadi mukmin
 yang paling utama, jika ketiganya mampu diterapkan dalam kehidupan 
sehari-hari maka akan lahirlah amal-amal sholeh yang membawa kita 
menjadi mukmin sejati yang layak untuk masuk surga dengan ridha Allah 
Ta’ala.
وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ 
وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ 
تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ 
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“dan Barangsiapa yang beriman kepada 
Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi 
kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir 
di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah 
keberuntungan yang besar.” Q.S At Taghobun : 9
 10.07
10.07
 



 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar