Selasa, 23 Agustus 2016

Menumbuhkan Anak Jiwa Entrepreneur

Gak ada orang tua yang mau anaknya menjadi orang yang tersingkirkan. Semuanya pasti mau sang buah hati menduduki posisi puncak dalam bidang apa pun, termasuk di dunia kerja.


Tapi, namanya kehidupan, kadang rencana gak berjalan sebagaimana yang diinginkan. Meski begitu, kita sebagai orang tua gak boleh melepaskan anak begitu saja.

Kita bisa menggunakan pengalaman di dunia kerja untuk mengarahkan buah hati. Terlebih jika kita saat ini berstatus entrepreneur alias pengusaha.

Tentunya lebih mudah menemukan dan mempraktikkan cara menumbuhkan jiwa entrepreneur pada anak ketimbang orang tua yang menjadi pegawai. Namun tenang, semua orang bisa menjadi entrepeneur.

Coba saja rekomendasi cara menumbuhkan jiwa entrepreneur pada anak di bawah ini:

1. Temukan solusi sendiri
Ketika anak menemui kesulitan, jangan langsung bantu. Arahkan saja ke solusi untuk menyelesaikan masalah itu.

Sebab, entrepreneur harus mampu menemukan solusi sendiri. Bukan hanya menerima masukan, terus menganggapnya betul.

Misalnya anak gak tahu suatu jawaban dalam PR. Alih-alih langsung memberikan jawaban, kita bisa memberikan buku berisi jawaban itu.

2. Berpikir luas
Entrepreneur selalu  harus bisa berpikir luas, lebih dari sekadar out of the box. Dengan begitu, dia bisa diterima segala kalangan.

Anak bisa sering-sering dibawa ke luar rumah agar cakrawalanya lebih terbuka lebar. Jika biasanya belanja ke mal, sesekali bawa ke pasar tradisional, misalnya.

3. Harus berusaha
Tanamkan ke benak anak bahwa sesuatu yang diinginkan bisa didapat jika diusahakan. Istilahnya, gak ada kesuksesan yang instan bagi entreprenur.

Caranya, ketika anak pengin sesuatu, berikan saja dia celengan. Kemudian, minta dia menabung sedikit demi sedikit untuk beli yang diinginkan. Sebagai reward, kita bisa menambahi duit itu agar cukup.

4. Bicarakan soal uang
Uang penting bagi siapa pun, terlebih pengusaha. Jadi, usahakan ada topik soal uang dalam pembicaraan di rumah.

Gunanya, membuat anak mengerti akan betapa pentingnya uang, meski hanya recehan. Misalnya ketika beli sesuatu dapat kembalian koin. Ceritakan, walau koin, duit itu berharga. Tanpa Rp 100, duit Rp 1 miliar gak bisa disebut Rp 1 miliar.

5. Dukung pendapatnya
Karakter entrepreneur adalah punya banyak ide brilian. Karena itu, kita mesti mendukung pendapat anak, bukan malah menolak mentah-mentah tanpa penjelasan.

Misalnya anak pengin dibelikan sepeda motor, padahal belum cukup umur. Alih-alih memarahinya, jelaskan bahwa kita mau membelikan dia motor.

Tapi, karena dia belum memenuhi syarat, motor itu belum bisa didapatkan. Terangkan semua akibatnya jika anak nekat naik motor saat belum memenuhi syarat.

Jadi, anak gak merasa tertolak begitu saja. Dia akan berpikir bahwa kita setuju dengan permintaannya, tapi belum saatnya dipenuhi.

Sebagai orang tua kita bertanggung jawab penuh atas masa depan anak. Tapi gak lantas kita bisa berlaku otoriter, ya.

Kita bisa mempraktikkan cara menumbuhkan jiwa entreprenur pada anak di atas. Harapannya, anak tumbuh dengan semangat pengusaha yang kuat.

Tapi, jika dia memilih jalan lain, kita gak perlu marah-marah. Tentunya kita pengin anak menjadi orang yang sukses, bahkan lebih sukses ketimbang kita.

Namun, tiap orang punya pikiran sendiri-sendiri. Kita selaku orang tua hanya bisa mengarahkan ke hal positif, bukan mengekang dan memaksa.

Ketimbang anak malah merasa gak dihargai pendapatnya di rumah. Bisa-bisa malah berujung ke hal negatif.




0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution