Gak ada orang tua yang mau anaknya menjadi orang yang tersingkirkan.
Semuanya pasti mau sang buah hati menduduki posisi puncak dalam bidang
apa pun, termasuk di dunia kerja.
Tapi, namanya kehidupan, kadang
rencana gak berjalan sebagaimana yang diinginkan. Meski begitu, kita
sebagai orang tua gak boleh melepaskan anak begitu saja.
Kita bisa menggunakan pengalaman di
dunia kerja untuk mengarahkan buah hati. Terlebih jika kita saat ini
berstatus entrepreneur alias pengusaha.
Tentunya lebih mudah menemukan dan
mempraktikkan cara menumbuhkan jiwa entrepreneur pada anak ketimbang
orang tua yang menjadi pegawai. Namun tenang, semua orang bisa menjadi
entrepeneur.
Coba saja rekomendasi cara menumbuhkan jiwa entrepreneur pada anak di bawah ini:
1. Temukan solusi sendiri
Ketika anak menemui kesulitan, jangan langsung bantu. Arahkan saja ke solusi untuk menyelesaikan masalah itu.
Sebab, entrepreneur harus mampu menemukan solusi sendiri. Bukan hanya menerima masukan, terus menganggapnya betul.
Misalnya anak gak tahu suatu jawaban
dalam PR. Alih-alih langsung memberikan jawaban, kita bisa memberikan
buku berisi jawaban itu.
2. Berpikir luas
Entrepreneur selalu harus bisa
berpikir luas, lebih dari sekadar out of the box. Dengan begitu, dia
bisa diterima segala kalangan.
Anak bisa sering-sering dibawa ke luar
rumah agar cakrawalanya lebih terbuka lebar. Jika biasanya belanja ke
mal, sesekali bawa ke pasar tradisional, misalnya.
3. Harus berusaha
Tanamkan ke benak anak bahwa sesuatu
yang diinginkan bisa didapat jika diusahakan. Istilahnya, gak ada
kesuksesan yang instan bagi entreprenur.
Caranya, ketika anak pengin sesuatu,
berikan saja dia celengan. Kemudian, minta dia menabung sedikit demi
sedikit untuk beli yang diinginkan. Sebagai reward, kita bisa menambahi
duit itu agar cukup.
4. Bicarakan soal uang
Uang penting bagi siapa pun, terlebih pengusaha. Jadi, usahakan ada topik soal uang dalam pembicaraan di rumah.
Gunanya, membuat anak mengerti akan
betapa pentingnya uang, meski hanya recehan. Misalnya ketika beli
sesuatu dapat kembalian koin. Ceritakan, walau koin, duit itu berharga.
Tanpa Rp 100, duit Rp 1 miliar gak bisa disebut Rp 1 miliar.
5. Dukung pendapatnya
Karakter entrepreneur adalah punya
banyak ide brilian. Karena itu, kita mesti mendukung pendapat anak,
bukan malah menolak mentah-mentah tanpa penjelasan.
Misalnya anak pengin dibelikan sepeda
motor, padahal belum cukup umur. Alih-alih memarahinya, jelaskan bahwa
kita mau membelikan dia motor.
Tapi, karena dia belum memenuhi
syarat, motor itu belum bisa didapatkan. Terangkan semua akibatnya jika
anak nekat naik motor saat belum memenuhi syarat.
Jadi, anak gak merasa tertolak begitu
saja. Dia akan berpikir bahwa kita setuju dengan permintaannya, tapi
belum saatnya dipenuhi.
Sebagai orang tua kita bertanggung jawab penuh atas masa depan anak. Tapi gak lantas kita bisa berlaku otoriter, ya.
Kita bisa mempraktikkan cara
menumbuhkan jiwa entreprenur pada anak di atas. Harapannya, anak tumbuh
dengan semangat pengusaha yang kuat.
Tapi, jika dia memilih jalan lain,
kita gak perlu marah-marah. Tentunya kita pengin anak menjadi orang yang
sukses, bahkan lebih sukses ketimbang kita.
Namun, tiap orang punya pikiran
sendiri-sendiri. Kita selaku orang tua hanya bisa mengarahkan ke hal
positif, bukan mengekang dan memaksa.
Ketimbang anak malah merasa gak dihargai pendapatnya di rumah. Bisa-bisa malah berujung ke hal negatif.
0 komentar:
Posting Komentar