Hakikat Sodakoh
Sodakoh mempunyai
beberapa keutamaan bagi orang yang melaksanakannya, di dalam Al-Quran
dan Al-Hadits telah disebutkan. Baca dan renungilah secara baik
dalil-dalil di bawah ini! BerSodakohlah, dan Anda akan merasakan betapa
dahsyatnya kekuatan Sodakoh
1. Sodakoh adalah Amal yang Utama
Rasulullah telah bersabda :
اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ
السُّفْلَى, وَ الْيَدُ الْعُلْيَا هِيَ الْمُنْفِقَةُ وَ الْيَدُ
السُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ
“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah yang memberi, dan tangan di bawah adalah yang meminta.”
‘Umar bin Khaththab pernah berkata :
إِنَّ اْلأَعْمَالَ تَتَبَاهَى, فَتَقُوْلُ الصَّدَقَةُ : أَنَا أَفْضَلُكُمْ
“Sesungguhnya amalan-amalan itu
saling membanggakan diri satu sama lain, maka Sodakoh pun berkata
(kepada amalan-amalan lainnya), ‘Akulah yang paling utama di antara
kalian’.”
2. Melindungi dari Bencana
Ingatlah hadits Rasul di bawah ini, Sodakoh ini :
دَاوُوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ
“Obatilah orang sakit di antara kalian dengan Sodakoh.”[4]
Sebagian para salaf berpendapat bahwa
Sodakoh bisa menolak bencana dan musibah-musibah, sekalipun pelakunya
adalah orang zhalim. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan,
“Sesungguhnya Sodakoh bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk
menolak berbagai macam bencana sekalipun pelakunya orang yang fajir
(pendosa), zhalim, atau bahkan orang kafir, karena Allah l akan
menghilangkan berbagai macam bencana dengan perantaraan Sodakoh
tersebut…”.[5] Ibrahim An-Nakha’i juga menegaskan, “Para salaf
berpandangan bahwa Sodakoh dapat menghindarkan orang yang zhalim (dari
berbagai marabahaya dan kesusahan).”[6]
3. Berlipat Ganda Pahalanya
Allah telah berfirman, “Perumpamaan
(infak yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menginfakkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” (Al-Baqarah [2] : 261)
Rasul juga bersabda :
مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ
كَسْبٍ طَيِّبٍ, وَ لاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ, وَ إِنَّ اللهَ
يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا
يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ
“Barangsiapa berSodakoh senilai satu
biji kurma yang berasal dari mata pencaharian yang baik dan Allah tidak
akan menerima kecuali yang baik–, maka sesungguhnya Allah akan
menerimanya dengan tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara untuk
pemiliknya sebagaimana seseorang di antara kalian memelihara anak kuda,
sehingga Sodakoh itu menjadi (besar) seperti gunung.”[7]
Yahya bin Ma’ad berkata, “Aku tidak
mengetahui adanya sebuah biji yang beratnya sebanding dengan gunung di
dunia, kecuali dari biji yang diSodakohkan.”
4. Menghapus Dosa dan Kesalahan
Rasul bersabda :
تَصَدَّقُوْا وَلَوْ بِتَمْرَةٍ, فَإِنَّهَا تَسُدُّ مِنَ الْجَائِعِ وَ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ
“BerSodakohlah kalian, meski hanya
dengan sebiji kurma. Sebab, Sodakohdapat memenuhi kebutuhan orang yang
kelaparan, dan memadamkan kesalahan, sebagaimana air mampu memadamkan
api.”
Beliau juga pernah memberikan nasihat kepada para pedagang :
يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ, إِنَّ الشَّيْطَانَ وَ اْلإِثْمَ يَحْضِرَانِ الْبَيْعَ, فَشُوْبُوْا بَيْعَكُمْ بِالصَّدَقَةِ
“Wahai sekalian pedagang, sesungguhnya setan dan dosa menghadiri jual beli kalian, maka sertailah jual beli kalian dengan Sodakoh.”
5. Menjadikan Harta Berkah dan Berkembang
BerSodakoh bisa menjadikan pelakunya
memiliki harta yang berlimpah. Maka, jadilah orang kaya, dengan
berSodakoh. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya Rabbku
melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya). Dan
apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah
pemberi rezeki yang sebaik-baiknya’.” (Saba’ [34] : 39)
Rasulullah n bersabda :
إِنَّ اللهَ لَيُرَبِّي لأَحَدِكُمُ
التَّمْرَةَ وَ اللُّقْمَةَ كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فُلُوَّهُ أَوْ
فَصِيْلَهُ حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ أُحُدٍ
“Sesungguhnya Allah akan
mengembangkan Sodakoh kurma atau sepotong makanan dari seorang di antara
kalian, sebagaimana seorang di antara kalian memelihara anak kuda atau
anak untanya, sehingga Sodakoh tersebut menjadi besar seperti bukit Uhud.”
6. Melapangkan Jalan ke Surga, Menyumbat Jalan ke Neraka
Allah l berfirman, “Dan bersegeralah
kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu)
orang-orang yang menginfakkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali ‘Imran [3] : 133-134)
Rasulullah bersabda :
اِجْعَلُوْا بَيْنَكُمْ وَ بَيْنَ النَّارِ حِجَابًا وَلَوْ بِشِقِّ التَّمْرِ
“Buatlah penghalang antara dirimu dan api neraka walaupun hanya dengan separuh butir kurma.”[12]
7. Bukti Kebenaran dan Kekuatan Iman
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah menegaskan :
وَ الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ
“Sodakoh adalah menjadi burhan (bukti).”
Maksudnya, Sodakoh adalah bukti keimanan
pelakunya. Sesungguhnya orang munafik menolak keberadaan Sodakoh karena
tidak meyakininya. Barangsiapa yang mau berSodakoh, maka hal itu
menunjukkan kebenaran imannya.[14]
Rasul juga bersabda :
لاَ يَجْتَمِعُ الشُّحُّ وَ اْلإِيْمَانُ فِي قَلْبِ عَبْدٍ أَبَدًا
“Sifat kikir dan iman tidak akan berkumpul dalam hati seseorang selama-lamanya.”[15]
8. Membawa Keberuntungan dan Merupakan Pintu Gerbang Semua Kebaikan
Allah telah berfirman, “Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-Hasyr [59] : 9)
Dalam ayat lain, Allah juga menegaskan, “Kamu
sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menginfakkan sehahagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu
infakkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali ‘Imran [3] : 92)
9. Penggemar Sodakoh Mendapat Naungan di Mahsyar
Sodakoh akan menolong pelakunya dari kesengsaraan dalam perjalanan menuju alam akhirat.
Rasulullah bersabda :
كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ
“Setiap orang akan berada di bawah naungan Sodakohnya, hingga diputuskannya perkara-perkara di antara manusia.”[16]
Di dalam hadits lain, beliau juga bersabda :
ظِلُّ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَدَقَتُهُ
“Naungan seorang mukmin di hari kiamat adalah Sodakohnya.”[17]
10.Pahalanya Mengalir Terus Setelah Mati
Rasul bersabda :
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنُ مِنْ
عَمَلِهِ وَ حَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ –وَ ذَكَرَ مِنْ ذَلِكَ- وَ
مُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لابْنِ
السَّبِيْلِ بَنَاهُ أَوْ نَهَرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا
مِنْ مَالِهِ فِي صِحَتِهِ وَ حَيَاتِهِ يَلْحَقَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“Pahala amalan dan kebaikan yang
bakal menghampiri seorang mukmin sepeninggalnya beliau menyebutkan di
antaranya, (yakni) mushaf yang ia tinggalkan, masjid yang ia bangun,
rumah untuk orang yang dalam perjalanan yang ia bangun, sungai yang ia
alirkan, atau Sodakoh yang ia keluarkan dari hartanya di kala sehat dan
hidupnya, maka ia akan bakal menghampirinya sepeninggalnya
11.Menghadiahkan Pahala Sodakoh kepada Mayit Disyariatkan
Menurut para ulama ahlus sunnah, bahwa
Sodakohyang kita keluarkan untuk seseorang yang telah meninggal dunia,
maka pahalanya akan sampai kepada si mayit. Hal ini merupakan bukti
betapa agungnya Sodakoh dan betapa mulianya orang yang gemar berSodakoh.
Banyak hadits yang mempertegas masalah ini. Di antaranya hadits yang
diriwayatkan oleh ‘Aisyah :
أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِيُّ n فَقَالَ
: يَا رَسُوْلَ اللهِ, إِنَّ أُمِّي اُفْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَ لَمْ
تُوْصِي, وَ أَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ. أَفَلَهَا أَجْرٌ
إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ : نَعَمْ
“Bahwasanya ada seseorang yang
datang menemui Rasulullah n seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah,
sesungguhnya ibuku meninggal secara tiba-tiba dan tidak berwasiat. Aku
menduga, sekiranya ia mampu berbicara, tentu ia ingin berSodakoh. Apakah
ia akan mendapatkan pahala bila aku berSodakoh atas nama ibuku?’ Beliau
menjawab, ‘Ya’.”
0 komentar:
Posting Komentar