Batas Kesabaran. Orang bilang, “sabar ada batasnya”, “habis kesabaranku”, “sesabar-sabarnya orang, akhirnya tak tahan juga”. Apa atau dimanakah sebenarnya batas kesabaran yang dibenarkan dalam Islam? Apakah perkataan yang demikian itu dibenarkan dalam Islam?
Saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah ketika mendapatkan kekeliruan besar yang dilakukan oleh sebagian sahabat, apakah berarti beliau telah kehabisan kesabarannya? Tentu saja tidak. Begitu pula ketika beliau shallallahu 'alaihi wasallam harus bangkit melakukan perlawanan terhadap musuh atas izin dan perintah Allâh Ta'âla. Justeru hal itu merupakan salah satu bentuk pendidikan kesabaran yang paling berharga.
Bersabar untuk marah, atau marah dalam kesabaran adalah perkara yang tidak mudah. Umumnya orang marah karena memperturutkan hawa nafsu. Tetapi, tidak demikian dengan yang dilakukan Nabi shallallâhu 'alaihi wasallam dan yang beliau perintahkan kepada umatnya. Itulah yang disebut, marah karena Allâh Ta'âla, bukan karena memperturutkan hawa nafsu. Marah yang demikian adalah beban yang hanya akan terlaksana jika dilakukan dengan sabar. Seorang muslim yang tidak lagi marah melihat kemusyrikan, bid’ah dan kemaksiatan merajalela di muka bumi, sedikitnya merupakan orang yang tidak punya kecemburuan terhadap Islam. Dan ia termasuk orang yang tidak memiliki kesabaran untuk marah terhadap kemungkaran tersebut.
Sabar sesungguhnya merupakan salah satu ajaran Islam yang agung, namun sangat berat. Bersabar untuk marah, bersabar menahan amarah, bersabar untuk selalu istiqamah menapaki ajaran Islam sesuai dengan sunnah Nabi shallallâhu 'alaihi wasallam dan para sahabat, bersabar untuk tidak tergesa-gesa, bersabar untuk tidak menyimpang, bersabar untuk menjauhi larangan, maupun bersabar menerima musibah dari Allâh Ta'ala, semuanya merupakan perkara yang berat. Itulah sebabnya, orang yang sabar pasti selalu disertai oleh Allâh Ta'ala.
Dan bersabarlah, sesungguhnya Allâh beserta orang-orang yang sabar.
(QS Al Anfal : 46)
(QS Al Anfal : 46)
Jika sabar bergabung dengan taqwa, maka tipu daya musuh, betapapun piawainya, tidak akan membahayakan.
Jika kamu bersabar dan bertaqwa,
niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.
Sesungguhnya Allâh mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.
(QS Ali Imran : 120)
niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.
Sesungguhnya Allâh mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.
(QS Ali Imran : 120)
Sabar mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Islam. Seseorang akan memperoleh kedudukan sebagai pemimpin yang mulia di sisi Allâh Ta'ala, dan dapat menjadi panutan umat, manakala ia bersabar dan betul-betul meyakini ayat-ayat Allâh Ta'ala.
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabar,
dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.
(QS As Sajdah/32 : 24)
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabar,
dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.
(QS As Sajdah/32 : 24)
Diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh hingga seseorang bisa bersabar dan mengalahkan hawa nafsunya. Yang jelas, sabar dalam Islam tidak ada batasnya. Wallâhu a'lam.
0 komentar:
Posting Komentar