Kamis, 07 November 2013

Jika Kita Melakukan Kebaikan

Imbalan Kebaikan

Dikisahkan, di keremangan senja, seorang pemuda bernama Alan, berkendara dengan mobil butut. Perasaannya galau. Pabrik tempatnya bekerja bangkrut dan dia belum juga mendapatkan pekerjaan tetap. Meski harus bekerja serabutan dan hidup pas-pasan, ia tidak ingin meninggalkan kampung halamannya. Di kota kecil itu, minimal dia sudah punya rumah kecil dan tentu, dia memiliki impian-impiannya.
Tidak jauh dari jalur tempatnya melaju, di pinggir jalan yang sepi, terlihat seorang nenek berdiri kedinginan di sebelah mobilnya yang mogok. Tanpa pikir panjang, ia langsung menepikan mobilnya, keluar, dan berjalan menghampiri perempuan tua itu.

"Selamat malam, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" Alan menyapa dengan sopan. Bukannya menjawab, si nenek malah terlihat ketakutan karena melihat penampilan Alan yang lusuh.

"Jangan khawatir. Saya hanya mau membantu Ibu," kata Alan menenangkan. Perempuan tua terlihat sedikit ragu, namun ia memberi Alan kesempatan untuk memperbaiki mobilnya. Alan pun membuka penutup/kap mobil dan mulai mencari sumber masalah. Kemudian dengan sigap dan cekatan, Alan mulai mencoba memperbaikinya sedangkan si nenek memperhatikannya dalam diam.

Setelah kurang lebih 30 menit, saat dites, ternyata mobil itu bisa nyala kembali! Dengan wajah lega, si nenek berucap gembira, "Terima kasih anak muda. Sungguh beruntung, bertemu dengan Anda. Berapa ongkos perbaikan mobil yang harus saya bayar?" sambil tangannya sibuk membuka tas untuk mengambil uang.

"Tidak Bu. Saya hanya sekadar membantu saja dan membantu bukanlah pekerjaan yang harus dibayar. Sungguh, saya ikhlas."

Melihat si nenek yang masih penasaran, Alan melanjutkan, "Jika Ibu ingin berterima kasih, tolong Bu, saat bertemu dengan orang yang perlu bantuan, bantulah dia. Itu sudah cukup buat saya".

"Anak muda, terima kasih sekali lagi. Ibu akan mengingat-ingat pesanmu tadi. Semoga Tuhan yang akan membalas kebaikan hatimu," ujar si nenek dengan perasaan haru dan senang.

"Selamat jalan dan hati-hati di jalan ya Bu," ucap Alan melepas kepergian si nenek.

Tidak jauh dari situ, si nenek yang merasa lapar dan kedinginan, mampir di sebuah kedai kecil pinggir jalan untuk mengisi perut. Seorang perempuan muda yang sedang hamil, dengan senyum hangat, melayaninya dengan tulus dan ramah.

"Kasihan gadis muda ini. Sedang hamil besar, tapi di malam hari masih bekerja melayani tamu," batin si nenek sambil melirik wajah pelayan yang tampak kelelahan. Seketika dia teringat pada pesan Alan. Maka ketika membayar makanannya, di bawah kertas bon, ia menyelipkan sejumlah besar uang beserta secarik kertas kecil dengan tulisan pesan: "Gadis muda yang baik, anggaplah uang ini sebagai hadiah dari Ibu. Ibu pun pernah dibantu orang, pesan si penolong ibu teruskan padamu. Jika ingin membalas kebaikan saya, bantu saja orang lain yang sedang perlu bantuan."

Betapa tersentuhnya hati wanita muda itu! Karena ia memang sedang perlu biaya untuk melahirkan. Sesampainya di rumah, ia berbisik pelan penuh sayang pada suaminya, yang lelap tertidur menunggunya di kursi tamu.

"Alan, semua akan baik-baik saja. Tadi ada tamu seorang perempuan tua yang sungguh berhati mulia dan aku mendapatkan hadiah yang luar biasa untuk menghadirkan bayi kita."
 
Pembaca yang Bijaksana,

Orang yang baik hatinya pasti akan mendapatkan imbalan yang baik pula dari Yang Maha Kuasa. Jangan memikirkan untung/rugi ketika mempunyai kesempatan untuk membantu orang yang membutuhkan bantuan. Lakukan saja perbuatan baik secara spontan, dengan hati yang tulus dan ikhlas karena hukum Tuhan tidak pernah salah. Apa yang kita tanam pasti akan kembali kepada kita pula, bahkan berkelimpahan.

Salam Sukses, Luar Biasa!!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution