Dalam Kesulitan Pasti Ada Kemudahan
Keadilan Tuhan sudah pasti tidak kita ragukan meskipun masih ada
sebagian orang yang terkadang khilaf dan mempertanyakan tentang keadilan
Tuhan tersebut, terutama mereka yang tidak mampu menghadapi ujian dari
Tuhan. Bagi mereka yang beriman tentu tidak akan pernah terlintas
sedikitpun keraguan atas keadilan Tuhan, walaupun misalnya ia terus
ditimpa musibah dan menemukan kegagalan dalam setiap usaha yang
dilakukannya.
Dalam kondisi seperti itu ia tetap yakin bahwa Tuhan sedang mengujinya
dan ia akan sanggup untuk menerima ujian tersebut, karena keyakinan
yang kuat bahwa dengan ujian tersebut sesungguhnya Tuhan sangat
menyayanginya, dan pada saatnya Tuhan akan memberikan karunia-Nya yang
besar dan luas kepadanya.
Namun bagi mereka yang imannya sangat lemah atau bahkan sama sekali
tidak beriman, maka akan sangat mudah ia menggugat Tuhan dengan
mengatakan bahwa Tuhan tidak adil, karena selalu menimpakan musibah dan
kegagalan kepada dirinya, sementara yang lain diberi-Nya kemudahan dan
kesuksesan. Itulah perbedaan yang sangat nyata bagi mereka yang
beriman dan mereka yang kurang atau tidak beriman. Sikap yang
ditunjukkan oleh keduanya tentu sangat berbeda dan pasti akan
mempengaruhi kehidupan masing masing.
Kemaha Adilan Tuhan tentu sangat luas dan tidak dapat dipandang hanya
secara lahir semata. Banyak orang terkadang tidak berpikir panjang
bahwa kalau Tuhan sedang menyayangi seseorang yang beriman itu ada
kalanya diberikan ujian tertentu; apakah orang tersebut tabah dalam
menjalankan ujian tersebut ataukah gagal ditengah jalan. Banyak di
dunia ini orang yang mengaku beriman, percaya kepada Tuhan dan kepada
seluruh yang diinformasikan oleh Tuhan, namun ketika Tuhan mengujinya
dengan sedikit ujian, ia gagal dan tidak dapat membuktikan keimanannya
tersebut.
Allah SWT sendiri sesungguhnya telah memberitahukan kepada kita
bahwa Tuhan pasti akan menguji kepada siapapun yang mengaku beriman,
meskipun ujian yang diberikan oleh Tuhan tersebut berbeda beda.
Penegasan bahwa Tuhan akan menguji setiap orang yang beriman tersebut
termaktub dalam firman-Nya surat al-Ankabut ayat 2-3, yang maksudnya:
" Apakah
manusia mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan kami telah
beriman sedang mereka tidak diuji. Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sungguh Dia juga mengetahui orang-orang
yang dusta".
Jadi Tuhan sendiri telah memberitahukan kepada kita
bahwa telah banyak orang yang ternyata imannya tersebut hanya dusta
belaka, karena mereka tidak tahan uji, tentu disamping banyak pula yang
benar benar imannya.
Kenyataan tersebut kiranya dapat menjadi pijakan kita bahwa untuk
persoalan iman tersebut memang tidak semuadah mengucapkan aku beriman
saja, melainkan akan mengalami ujian yang berbeda diantara manusia.
Namun kalau kita sudah mengetahui bahwa kita pasti akan diuji oleh
Tuhan tentu kita harus siap untuk menghadapinya, apapn bentuk ujian
tersebut. Bisa saja ujina yang diberikan oleh Tuhan menjadi sangat
berat bagi kita, namun bisa juga hanya sedang sedang saja. Tetapi
kalau kita ikhlas menjalankan ujian tersebut, dapat dipastikan semua
akan menjadi ringan, meskipun secara lahir sangat berat.
Bentuk bentuk ujian yang diberikan oleh Tuhan itu beraneka ragam,
baik yang berkenaan dengan diri kita, misalnya diberikan sakit, musibah
kecelakaan, ataupun kehilangan sebagian anggota tubuh, dan lainnya,
ataupun bisa berkenaan dengan harta benda kita, semisal dicuri atau
dirampas orang, ditipu orang, kebakaran, tanaman dimakan hama, usaha
yang mengalami kebangruan, dan lainnya, atau bisa juga menganai diri
orang lain yang kita kasihi, semacam musibah yang menimpa keluarga, atau
bahkan ada keluarga yang meninggal dunia atau mendapatkan cacat, dan
lainnya. Tetapi kalau kita dapat menyikapinya dengan kesabaran dan
ketenangan serta kepasrahan yang tulus kepada Tuhan, pasti kita nantinya
akan mendapatkan kebahagiaan.
Allah SWT sendiri telah memberikan pernyataan yang sangat jelas
mengenai ujian ujian yang ditimpakan kepada umat manusia tersebut
sebagaimana termaktub dalam surat al-Baqarah 155-156 yang maksudnya:
" Dan
sungguh Kami akan memberikan cobaan kepada kamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar; yaitu
orang-orang yang apabila tertimpa musibah ( cobaan ) mereka mengucapkan Inna Lillahi wa inna ilaihi Raji’un".
Nah, kalau kita mampu menyiapi ujian tersebut sebagai bagian dari
kecintaan dan kasih sayang Tuhan kepada kita, maka akan terasa ringan
menghadapi segala ujian tersebut. Karena kita sangat yakin bahwa Tuhan
tidak mungkin akan memberikan ujian di luar kemampuan kita. Demikian
juga kita sangat yakin bahwa setelah ujian tersebut Tuhan akan
memberikan kebahagiaan yang sangat banyak kepada kita. Artinya setelah
ita mengalami kesulitan dan kesusahan, sudah dapat dipastikan Tuhan akan
memberikan kemudahan dan kesenangan kepada kita.
Bukankah Tuhan sendiri telah menjelaskan kepada kita juga
bahwa sesungguhnya setelah kesulitan itu pasti akan datang kemudiahan
atau dengan kaa lain bahwa setiap kesulitan, pasti ada
kemudahan. Tinggal tergantung kta menyikapinya. Bisa saja sesuatu yang
sesungguhnya akan menjadi mudak tetapi kalau kita menyikapinya keliru,
justru akan tampak semakin susah. Karena itu semuanya sesungguhnya
tergantung kepada kita dalam menyikapi segala sesuatu, termasuk ujian
dari Tuhan.
Kalau saat ini kita sedang menghadapi berbagai persoalan yang belum
juga dapat kita atasi atau dengan bahasa lain sedang menghadapi
kesulitan, maka kita harus yakin bahwa pada saatnya pasti kita akan
mendapatkan jalan keluar dan mendapatkan kemudahan. Soal waktu kapan
kita akan mendapatkan kemudahan tersebut, tentu akan tergantung juga
dengan sikap kita. Kalau kita menyikapinya dengan tulus dan terus
berusaha untuk mendapatkan jalan kemudahan tersebut, tentu
kemudahan tersebut akan segera diberikan oleh Tuhan, tetapi sebalinya
kalau kita mensikapinya dengan perasaan gundah dan bahkan sama sekali
tidak mau berusaha untuk mendapatkan jalan keudahan tersebut, maka
Allah pun tidak akan segera memberikan kemudahan tersebut.
Jadi janji Tuhan bahwa dalam setiap kesulitan pasti ada kemudahan
tersebut tidak secara otomatis akan didapatkan, melainkan harus
diupayakan. Kisah seputar turunnya ayat yang menyatakan setiap
kesulitan pasti ada kemudahan tersebut ialah seputar peperangan yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya melawan para kafir
Quraisy. Dan memang setelah Nabi dan para sahabatnya tertimpa
kesulitan dei kesulitan, akhirnya dengan kegigihan dan kesabaran yang
mereka tunjukkan, Allah akhirnya mmebrikan kemudahan berupa kemenangan
kepada Nabi dan para sahabatnya.
Nah, gambaran tesebut memberikan pengertian kepada kita bahwa
kemudahan dan kemenangan yang raih oleh Nabi dan para sahabatnya
tersebut tidak tiba tiba datang begitu saja, melainkan karena terus
diusahakan sedemikian rupa dan dengan keprcayaan yang tinggi akan
pertolongan Tuhan serta kepasrahan yang total akan kemaha Kuasaan
Tuhan. Untuk itu sekali lagi kepercayaan yang total terhadap
kekuasaan Tuhan perlu kita tancapkan dalam sanubari kita. Demikian juga
tentang kepercayaan bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan harus
terus kita gelorakan dalam diri kita, tetapi usaha maksimal harus juga
terus kita lakukan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Dengan
begitu insya Allah Tuhan pasti akan menolong kita atas usaha terebut,
dan itulah wujud dari pernyataan bahwa setiap kesulitan pasti akan ada
kemudahan.
Kalau kemudian hal tersebut kita terapkan dalam kondisi kita saat ini
yang sedikit mengalami hambatan dalam mewujudkan konversi IAIN ke UIN,
dengan tetap percaya kepada Tuhan dan terus berusaha tanpa kenal
lelah melalui berbagai pendekatan, kita sangat yakin bahwa perjuangan
kita untuk mengegolkan konversi ke UIN tersebut akan terwujud. Kita
sangat yakin mengenai hal itu dan tidak sedikitpun ada keraguan di
dalamnya. Untuk itu kita sangat mengharapkan semua pihak, khususnya
keluarga besar IAIN Walisongo Semarang untuk tetap ottimis atas usaha
kita tersebut.
Demikian juga kalau pada saat ini kita juga sedang menghadapi sedikit
kesulitan mengenai berbagai program dalam DIPA kita yang ternyata tidak
sesuai dengan harapan dan rencana semula, maka kita harus yakin
bahwa kedepan kta pasti akan endapatkan jalan keluar terbaik
untuk memperbaiki DIPA kita yang sesuai dengan harapan dan rencana
semula. Bahkan bisa sangat mungkin bahwa dengan upaya revisi yang
akan kita lakukan, hal tersebut bisa terlaksana dan tidak harus menunggu
sampai DIPA tahun berikutnya.
Mudah mudahan Tuhan senantiasa mendengarkan dan mengabulkan
permohonan kita. Asalkan kita semua yakin dan terus berusaha secara
maksimal, pasti Tuhan akan mengabulkan permohonan kita, karena Tuhan
pasti tidak akan membiarkan hamba-Nya yang tulus memoon serta berusaha
dengan sungguh sungguh. Amin.
Oleh; Prof. Dr. H. Muhibbin Noor, M.Ag
0 komentar:
Posting Komentar