Selasa, 19 November 2013

Shaum yang Kita Kerjakan

Mengambil Pelajaran dari Shaum (Puasa) yang Kita Kerjakan 

Ketika tidak ada seorang pun yang melihat kita, dan kita mampu makan dan minum; tapi kita tidak makan dan minum, karena kita sedang shaum, dan kita tahu bahwa Allaah Maha Mengawasi lagi Maha Melihat perbuatan kita Maka ini pertanda ada keikhlashan dalam amalan kita.


Maka hendaknya tingkatkan keikhlashan tersebut, dengan MENGERJAKAN perkara-perkara yang DIWAJIBKAN, serta MENINGGALKAN perkara-perkara yang DIHARAMKAN baik saat kita shaum, maupun diluar shaum

Jika kita tidak berani untuk sengaja membatalkan shaum kita, ketika tidak dilihat makhluq. maka sudah semestinya kita pun jangan berani-berani untuk meninggalkan kewajiban, dan/atau mengerjakan larangan Terlebih lagi jika kita sedang shaum… Apakah kita menyangka Allaah hanya mengawasi kita dalam perkara makan, minum dan jima’ saja? dan Allaah lalai dari amalan wajib yang kita tinggalkan, dan perbuatan mungkar yang kita kerjakan?

Maka hendaknya kita shaum, bukan hanya sekedar menjaga diri dari makan, minum, serta jima’ saja Tapi LEBIH DARI ITU menjaga diri dari segala perbuatan yang diharamkanNya (baik itu meninggalkan kewajiban, dan/atau mengerjakan keharaman) Karena sesungguhnya, maksiat yang kita kerjakan, hanyalah akan mengurangi bahkan mungkin membatalkan pahala shaum kita Sudah kita berdosa dengan maksiat tersebut, batal pula pahala shaum kita Sehingga kita hanyalah mendapatkan lapar dan dahaganya saja, pahala tidak kita raih, dan tujuan shaum [yaitu agar kita bertaqwa] tidak tercapai!

Rasuulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang shaum, namun dia tidak mendapatkan dari shaum-nya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy; terdapat dalam shahiihut targhiib)

Dan jika kita mampu, hendaknya kita berbuat LEBIH LAGI daripada itu… Bahkan meninggalkan segala perkara yang tidak ada manfa’at aakhiratnya Bahkan itulah TANDA KEBAIKAN ISLAAM yang ada dalam diri kita.

Allaah memfirmankan sifat orang-orang MUKMIN:

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

dan orang-orang yang BERPALING dari perkara yang tidak ada manfa’atnya (al Mu’minuun: 3)

Rasuulullaah bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ

‘Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah MENINGGALKAN perkara yang TIDAK BERMANFA’AT bagi (urusan aakhirat)nya’.”  [Hasan; HR at-Tirmidzi dan selainnya]

Sehingga hari-hari kita hanyalah dipenuhi ketaatan kepadaNya yang mereka inilah orang yang paling sempurna pahala shaum-nya Ingat! khusus untuk amalan shaum Allaah sendiri-lah yang akan membalasnya.

Rasuulullaah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى

Allaah ‘azza wa jalla berfirman (yang artinya), ‘Kecuali shaum. shaum tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan (serta minuman, az) karena-Ku’(HR. Muslim)

Maka hendaknya kita mengagungkan maqam-Nya setinggi-tingginya, agar Dia menerima shaum kita, dan memberikan balasan kepada kita dengan balasan yang tanpa batas Aamiin.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution