4 Kunci Sederhana Agar Sukses Luar Biasa
Ada 4 Kunci Sederhana yang dapat kita lakukan untuk meraih sukses
yang luar biasa, serta meningkatkan kualitas diri kita secara utuh dan
menyeluruh.
Mari kita bahas satu-persatu:
1. Pilihan
Setiap hari tanpa sadar kita membuat pilihan yang tak terhitung jumlahnya. Setiap pilihan tersebut selalu menimbulkan dampak pada kehidupan kita. Sehingga bisa dikatakan, kualitas hidup kita saat sekarang, adalah hasil langsung dari rangkaian pilihan yang pernah kita buat. Tapi, bagaimana Anda membuat pilihan? Ada satu landasan/pedoman, yakni memilih ”berdasarkan apa yang terbaik bagi semua.”
Mungkin Anda akan bertanya lagi, "Bagaimana saya bisa tahu, apa yang benar-benar terbaik bagi semuanya?" Jawabannya sederhana. Yang terpenting bukanlah pilihan yang Anda buat, melainkan niat di balik pilihan Anda. Jika kemudian ternyata Anda membuat suatu pilihan yang buruk, tidak perlu merasa bersalah berkepanjangan. Karena Anda telah melakukan sebaik mungkin untuk memilih dengan niat yang tulus atas apa yang terbaik bagi semua, hati nurani Anda tetap ”clear” dan terbuka. Sehingga memungkinkan Anda lebih mudah belajar dari kesalahan-kesalahan itu, dan terus menjalani hidup dengan hati dan pikiran yang jernih.
Namun jangan lupa, “apa saja yang terbaik bagi semua, mestinya terbaik untukku juga!” Memilih apa yang terbaik, tidak berarti Anda harus selalu mengorbankan diri bagi orang lain. Bagi orangtua yang sibuk, misalnya, istirahat beberapa saat dari kepenatan mungkin terlihat agak sedikit egois. Namun dalam jangka panjang, hal itu justru dapat membantunya untuk menjadi orangtua yang lebih baik bagi anak-anaknya. Jadi ketika kita terus bergerak melewati hari dalam kehidupan kita, jangan pernah lupa menyertakan diri kita sendiri, sebagai dasar tujuan untuk memilih apa yang terbaik bagi semua.
2. Bimbingan Ilahi
Bimbingan Ilahi dapat datang dari banyak sumber. Dengan selalu membuka diri bagi petunjuk Ilahi, kita terbuka untuk menerima dukungan dari kekuatan besar yang jauh melampaui diri kita sendiri.
Kata Ilahi mungkin mempunyai pengertian yang berbeda bagi setiap orang, ada yang menyebutnya sebagai Tuhan, Allah, Sang Pencipta, Buddha, atau Roh Agung. Namun, setidaknya Anda tetap bisa merasakan adanya ”Sang Bijaksana,” dari bagian diri yang lebih tinggi atau lebih dalam dalam dari diri kita, yang dapat memberikan bimbingan. Kita harus selalu membuka diri untuk kehadiran-Nya, dan secara sadar mengundang bimbingan-Nya ke dalam kehidupan kita sehari-hari.
Harap selalu diingat, ada saat-saat di mana “yang terbaik” dari-Nya bukanlah apa yang paling mudah atau yang apa yang paling menyenangkan. ”Yang terbaik,” terkadang muncul dalam bentuk yang tidak kita duga atau tidak kita inginkan, seperti tantangan, situasi yang sulit, atau kegagalan. Bahkan, ia bisa muncul dalam bentuk ”rasa sakit” yang mengajar kita sebuah pelajaran penting, di mana dalam jangka panjang justru membantu kita untuk dapat menikmati hidup dengan lebih penuh.
Ketika kita memilih untuk melihat semua pengalaman hidup sebagai hadiah terindah dari Ilahi dan sebagai kesempatan untuk pertumbuhan dan pemahaman kita, maka kita terbuka untuk menerima bimbingan Ilahi yang lebih dalam.
3. Penerimaan dan Pemahaman
Jauh di lubuk hati kita semua, terdapat makhluk indah yang layak menerima cinta dan dukungan. Kepolosan bayi dan anak kecil yang manis, adalah contoh yang jelas tentang hal ini. Namun sayangnya, bagi kebanyakan kita, saat kita sudah dewasa, kebanyakan dari kita telah mengembangkan ”topeng pelindung” atau persona untuk menyembunyikan perasaan takut dan tidak aman. Sehingga dari luar, kita mungkin tampak bahagia atau ”terisi,” namun dari dalam—kebanyakan dari kita dalam berbagai tingkat—merasa tidak bahagia dengan diri kita yang sesungguhnya.
Saya kira, dengan memilih untuk menerima dan memahami apa pun adanya diri kita, kita dapat mengundang esensi batin yang indah itu untuk bersinar menembus awan dan bersinar lagi dalam hidup kita. Mintalah bimbingan Ilahi ketika Anda menjelajahi dan mentransformasi tempat-tempat gelap itu.
Dibutuhkan keberanian untuk menerima dan untuk memahami ketakutan dan kelemahan kita. Namun dengan melakukan yang terbaik untuk diri kita sepenuhnya dalam semua kekuatan dan kelemahan kita, hidup kita bisa tumbuh lebih kaya, lebih dalam, dan lebih bermakna. Orang-orang di sekitar pun akan melihat kita berubah menjadi seperti apa-adanya dan lebih jujur dengan mereka, maka mereka pun akan terinspirasi untuk juga menjadi lebih apa-adanya dan jujur kepada kita.
4. Cinta dan Pemberdayaan
Let me start with myself. “Aku akan melakukan yang terbaik untuk mencintai dan memberdayakan diri sendiri agar menjadi yang TERBAIK yang saya bisa, setiap hari di sepanjang hidup saya.” Dengan membuat komitmen ini kepada diri sendiri, akan menjadi lebih mudah untuk mencintai dan memberdayakan orang-orang di sekitar kita.
Bagaimana dengan orang-orang yang tidak kita sukai? Dalam kasus ini, kita dapat mengingatkan diri bahwa biasanya kepribadian seseorang yang tidak kita sukai hanyalah topeng atau awan gelap yang menghalangi esensi dirinya yang lebih dalam. Maka, lakukan yang terbaik untuk memberdayakan hakikat “esensi bercahaya”/”percikan Ilahi” dalam diri mereka yang tersembunyi di balik topeng atau kepribadiannya yang tidak kita sukai. Caranya: hindari menghakimi seseorang sebagai orang yang buruk. Terbukalah pada sikap mencintai/mengasihi.
1. Pilihan
Setiap hari tanpa sadar kita membuat pilihan yang tak terhitung jumlahnya. Setiap pilihan tersebut selalu menimbulkan dampak pada kehidupan kita. Sehingga bisa dikatakan, kualitas hidup kita saat sekarang, adalah hasil langsung dari rangkaian pilihan yang pernah kita buat. Tapi, bagaimana Anda membuat pilihan? Ada satu landasan/pedoman, yakni memilih ”berdasarkan apa yang terbaik bagi semua.”
Mungkin Anda akan bertanya lagi, "Bagaimana saya bisa tahu, apa yang benar-benar terbaik bagi semuanya?" Jawabannya sederhana. Yang terpenting bukanlah pilihan yang Anda buat, melainkan niat di balik pilihan Anda. Jika kemudian ternyata Anda membuat suatu pilihan yang buruk, tidak perlu merasa bersalah berkepanjangan. Karena Anda telah melakukan sebaik mungkin untuk memilih dengan niat yang tulus atas apa yang terbaik bagi semua, hati nurani Anda tetap ”clear” dan terbuka. Sehingga memungkinkan Anda lebih mudah belajar dari kesalahan-kesalahan itu, dan terus menjalani hidup dengan hati dan pikiran yang jernih.
Namun jangan lupa, “apa saja yang terbaik bagi semua, mestinya terbaik untukku juga!” Memilih apa yang terbaik, tidak berarti Anda harus selalu mengorbankan diri bagi orang lain. Bagi orangtua yang sibuk, misalnya, istirahat beberapa saat dari kepenatan mungkin terlihat agak sedikit egois. Namun dalam jangka panjang, hal itu justru dapat membantunya untuk menjadi orangtua yang lebih baik bagi anak-anaknya. Jadi ketika kita terus bergerak melewati hari dalam kehidupan kita, jangan pernah lupa menyertakan diri kita sendiri, sebagai dasar tujuan untuk memilih apa yang terbaik bagi semua.
2. Bimbingan Ilahi
Bimbingan Ilahi dapat datang dari banyak sumber. Dengan selalu membuka diri bagi petunjuk Ilahi, kita terbuka untuk menerima dukungan dari kekuatan besar yang jauh melampaui diri kita sendiri.
Kata Ilahi mungkin mempunyai pengertian yang berbeda bagi setiap orang, ada yang menyebutnya sebagai Tuhan, Allah, Sang Pencipta, Buddha, atau Roh Agung. Namun, setidaknya Anda tetap bisa merasakan adanya ”Sang Bijaksana,” dari bagian diri yang lebih tinggi atau lebih dalam dalam dari diri kita, yang dapat memberikan bimbingan. Kita harus selalu membuka diri untuk kehadiran-Nya, dan secara sadar mengundang bimbingan-Nya ke dalam kehidupan kita sehari-hari.
Harap selalu diingat, ada saat-saat di mana “yang terbaik” dari-Nya bukanlah apa yang paling mudah atau yang apa yang paling menyenangkan. ”Yang terbaik,” terkadang muncul dalam bentuk yang tidak kita duga atau tidak kita inginkan, seperti tantangan, situasi yang sulit, atau kegagalan. Bahkan, ia bisa muncul dalam bentuk ”rasa sakit” yang mengajar kita sebuah pelajaran penting, di mana dalam jangka panjang justru membantu kita untuk dapat menikmati hidup dengan lebih penuh.
Ketika kita memilih untuk melihat semua pengalaman hidup sebagai hadiah terindah dari Ilahi dan sebagai kesempatan untuk pertumbuhan dan pemahaman kita, maka kita terbuka untuk menerima bimbingan Ilahi yang lebih dalam.
3. Penerimaan dan Pemahaman
Jauh di lubuk hati kita semua, terdapat makhluk indah yang layak menerima cinta dan dukungan. Kepolosan bayi dan anak kecil yang manis, adalah contoh yang jelas tentang hal ini. Namun sayangnya, bagi kebanyakan kita, saat kita sudah dewasa, kebanyakan dari kita telah mengembangkan ”topeng pelindung” atau persona untuk menyembunyikan perasaan takut dan tidak aman. Sehingga dari luar, kita mungkin tampak bahagia atau ”terisi,” namun dari dalam—kebanyakan dari kita dalam berbagai tingkat—merasa tidak bahagia dengan diri kita yang sesungguhnya.
Saya kira, dengan memilih untuk menerima dan memahami apa pun adanya diri kita, kita dapat mengundang esensi batin yang indah itu untuk bersinar menembus awan dan bersinar lagi dalam hidup kita. Mintalah bimbingan Ilahi ketika Anda menjelajahi dan mentransformasi tempat-tempat gelap itu.
Dibutuhkan keberanian untuk menerima dan untuk memahami ketakutan dan kelemahan kita. Namun dengan melakukan yang terbaik untuk diri kita sepenuhnya dalam semua kekuatan dan kelemahan kita, hidup kita bisa tumbuh lebih kaya, lebih dalam, dan lebih bermakna. Orang-orang di sekitar pun akan melihat kita berubah menjadi seperti apa-adanya dan lebih jujur dengan mereka, maka mereka pun akan terinspirasi untuk juga menjadi lebih apa-adanya dan jujur kepada kita.
4. Cinta dan Pemberdayaan
Let me start with myself. “Aku akan melakukan yang terbaik untuk mencintai dan memberdayakan diri sendiri agar menjadi yang TERBAIK yang saya bisa, setiap hari di sepanjang hidup saya.” Dengan membuat komitmen ini kepada diri sendiri, akan menjadi lebih mudah untuk mencintai dan memberdayakan orang-orang di sekitar kita.
Bagaimana dengan orang-orang yang tidak kita sukai? Dalam kasus ini, kita dapat mengingatkan diri bahwa biasanya kepribadian seseorang yang tidak kita sukai hanyalah topeng atau awan gelap yang menghalangi esensi dirinya yang lebih dalam. Maka, lakukan yang terbaik untuk memberdayakan hakikat “esensi bercahaya”/”percikan Ilahi” dalam diri mereka yang tersembunyi di balik topeng atau kepribadiannya yang tidak kita sukai. Caranya: hindari menghakimi seseorang sebagai orang yang buruk. Terbukalah pada sikap mencintai/mengasihi.
Lantas bagaimana jika seseorang melakukan sesuatu yang jelas salah atau menyebabkan kerusakan/kerugian? Dalam kasus ini, bersikaplah tegas dan ambil tindakan apa pun yang kita rasa terbaik untuk menghentikan bahaya. Tegakkan konsekuensi secara serius kepada seseorang yang telah bertindak secara ekstrim.
Namun, saat kita mengambil tindakan, bersikaplah terbuka untuk tetap melihat kekacauan batin yang menyebabkan orang tersebut melakukan kejahatan. Kita dapat bertindak dari tempat penuh cinta dan dukungan, bahkan ketika secara tegas menghentikan seseorang dari berbuat salah yang menyebabkan kerugian. Dengan memilih untuk melihat di balik semua rasa sakit, penderitaan, dan kebencian, serta mengenali dan menghubungkan dengan hakikat Ilahi di dalam diri seseorang yang bahkan telah merugikan dan menyakiti kita, kita tidak hanya menyembuhkan dunia, tetapi kita menyembuhkan diri kita sendiri.
Netter yang Bijaksana,
Bayangkan sejenak sebuah dunia di mana semua orang benar-benar melakukan yang terbaik untuk mencintai dan memberdayakan satu sama lain. Bayangkan jika sejumlah besar orang-orang di planet ini benar-benar melakukan yang terbaik untuk hidup dengan 4 kunci sederhana ini.
Kabar baiknya, kita dapat memilih untuk menjadi salah satu dari kelompok orang tersebut sekarang juga. Kita dapat memilih untuk membuat hidup kita dan dunia yang kita tinggali ini menjadi sebuah tempat yang lebih baik. Dan tepat pada saat itulah, maka kita menjadi pribadi yang benar-benar berbeda dan melakukan berbagai kegiatan dengan cara-cara yang jauh berbeda. Dan pada akhirnya akan menghasilkan pencapaian yang jauh berbeda pula. Dan ketika semua itu terjadi, kita bukan hanya mencapai SUKSES yang SEJATI, tetapi kita bahkan telah memulai perjalanan sebagai pribadi yang SUKSES itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar