Di sebuah negeri Arab, ada seorang yang sudah sepuh, usianya sudah
menginjak 80 tahun. Umumnya orang-orang yang sudah berumur, banyak
penyakit yang datang silih berganti, tidak terkecuali sang kakek ini.
Sang kakek mengidap penyakit kanker prostat yang cukup parah.
Pada suatu hari ia sama sekali tidak bisa mengeluarkan air urinnya.
Anak-anaknya pun membawanya ke rumah sakit agar segera ditangani oleh
dokter. Kakek tua ini langsung diperiksa oleh dokter dan diupayakan agar
masalahnya bisa teratasi. Alhamdulillah, para dokter bisa mengatasi
masalahnya, ia bisa mengelurkan urinnya dan berkuranglah rasa sakitnya.
Anak-anaknya menemui dokter yang mengobati ayah mereka, mereka
mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas bantuan para dokter ini.
Setelah itu, anak-anak kakek ini kembali menemui ayah mereka untuk
menghibur dan menenangkan hatinya. Namun ternyata mereka melihat ayah
mereka sedang tenggelam dalam deraian air mata. Lalu mereka mengatakan,
“Wahai ayah, rasa sakit yang engkau rasakan telah hilang, mengapa ayah
menangis?”
Kakek tua ini menenangkan diri dari tangisnya, lalu ia menjawab,
“Dokter itu hanya menolongku dalam satu kali kesempatan ini saja, tapi
kita benar-benar merasakan kebaikannya, dan kita benar-benar sangat
berterima kasih kepadanya. Aku teringat Allah Ta’ala, yang selama
80 tahun ini aku benar-benar dibuai dengan kenikmatan yang Dia berikan
kepadaku. Dengan kedermawanan dan kebaikan-kebaikan-Nya, sampai-sampai
perkara yang tidak aku minta pun Dia berikan untukku, namun betapa
kurang rasa syukurku kepada-Nya.”
—————————————————————————————–
Ibnu Qayyim mengatakan, “Jika Allah menyingkapkan kepada hamba-Nya
sebuah tabir, dan menunjukkan kepada mereka bagaimana Allah mengatur
urusan mereka, betapa Allah sangat menginginkan kebaikan untuk
hamba-hamba-Nya lebih dari hamba tersebut menginginkan kebaikan itu
untuk dirinya sendiri, dan Allah lebih menyayangi hamba-hamba-Nya lebih
dari kasih sayang ibu-ibu mereka, pasti hati mereka akan leleh karena
mencintai Allah dan pasti hati mereka akan tersayat-sayat karena
berterima kasih kepada Allah.”
Demikianlah kenikmatan yang Allah berikan kepada kita semenjak kita
dalam kandungan ibu kita hingga di usia kita saat ini. Banyak kenikmatan
yang Allah berikan, bahkan terkadang kita tidak memintanya, dan kita
tidak tahu akan mendapatkannya, namun Allah berikan kepada kita lalu
kita bahagia dengan kenikmatan yang tidak disangka-sangka itu.
Sampai Imam Ibnu Qayyim menggambarkan jika saja kita benar-benar
menyadari nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita niscaya kita akan
sangat mencintainya dan ketika kita benar-benar menyadari nikmat-Nya,
hati kita akan tersayat-sayat betapa kita selama ini tidak berterima
kasih kepada-Nya.
Sumber: WaZkr
0 komentar:
Posting Komentar