Para Nabi Juga Bekerja
Bekerja menjadi ciri dari umat Muhammad. Dalam fondasi agama Islam,
bekerja bagian dari upaya menjemput rahmat Allah di seluruh penjuru
negeri.
Dalam bukunya Selangkah Lagi Anda Masuk Surga, Direktur Pusat Kajian
Hadis Jakarta, Ahmad Lutfi Fathullah mengatakan, Allah telah
memeritahkan hamba-nya untuk mempersiapkan diri menghadapi hidup di
akhirat. Tapi dia juga mengingatkan umat Islam memiliki bagian rezeki di
dunia.
Diriwayatkan sejumlah sahabat, para utusan Allah juga bekerja. Selain
bertugas mengurusi masalah kenabian, para utusan Allah ini juga bekerja
keras guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nabi Daud misalnya tidak
akan makan kecuali dari hasil kerja kerasnya sendiri.
Nabi Zakaria, seorang tukang kayu terbaik di masanya. Rasulullah pun
sejak kecil sudah bekerja. Seperti nabi-nabi terdahulu, Rasulullah
menggembala kambing dengan upah beberapa qirath.
Dalam bekerja, Rasulullah dan nabi-nabi terdahulu mengedepankan
beberapa hal. Yakni, jujur, tidak bersumpah untuk kebohongan, berikan
amanat kepada ahlinya, jangan salahgunakan amanah, tekun dalam bekerja,
dan berikan hak karyawan.
Diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda, penjual dan
pembeli memiliki hak khiyar (memilih) selama mereka belum terpisah. Jika
keduanya jujur dan berterus terang, jual beli mereka akan diberkahi.
Jika keduanya menyembunyikan aib dan berdusta, keberkahan mereka hilang.
Hal terpenting dari apa yang diteladani para utusan Allah ini, dalam
bekerja dibutuhkan kearifan dan kesabaran.
Dalam dunia usaha, untung dan
rugi hal biasa. Karena itu, diteladankan satu sikap bersyukur dan tidak
sombong ketika beruntung. Dan bersikap sabar dan lapang dada bisa alami
kerugian.
1 komentar:
yang malas itu temannya setan .. :(
http://acemaxs31.com
Posting Komentar