Kenapa Sih Musti Minta Oleh-oleh Sama Teman yang Berpergian?
Minta oleh-oleh ke teman yang akan bepergian sah-sah saja. Tapi kita harus memikirkan teman tersebut, di mana perginya, naik apa, berapa lama, sendirian atau rame-rame, dan seterusnya. Jika dirasa merepotkan, lebih baik urungkan niat minta oleh-oleh biar teman tenang selama liburan.
Pernah gak waktu mau pergi liburan ke suatu tempat, ada teman nyeletuk, “Jangan lupa oleh-oleh, ya…” Celetukan itu telah menjadi semacam tradisi jika ada teman yang akan liburan. Meski itu sekadar basa-basi, kita tetap merasa ada beban pas berlibur nanti.
Buat kebanyakan orang, sejujurnya, beli oleh-oleh pas liburan itu malasnya minta ampun. Tapi tetap saja kalau diminta beli oleh-oleh, walau dengan nada bercanda, kita tetap beli karena khawatir mengecewakan.
Pertanyaannya, kenapa sih mesti minta oleh-oleh sama teman yang bepergian?
Di sinilah berlaku pelajaran sekolah yang pernah diajarkan guru sewaktu sekolah dasar, yaitu empati dan simpati. Empati adalah kemampuan kita untuk merasakan hal seperti yang dirasakan orang lain. Kalau simpati, kita hanya memberi perhatian kepada orang lain atas apa yang dialami orang itu.
Pertama-tama, kita harus berempati dengan membalikkan permintaan itu kepada diri sendiri. Mau tidak kita yang niatnya mau liburan senang-senang tapi dititipin oleh-oleh macam-macam?
Lalu bersimpatilah dengan memberikan teman yang bepergian kesempatan bersenang-senang selama liburan tanpa mikirin oleh-oleh. Gimana sih rasanya, baru cerita rencana liburan udah dititipin oleh-oleh macem-macem? Beli tiket aja belum. Capek deh.
Ada tiga hal utama yang membuat kita malas membeli oleh-oleh, yaitu:
Dari ketiga hal itu, yang paling sering dijadikan alasan adalah repot bawanya. Apalagi jika kita bepergian naik pesawat yang membatasi bagasi 20-30 kilogram dan dengan jarak jauh.
Setelah berempati, waktunya bersimpati. Jika kita sendiri malas dititipi oleh-oleh, apa bijak kalau kita sering minta oleh-oleh ke orang lain?
Jika kita punya teman seperti itu tapi enggan menolaknya mentah-mentah, ada tips untuk menyiasati permintaan itu.
Kalau teman minta oleh-oleh dari toko semacam ini, bilang saja tokonya tutup pas kita datang. Kalau ga mau bohong, ya coba aja datangi toko itu tengah malam, kan tokonya benara tutup?
Kalau ada pertanyaan, “Kenapa tutup, ya?” Jawab saja, “Wah, gak tau juga aku. Pas di sana tutup, gak ada keterangan apa-apa.” Biasanya setelah itu ya sudah, omongan gak berlanjut dan kita aman.
Kepada teman yang minta oleh-oleh kita bisa bilang barang tersebut habis stock-nya. Tapi jangan kasih alternatif oleh-oleh lain.
Triknya, kamu hubungi teman itu pada detik-detik kita akan pulang. Dengan begitu, kita bisa beralasan buru-buru mau pulang biar gak ketinggalan angkutan.
Kalau kasusnya seperti ini, tawarkan ke mereka untuk mengirim oleh-oleh itu lewat jasa pengiriman. Tentu saja kita sekalian meminta ongkos kirim kepada mereka yang minta oleh-oleh.
Kalau mau yang lebih ga ribet lagi, minta penjual oleh-olehnya yang mengirim. Semua ongkos ditanggung teman yang menitip.
Kalau tips yang satu ini berlaku saat musim hujan. Cuaca hujan bisa kita jadikan alasan untuk menolak permintaan membeli oleh-oleh teman. Sebab hujan pasti membatasi aktivitas seseorang.
Bilang saja di tempat kita berlibur hujan terus jadi sering gak bisa ke mana-mana. Kalau pas cuaca cerah, kita cuma manfaatin buat memaksimalkan liburan jadi tak sempat membeli oleh-oleh. Kalau teman pengertian, kita pasti aman.
Tips: Bilang dengan nada memelas, “Hujan nih malahan, jadi ga bisa ke mana-mana deh, padahal mau menikmati liburan.” Ingat ya, dengan nada memelas.
5. Wah, lupa
Tips ini bisa dipraktekkan kalau kita mau tanpa tedeng aling-aling mencari-cari alasan lain. Ketika teman “menodong” oleh-oleh pas kita sudah pulang, bilang dengan ekspresi tak berdosa, “Wah, iya, lupa, sori banget. Tar kapan-kapan aku beliin pas ke sana lagi.”
Kalau tidak, kita bisa menghubungi teman yang minta oleh-oleh itu pas hendak pulang. Bisa lewat WhatsApp, BBM, telepon atau apa pun. Bilangnya begini, “Lupa beli titipannya, nih. Tapi udah di bandara/stasiun/terminal mau pulang. Sori, ya.”
Minta oleh-oleh ke teman yang akan bepergian sah-sah saja. Tapi kita harus memikirkan teman tersebut, di mana perginya, naik apa, berapa lama, sendirian atau rame-rame, dan seterusnya. Jika dirasa merepotkan, lebih baik urungkan niat minta oleh-oleh biar teman tenang selama liburan.
Pernah gak waktu mau pergi liburan ke suatu tempat, ada teman nyeletuk, “Jangan lupa oleh-oleh, ya…” Celetukan itu telah menjadi semacam tradisi jika ada teman yang akan liburan. Meski itu sekadar basa-basi, kita tetap merasa ada beban pas berlibur nanti.
Buat kebanyakan orang, sejujurnya, beli oleh-oleh pas liburan itu malasnya minta ampun. Tapi tetap saja kalau diminta beli oleh-oleh, walau dengan nada bercanda, kita tetap beli karena khawatir mengecewakan.
Pertanyaannya, kenapa sih mesti minta oleh-oleh sama teman yang bepergian?
Di sinilah berlaku pelajaran sekolah yang pernah diajarkan guru sewaktu sekolah dasar, yaitu empati dan simpati. Empati adalah kemampuan kita untuk merasakan hal seperti yang dirasakan orang lain. Kalau simpati, kita hanya memberi perhatian kepada orang lain atas apa yang dialami orang itu.
Pertama-tama, kita harus berempati dengan membalikkan permintaan itu kepada diri sendiri. Mau tidak kita yang niatnya mau liburan senang-senang tapi dititipin oleh-oleh macam-macam?
Lalu bersimpatilah dengan memberikan teman yang bepergian kesempatan bersenang-senang selama liburan tanpa mikirin oleh-oleh. Gimana sih rasanya, baru cerita rencana liburan udah dititipin oleh-oleh macem-macem? Beli tiket aja belum. Capek deh.
Ada tiga hal utama yang membuat kita malas membeli oleh-oleh, yaitu:
- Tidak ada waktu dan kendaraan
- Uang terbatas
- Repot bawanya
Dari ketiga hal itu, yang paling sering dijadikan alasan adalah repot bawanya. Apalagi jika kita bepergian naik pesawat yang membatasi bagasi 20-30 kilogram dan dengan jarak jauh.
Setelah berempati, waktunya bersimpati. Jika kita sendiri malas dititipi oleh-oleh, apa bijak kalau kita sering minta oleh-oleh ke orang lain?
Cara Menyiasati Permintaan Oleh-oleh
Meski dianya sendiri ogah dititipi oleh-oleh, ada saja orang yang rajin minta dibelikan buah tangan sewaktu temannya bepergian. Dia menganggap minta oleh-oleh sudah biasa ketika orang lain akan liburan.Jika kita punya teman seperti itu tapi enggan menolaknya mentah-mentah, ada tips untuk menyiasati permintaan itu.
1. Tokonya tutup
Sejumlah daerah punya oleh-oleh khas yang dijual di toko tertentu di daerah tersebut. Misalnya serabi Notosuman di Solo. Serabi itu hanya dijual di satu tempat di Solo. Meski ada beberapa tempat lain yang menamai tokonya “Serabi Notosuman”, yang asli ya hanya di satu toko karena dia tak buka cabang.Kalau teman minta oleh-oleh dari toko semacam ini, bilang saja tokonya tutup pas kita datang. Kalau ga mau bohong, ya coba aja datangi toko itu tengah malam, kan tokonya benara tutup?
Kalau ada pertanyaan, “Kenapa tutup, ya?” Jawab saja, “Wah, gak tau juga aku. Pas di sana tutup, gak ada keterangan apa-apa.” Biasanya setelah itu ya sudah, omongan gak berlanjut dan kita aman.
2. Barangnya abis
Kita bisa juga bilang ke teman bahwa barang oleh-oleh yang diminta habis. Ini berlaku kalau barang tersebut diproduksi terbatas. Misalnya pajangan miniatur tertentu, seperti becak, di Malioboro, Yogyakarta.Kepada teman yang minta oleh-oleh kita bisa bilang barang tersebut habis stock-nya. Tapi jangan kasih alternatif oleh-oleh lain.
Triknya, kamu hubungi teman itu pada detik-detik kita akan pulang. Dengan begitu, kita bisa beralasan buru-buru mau pulang biar gak ketinggalan angkutan.
3. Dikirim saja, ya
Tips ini bisa dipakai kalau kita mau membelikan oleh-oleh tapi malas membawanya karena repot. Contohnya banyak teman minta oleh-oleh sehingga barang yang dibawa pun bermacam-macam.Kalau kasusnya seperti ini, tawarkan ke mereka untuk mengirim oleh-oleh itu lewat jasa pengiriman. Tentu saja kita sekalian meminta ongkos kirim kepada mereka yang minta oleh-oleh.
Kalau mau yang lebih ga ribet lagi, minta penjual oleh-olehnya yang mengirim. Semua ongkos ditanggung teman yang menitip.
4. Hujan terus
Kalau tips yang satu ini berlaku saat musim hujan. Cuaca hujan bisa kita jadikan alasan untuk menolak permintaan membeli oleh-oleh teman. Sebab hujan pasti membatasi aktivitas seseorang.
Bilang saja di tempat kita berlibur hujan terus jadi sering gak bisa ke mana-mana. Kalau pas cuaca cerah, kita cuma manfaatin buat memaksimalkan liburan jadi tak sempat membeli oleh-oleh. Kalau teman pengertian, kita pasti aman.
Tips: Bilang dengan nada memelas, “Hujan nih malahan, jadi ga bisa ke mana-mana deh, padahal mau menikmati liburan.” Ingat ya, dengan nada memelas.
5. Wah, lupa
Tips ini bisa dipraktekkan kalau kita mau tanpa tedeng aling-aling mencari-cari alasan lain. Ketika teman “menodong” oleh-oleh pas kita sudah pulang, bilang dengan ekspresi tak berdosa, “Wah, iya, lupa, sori banget. Tar kapan-kapan aku beliin pas ke sana lagi.”
Kalau tidak, kita bisa menghubungi teman yang minta oleh-oleh itu pas hendak pulang. Bisa lewat WhatsApp, BBM, telepon atau apa pun. Bilangnya begini, “Lupa beli titipannya, nih. Tapi udah di bandara/stasiun/terminal mau pulang. Sori, ya.”
0 komentar:
Posting Komentar