Jodoh : Antara Takdir dan Usaha
Masalah jodoh, memang rahasia ilahi. Seperti disebutkan dalam hadits
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, di saat manusia masih berada dalam perut
ibunya, “Kemudian diperintahkan malaikat untuk menuliskan rezekinya,
ajalnya, amal perbuatannya, kebahagiaan atau kesengsaraannya…”
Jodoh,
termasuk rezeki seseorang. Jadi memang sudah ditentukan oleh Allah
semenjak manusia belum diciptakan, dan sudah ditulis di Lauh Mahfuzh.
Dalam hal ini, kita tidak diperintahkan untuk memikirkan tentang takdir
tersebut, tapi hanya diperintahkan untuk berusaha. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Beramallah, masing-masing akan dimudahkan
melakukan apa telah dituliskan baginya.” (Riwayat Muslim).
Sebenarnya,
berusaha atau tidak berusaha, jodoh sudah ditetapkan. Tapi masalahnya
bukan itu. Bahwa kita tetaplah dianggap berbuat keliru, bila kita tidak
berusaha. Yang dituntut oleh Allah dari kita adalah upaya, ikhtiar dan
niat baik. Jodoh tetap Allah yang menentukan. Jadi soal jodoh, rezeki
dan takdir kita tidak berhak mengurusnya, tapi kita hanya diperintahkan
untuk berusaha. Dengan upaya yang benar dan niat yang bersih itulah,
kita akan diberi pahala. Hasilnya, Allah yang menentukan.
Sekali lagi, persoalan jodoh berada di tangan Allah, kita hanya
diperintahkan untuk berusaha. Selama menjaga kehormatan dan berupaya
memperbaiki diri, insya Allah, akan mendapatkan jodoh yang sesuai dengan
harapan. Wanita baik akan dipertemukan dengan pria yang baik. Asalkan
niat tulus selalu dijaga.
Ketika seseorang terlambat mendapatkan
jodoh, semua sudah suratan dari Allah. Soal kekeliruan, kelalaian, atau
keteledoran, itu semua hanya jalannya saja. Jalan yang menyebabkan kita
kesulitan mendapatkan jodoh.Kalau itu kita lakukan dengan sengaja, kita
berkewajiban bertaubat.
0 komentar:
Posting Komentar