Inilah Sifat yang Paling di Benci Allah Subhanahu Wa Ta’ala
AKU LEBIH BAIK DARINYA !!!
Itulah
kalimat keangkuhan pertama yang membuat iblis terusir dari surga dan
terlaknat untuk selama2nya. Maka tidak sepantasnya ia keluar dari bibir
seorang hamba yang telah dimuliakan dengan akal untuk berfikir, hati
untuk memahami dan anggota tubuh untuk tunduk, patuh penuh syukur.
Sifat
sombong adalah sifat yang dibenci Allah, sifat ini dapat menurunkan
kedudukan seorang hamba dari kemuliaan pada kehinaan, bahkan dia bisa
menjadi penghalang manusia dari surga Allah, tak perduli sebesar apa
kadar kesombongan itu. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Tidak masuk surga orang yang didalam hatinya ada rasa sombong meskipun
hanya sebiji sawi”.
Allah berfirman dalam hadits qudsi,
“Keagungan adalah sarung-Ku dan
kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya (dari Aku) maka Aku
akan menyiksanya. (HR. Muslim).
Saking besarnya bahaya sifat
sombong ini, tak heran bila Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
senantiasa memohon perlindungan kepada Allah darinya disaat memasuki
pagi ataupun menjelang petang. Beliau selalu berdo’a,
رب أعوذ بك من الكسل و سوء الكبر
Rabbi audzubika minal kasali wa suuil kibr.
“Tuhanku… Aku memohon perlindunganmu dari sifat pemalas dan buruknya sifat sombong”
Lalu apa kesombongan itu…? Apa tolak ukur hingga seseorang itu dikatakan sombong..? Saat
Rasulullah menjelaskan bahwa “tidak akan masuk surga orang yang didalam
hatinya ada rasa sombong meskipun hanya sebiji sawi”, maka ada seorang
laki-laki bertanya :”sesungguhnya ada seorang yang senang pakaiannya
bagus dan juga sandalnya bagus”. Beliau bersabda “sesungguhnya Allah itu
indah yang senang terhadap keindahan.
Sedang sombong itu adalah
MENOLAK KEBENARAN DAN MERENDAHKAN ORANG LAIN”
Inilah
barometer kesombongan yang digariskan Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam. Kedua sifat ini terkumpul pada diri Iblis, yaitu sikap menolak
kebenaran berupa perintah untuk sujud dan merendahkan nabi Adam
alaihissalam yang diciptakan Allah dari tanah dengan tangan-Nya.
Memang
sudah merupakan tabiat manusia selalu merasa paling mulia, paling
unggul, dan hebat dari orang lain, apalagi bila dia memiliki kedudukan
tinggi baik secara akademik maupun secara strata sosial. Perasaan itupun
akhirnya melahirkan keangkuhan, tak mau mengakui keunggulan orang lain,
bahkan tak jarang dia akan melancarkan makar agar karunia Allah yang
ada pada orang lain hilang. Padahal Al Qur’an mengajari kita untuk
tawadhu, Al Qur’an menuntun kita untuk mengembalikan semua keberhasilan
itu pada Allah dan Al Qur’an juga menuntun kita untuk mengakui
keunggulan orang lain, diatas langit masih ada langit.
” و فوق كل ذى علم عليم”
“Dan diatas setiap orang berilmu itu ada Dzat yang Maha Mengetahui”
Satu
hal yang harus kita sadari, bahwa tidak ada rekomendasi dari Allah
bahwa kita adalah orang yang paling sholeh. Manusia boleh menilai apa
yang Nampak, tapi Allah melihat pada apa yang tersembunyi di dalam dada
kita.
Semoga Allah melindungi kita dari sifat sombong dan
membimbing hati kita supaya mudah menerima kebenaran dan tidak
meremehkan orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar