Bahaya Sogok-Menyogok
Ayyuhal mukminun,
Sogok-menyogok adalah penyakit berbahaya yang menyebabkan kebinasaan
dan datangnya adzab apabila ia berada di tengah masyarakat. Penyakit ini
dapat menghilangkan wibawa dan harga diri seseorang. Disia-siakannya
hak.
Tersebarnya kezaliman. Banyak orang yang akan tersakiti. Dan
mudharat-mudharat lainnya yang merupakan buah dari keberadaannya. Inilah
penyakit sogok-menyogok.
Tahukah Anda apa itu sogok-menyogok? Sogok-menyogok adalah harta atau
uang yang diberikan kepada pimpinan, hakim, atau pegawai dengan tujuan
mewujudkan sesuatu yang bukan haknya atau menggugurkan sesuatu yang
semestinya. Perbuatan ini juga termasuk memakan harta dari jalan yang
haram. Orang yang memberi dan menerima, maka mereka terancam hukuman
dari Allah ï·». Allah ï·» berfirman,
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui.” (QS: Al-Baqarah | Ayat: 188).
Allah berfirman “dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu
kepada hakim” yakni memberikan suap kepada orang-orang yang memiliki
kuasa dan penentu keputusan. Kemudian Allah ï·» lanjutkan, “padahal kamu
mengetahui”. Kamu mengetahui hal itu tidak halal untuk kalian karena
Allah telah mengharamkannya.
Ayyuhal mukminun ibadallah,
Sogok-menyogok adalah kebiasaannya orang-orang Yahudi. Mereka
dikenal, bahkan sogok-menyogok menjadi identitas mereka. Allah ï·»
berfirman,
“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram.” (QS:Al-Maidah | Ayat: 42).
Firman-Nya yang lain,
“Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi)
bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya
amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu.” (QS: Al-Maidah | Ayat:
62).
As-suht (sesuatu yang haram) dalam dua ayat di atas ditafsirkan oleh
para ulama sebagai suap-menyuap atau sogok-menyogok. Orang-orang Yahudi
disifati dengan hal ini. Dan mereka bersegera melakukan yang demikian.
Oleh karena itu, orang-orang yang terbiasa dan melakukan perbuatan ini,
mereka telah bersifat dengan sifatnya orang-orang Yahudi. Sifat yang
buruk.
Ayyuhal mukminun ibadallah,
Apabila sogok-menyogok ini tersebar di masyarakat. Mereka saling
tolong-menolong dalam hal ini. Sogok-menyogok dianggap lumrah. Yang
biasa dianggap jadi kebenaran. Dan yang benar jadi salah karena jarang
dilakukan. Terbaliklah standar kebenaran di masyarakat.
al-Hasanal-Bashri berkata, “Apabila sogok-menyogok telah masuk dari
suatu pintu, maka amanah akan keluar lewat jendela”.
Lihatlah! Betapa banyak kemudharatan karena adanya sogok-menyogok. Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya, dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiallahu ‘anhuma, Nabi ï·º bersabda,
“Laknat Allah atas orang yang menyuap dan menerima suap.”
Laknat adalah dijauhkan dari rahmat dan kasih sayang Allah ï·». Yang demikian tidaklah terjadi kecuali pada dosa-dosa besar.
Ibadallah,
Suap-menyuap atau sogok-menyogok ini biasanya disamarkan dengan
nama-nama tertentu. Kadang disebut pemberian parsel, hadiah, uang tips,
uang jajan, dll. bahkan kadang disebut bonus, padahal bukan bonus. Oleh
karena itu, kita harus memahami hakikatnya. Dan nama-nama tersebut tidak
mengubah hakikat suap-menyuap. Namanya berganti namun hakikatnya
tetaplah harta yang haram. Yang berdosa dan mendapatkan laknat dari
Allah ï·».
Oleh karena itu, syariat kita melarang hadiah dari suatu pekerjaan
atau yang kita kenal dengan gratifikasi. Gratifikasi haram hukumnya
untuk pegawai manapun. Karena gratifikasi membuka pintu keburukan yang
besar. Hal ini pernah terjadi di zaman Nabi ï·º:
Abu Humaid as-Sa’idi radhiallahu ‘anhu mengisahkan bahwa
Rasulullah ï·º pernah menugaskan seseorang dari bani al-Asad, yang dikenal
dengan panggilan: Ibnu al-Lutbiyah untuk mengumpulkan zakat. Ketika ia
telah selesai dari tugasnya, ia berkata kepada Rasulullah ï·º: “Ini zakat
yang berhasil aku kumpulkan, dan ini adalah hadiah yang diberikan
kepadaku.”
Mendengar ucapan itu, segera Rasulullah ï·º naik ke mimbar, lalu
membaca puji-pujian kepada Allah, dan bersabda: “Mengapa seorang petugas
yang aku utus berkata: ‘Ini zakat yang berhasil aku kumpulkan, dan ini
adalah hadiah yang diberikan kepadaku’, berdiam diri saja di rumah ibu
atau ayahnya, agar ia mengetahui apakah ada orang yang memberinya hadiah
atau tidak?
Sungguh demi Allah yang jiwaku berada di Tangan-Nya, tidaklah ada
seseorang dari kalian yang mengambil hadiah semacam itu, melainkan kelak
pada hari kiamat ia akan memanggulnya dalam bentuk onta yang bersuara,
atau sapi yang melenguh, atau kambing yang mengembek.” Selanjutnya
Rasulullah ï·º mengangkat tinggi-tinggi kedua tanganya, hingga kami dapat
menyaksikan bulu ketiaknya, lalu berkata: “Apakah aku telah menyampaikan
hal ini kepada kalian?” dua kali. (Muttafaqun ‘alaih)
Ayyuhal mukminun ibadallah,
Wajib bagi setiap muslim untuk mewaspadai dan menjauhi hal-hal yang
dapat mendatangkan murka Allah ï·». Hendaknya ia menempatkan diri dalam
kehidupan dunianya jauh dari hal-hal yang diharamkan dan perbuatan dosa.
Karena Rasulullah ï·º bersabda,
“Barangsiapa yang menjaga diri dari yang rancu, berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.”
Semoga Allah senantiasa memperbaiki keadaan kita semua dan selalu menunjuki kita ke jalan yang lurus.
Ibadallah,
Kita menyadari dan kita lihat sogok-menyogok di masyarakat kita
begitu tersebar bahkan ia telah menjadi budaya. Bukan hanya di kalangan
pejabat tinggi negara, rakyat biasa pun melakukannya. Untuk mendapatkan
pekerjaan, seseorang menyogok. Untuk melancarkan urusan, seseorang
menyogok. Bahkan untuk masuk sekolah pun seseorang menyogok. Kebiasaan
buruk orang-orang Yahudi ini telah menjadi bagian dari masyarakat Islam.
Hanya kepada Allah lah kita memohon taufik dan perlindungan.
Ibadallah,
Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya sebuah nasihat
yang sangat bermanfaat. Sebuah kalimat yang sangat menyentuh hati-hati
dari Jundub bin Abdullah radhiallahu ‘anhu, ia berkata:
“Sesungguhnya bagian badan manusia yang pertama kali membusuk adalah
perutnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang mampu untuk memakan makanan
yang halal saja, maka hendaknya dia usahakan.”
Ini adalah nasihat yang begitu mendalam dan wasiat yang begitu berharga.
Ayyuhal mukminun,
Ingatlah! Kita semua pada hari kiamat nanti akan diberikan dua
pertanyaan tentang harta kita: Dari mana didapatkan? Dan kemana ia
dikeluarkan? Dan masuk dalam hal ini adalah memberi sogokan dan
menerimanya.
Dalam hadits Abu Barzah al-Aslami radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ï·º bersabda:
“Tidak akan bergeser tapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat,
sampai ia ditanya tentang empat perkara. (Yaitu): tentang umurnya untuk
apa ia habiskan, tentang jasadnya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya
darimana ia mendapatkannya dan kemanakah ia meletakkannya, dan tentang
ilmunya, apakah yang telah ia amalkan”. (HR. at-Tirmidzi dan ad-Darimi).
Orang yang cerdas, mereka akan menyiapkan jawaban yang benar pada setiap pertanyaan ini.
Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua untuk tetap dalam amal
shaleh dan perkataan yang benar. Dan semoga Dia melindungi kita dari
hal-hal yang haram dan syubhat. Kita juga memohon agar Dia menjaga agama
kita. Dan melindungi kita serta seluruh kaum muslim dari kejelekan baik
yang tampak maupun yang tersembunyi.
Oleh tim KhotbahJumat.com
0 komentar:
Posting Komentar