Tata cara Makan dalam Islam
Bismillahirrahmanirrahiim..
1.Tidak berlebihan (isyraf)
dalam mengkonsumsi dan tidak memubazirkannya. Berlebihan merupakan
budaya yang tidak disukai Allah. Sebagaimana yang disinggung dalam
Alquran, yang artinya:
“ Dan Janganlah kamu sekalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.“(QS. Al-An’am/6:141)
Dan
Mubazir adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam islam, bahkan
diidentikkan sebagai saudara setan. Sebagaimana firman Allah yang
Artinya : Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan. (QS: Al-Isra/17:26-27)
Kalau kita
dilarang berlebihan, maka seharusnya pula kita makan dan minum menurut
kadar cukup. Rasulullah mengisyaratkan dalam sebuah sabdanya: ‘’
Tidak ada suatu tempat yang dipenuhi oleh anak Adam yang lebih buruk
daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam itu beberapa suap makanan
saja, asal dapat menegakkan tulang rusuknya. Tetapi bila ia terpaksa
melakukannya, maka hendaklah sepertiga ( dari perutnya itu) diisi
dengan makanan, sepertiganya dengan minuman dan sepertiganya lagi
dengan nafasnya (udara, dikosongkan)” (HR. Imam Ahmad dan Turmudzi).
Batasan
yang diajarkan oleh Rasul ini menekankan pentingnya seorang muslim
agar memperhatikan orang di sekitarnya, artinya kita harus memahami
realitas sosial yang ada di lingkungan kita, agar tidak terjadi
kecemburuan sosial. Dalam sebuah sabda lain Rasul mengancam kepada
seorang yang hanya mementingkan dirinya sendiri dalam masalah makanan
sebagai orang yang bukan golongannya, yaitu: “barangsiapa makan sampai kenyang, sementara tetangganya merintih kelaparan, maka ia bukan termasuk golonganku”.
2. Memulainya dengan membaca “basmalah” serta
doa. Hal ini merupakan manifestasi ibadah dalam bentuk yang paling
minimal. Sebab bila tidak menyebut nama Allah, setan niscaya akan turut
makan bersamanya, dan dengan demikian hilanglah nilai ibadahnya.
Lantas apa bedanya dengan orang kafir? Dalam sebuah hadis Nabi
disebutkan:
Dan dari Jabir berkata: saya telah mendengar
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang masuk dalam rumahnya dengan
mengucapkan “bismillah” ketika masuk dan ketika hendak makan, maka
setan berkata kepada temannya: ‘tiada tempat tinggal dan tiada bagian
makanan bagimu disini’. Sedangkan bila orang itu masuk tanpa menyebut
nama Allah, maka setan akan berkata:’Kamu dapat bermalamdi rumah ini’.
Kemudian jika waktu makan tidak menyebut nama Allah, setanpun berkata:
‘kamu dapat bermalam dan makan disini’.” (HR.Muslim).
Jika
lupa di awal makan, maka ucapkanlah segera saat teringat. Rasulullah
SAW telah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah r.a,
sebagai berikut: “Bila salah seorang diantara kamu hendak makan
maka ucapkanlah “bismillah”, namun bila ia lupa di awalnya, maka
ucapkanlah ‘bismillahi awwaluhu wa akhiruhu’(dengan nama Allah dari mula
hingga akhir). (HR. Turmidzi)
3. Tidak boleh
mencela makanan. Apa pun yang dihidangkan di depan mata kita, makanan
merupakan rezeki dari Allah. Dari Abu Hurairah, ia berkata: ”Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan selamanya. Jika beliau suka dimakannya, dan jika tidak suka ditinggalkannya”.(HR Bukhari dan Muslim)
4.
Menggunakan tangan kanan, tidak dengan tangan kiri. Karena, makan dan
minum dengan tangan kiri merupakan cermin dari perbuatan setan yang
harus dihindari oleh setiap mukmin yang memiliki komitmen kepada Ilahi,
hal ini seiring dengan maksud sebuah hadis: “Apabila seseorang dari
kamu makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya, dan
apabila ia minum, maka minumlah dengan tangan kanan. Karena
sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya’. (HR. Imam Muslim)
Allah SWT menghubungkan dengan perilaku makan dengan larangan mengikuti setan secara tegas dalam ayat Al Qur’an yang Artinya :
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”.(QS:2:168)
Pengertian
langkah langkah setan yang dimaksud ayat ini antara lain adalah
mengkonsumsi makanan yang tidak halal dan dengan menggunakan tangan
kiri.
5. Sambil duduk, dan tidak berdiri. Hal ini seiring dengan hadis Nabi: Dari
Qatadah, dari Anas dari Rasulullah SAW, bahwa sesungguhnya Nabi SAW
telah melarang orang minum sambil berdiri”. Lalu Qatadah bertanya kepada
Anas: Kalau makan bagaimana? Ia pun menjawab: “Hal itu (makan dengan
cara berdiri) lebih busuk dan jahat”. (HR. Ahmad, Muslim dan Turmidzi)
6.
Jika makan bersama sama, ambillah dari yang dekat dekat saja, sejauh
yang dapat di jangkau oleh tangan. Sebagaimana sabda Rasulullah berikut:
Dari Umar bin Abi Salamah berkata, ketika saya masih kecil di bawah
asuhan Rasulullah SAW, aku bisa menjulurkan tanganku ke tempat makanan,
maka Rasulullah SAW bersabda: “Wahai ananda, ucapkanlah ‘bismillah’,
dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari apa yang dekat
kepadamu”. (HR.Muslim)
Dalam hadis lain juga dikatakan,
“Sesungguhnya termasuk pemborosan (perbuatan yang berlebihan dan
dimurkai Allah) bila kamu makan apa saja yang kamu (bernafsu) ingin
memakannya”. (HR. Ibnu Majah)
7. Tenang, perlahan dan
tidak terburu buru. Jangan bersikap rakus sehingga tampak mulut penuh
dengan suapan, dan jangan meniup-niup makanan atau minuman yang
menunjukkan sikap tidak sabar. Dari Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti minumnya unta,
tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah
‘bismillah’ jika kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai
minum”. (HR. Turmidzi).
Dalam hadis lain disebutkan: “Dari Abi Qatadah RA, sesungguhnya Nabi SAW telah melarang bernafas dalam air minumannya “.(HR.Muttafaqun ALaihi)
8.
Mengambil secukupnya sehingga dapat di konsumsi habis, jangan tersisa
sedikit pun, walau hanya berupa sebutir nasi yang menempel di jari
tangan umpamanya, karena hal itu menjadi bentuk pemubaziran yang
dilarang. Dari Jabir katanya, Rasulullah SAW menyuruh membersihkan
sisa makanan yang di piring maupun yang di jari seraya bersabda:
“Sesungguhnya kalian tiada mengetahui di bagian manakah makananmu yang
mengandung berkah”.(HR. Muslim)
9. Haram menggunakan perabotan dari emas dan perak. Rasul pernah melarangnya dengan sabdanya: “Dari
Hudzaifah, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang kami
minum dan makan dengan perkakas dari emas dan perak. Beliau juga
melarang kami (kaum lelaki) berpakaian sutera dan yang dibordir dengan
benang sutera dengan sabdanya: “Itu adalah untuk kaum musyrikin didunia
dan untuk kalian (nanti, insya Allah) di akhirat”. (HR. Bukhari dan Muslim)
10.
Mengakhiri makan dan minum dengan berdoa sebagai ungkapan syukur
kepada Allah atas rezeki yang telah dikaruniakan, sehingga badan menjadi
sehat, dan dapat melakukan ibadah ibadah lainnya yang telah Allah
amanah kan.
Doa singkat yang kita baca sebagaimana Rasulullah sabda kan: “Alhamdulillaahilladzi att’amanaa wasaqaanaa waja’alana minal muslimiin” yang artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan dan minum, serta menjadikan kami sebagai orang muslim”(HR. Imam Ahmad)
Demikian
beberapa panduan , tata caradan budaya makan dan minum yang
dicontohkan dan diajarkan oleh nabi Muhammad SAW. Totalitas ketaatan dan
kepatuhan terhadap ajaran yang disandarkan pada prinsip wahyu akan
sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan di dunia dan keindahan
diakhirat kelak..
Semoga cukup dapat menjawab beberapa pertanyaan, drpd bagaimana islam mengatur pola dan cara makan kita.
0 komentar:
Posting Komentar