Suara Terompet dari Langit, Sangkakala?
Assalamualaikum Ustadz, akhir akhir ini di media muncul berita
tentang suara seperti terompet terdengar dari langit,apakah itu
peringatan kecil bahwa kiamat sudah dekat atau hanya suara terompet
biasa.
Jawaban:
Wa ‘alaikumus salam,
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Sebelumnya kita akan mengenal beberapa dalil yang menyebutkan tentang tiupan sangkakala.
Dalam al-Quran, Allah menyebut sangkakala dengan as-Shur [الصُّورُ].
Secara bahasa as-Shur berarti tanduk. Sedangkan menurut istilah syariat, yang dimaksud as-Shur
adalah sangkakala yang sangat besar yang akan ditiup malaikat yang
bertugas untuk meniupnya. (Syarh Lum’atul I’tiqad, Imam Ibnu Utsaimin,
hlm. 114)
Ada beberapa dalil yang menunjukkan bahwa sangkakala yang ditiupkan bentuknya seperti terompet. Diantaranya, Hadis dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
قَالَ أَعْرَابِيٌّ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الصُّورُ؟ قَالَ: قَرْنٌ يُنْفَخُ فِيهِ
Ada orang arab badui bertanya, “Ya Rasulullah, apa itu as-Shur (sangkakala)?” Beliau menjawab, “Tanduk yang akan ditiup.” (HR. Ahmad 6507, Abu Daud 4744, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Juga disebutkan dalam hadis Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَيْفَ أَنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ وَاسْتَمَعَ الْإِذْنَ مَتَى يُؤْمَرُ بِالنَّفْخِ فَيَنْفُخُ
“Bagaimana aku akan senang hidup di dunia, sementara pemegang
sangkakala telah memasukkannya ke mulutnya. Dia memasang pendengaran
menunggu diizinkan (meniupnya). Kapanpun dia diperintah meniupnya, dia
akan meniupnya.” (HR. Turmudzi 2628, dan dishahihkan al-Albani)
Hanya Ditiupkan di Hari Kiamat
Terdapat banyak dalil dari al-Quran yang menunjukkan bahwa sangkakala akan ditiup pada awal terjadinya hari kiamat. Diantaranya,
Firman Allah,
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ
وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ
أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi
kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu
sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (hisab). (QS.
az-Zumar: 68).
Demikian pula firman Allah,
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ
“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka.” (QS. Yasin: 51)
Dalam hadis yang panjang, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan,
ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ
إِلَّا أَصْغَى لِيتًا وَرَفَعَ لِيتًا ثُمَّ لَا يَبْقَى أَحَدٌ إِلَّا
صَعِقَ ثُمَّ يُنْزِلُ اللهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوْ الظِّلُّ
-شَكَّ الراوي- فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ
أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
“Kemudian ditiuplah sangkakala, tidak ada seorangpun yang
mendengarnya kecuali akan mengarahkan pendengarannya dan menjulurkan
lehernya (memerhatikannya). Lalu, tidak tersisa seorangpun kecuali dia
mati. Kemudian Allah menurunkan hujan seperti gerimis. Kemudian
tumbuhlah jasad-jasad manusia setelah disirami. Lalu ditiuplah
sangkakala untuk kali berikutnya, tiba-tiba mereka bangkit dari kuburnya
dalam keadaan menanti (hisab).” (HR. Ahmad 6712 dan Muslim 7568).
Kita bisa perhatikan beberapa dalil di atas, bahwa yang terjadi ketika sangkakala itu ditiup ada dua,
Pertama, semua makhluk di langit dan di bumi akan mati kecuali yang dikehendaki Allah.
Kedua, terjadi kebangkitan dari alam kubur setelah mereka dihancurkan. Ini terjadi setelah tiupan kedua.
Hingga kini, malaikat petugas meniup sangkakala sedang menunggu
perintah Allah. Dia selalu siaga kapan saja dia diperintahkan untuk
meniup sangkakala.
Berapa kali sangkakala ditiup?
Ulama berbeda pendapat tentang berapa kali sangkakala ditiupkan?
Pertama, sangkakala ditiupkan 3 kali
Jika kita rinci, 3 kali itu adalah
- Tiupan faza’ (tiupan yang membuat seisi alam kaget dan terkejut)
Allah berfirman,
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ
أَتَوْهُ دَاخِرِينَ
“Dan (ingatlah) hari ketika ditiup sangkakala, terkejutlah segala
yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki
Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (An-Naml: 87).
- Tiupan ash-Sha’q (tiupan mematikan dan membinasakan)
Allah berfirman,
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ
Ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. (QS. az-Zumar: 68).
- Tiupan al-Ba’ats (tiupan kebangkitan)
Allah berfirman,
ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (hisab). (QS. az-Zumar: 68).
Pendapat ini didukung hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Dalam hadis itu dinyatakan,
يَنْفُخُ فِيهِ ثَلَاثُ نَفَخَاتٍ، النَّفْخَةُ الْأُوْلَى
نَفَخْةُ الْفَزَعِ، وَالثَّانِيَةُ نَفْخَةُ الصَّعْقِ، وَالثَّالِثَةُ
نَفْخَةُ الْقِيَامِ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Malaikat itu meniup sangkakala tiga tiupan. Tiupan yang pertama
mengejutkan. Tiupan kedua mematikan, dan tiupan ketiga membangkitan
(makhluk) menghadap Rabbul ‘alamin.”
Hadis ini sangat panjang, diriwayatkan oleh at-Thabrani dalam
al-Ahadits at-Thiwal, dan dinilai dhaif oleh sebagian ulama, karena di
sana ada perawi Ismail bin Rafi’ al-Madani yang dinilai dhaif oleh
ad-Daruquthni. Hingga al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan tentang status
hadis ini, “Gharib jiddan” (sangat asing). (Tafsir Ibn Katsir, 3/287).
Mengingat hadis ini dhaif, maka tidak dijadikan dalil.
Pendapat Kedua, Sangkakala Ditiupkan 2 Kali
Dua tiupan itu:
- Tiupan al-Faza’ (kaget) sekaligus tiupan ash-Sha’q (mati)
Menurut al-Qurthubi, antara peristiwa al-Faza’ (kaget) dengan as-Sha’q
(mati) berlangsung secara bersambung. Tidak ada jeda di sana. Sehingga
ketika sangkakala ditiupkan, mereka kaget dan langsung binasa. kecuali
siapa yang dikehendaki Allah.
- Tiupan al-Ba’ats
Kebangkitan terjadi setelah tiupan kedua.
Dan pendapat kedua ini yang lebih kuat. Sehingga kata faza’ (kaget)
yang disebutkan di surat an-Naml dan kata as-Sha’q (mati) yang
disebutkan di surat az-Zumar adalah sama. Tiupan pertama, yang
mengagetkan dan menyebabkan semuanya mati.
Karena itu, Allah menyebut tiupan itu terjadi sekali. Lalu diikuti dengan kehancuran alam semesta.
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ .وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً
Apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur (QS. al-Haqqah: 13 – 14)
Al-Qurthubi mengatakan,
والصحيح أن النفخ في الصور أنهما نفختان لا ثلاث، وأن نفخة
الفزع إنما تكون راجعة إلى نفخة الصعق لأن الأمرين لا زمان لهما أي فزعوا
فزعا فماتوا منه
Yang benar, tiupan sangkakala terjadi dua kali, bukan tiga kali. Dan
tiupan al-Faza’ (kaget) diikuti dengan as-Sha’aq (kematian). Karena
kedua tiupan itu tidak ada waktu jedanya. Artinya, mereka kaget langsung
mati. (Tafsir al-Qurthubi, 13/240)
Semua Terjadi di Hari Kiamat
Kami tegaskan sekali lagi, bahwa semua tiupan ini terjadi di akhir
zaman. Baik pendapat yang mengatakan 3 kali tiupan atau dua kali tiupan,
semua terjadi di akhir zaman. Karena itu menjadi batas terakhir
kehidupan dunia.
Suara Terompet dari Langit
Kita tidak tahu dengan pasti sumber suara seperti terompet yang
terdengar aneh di berbagai daerah. Yang jelas itu bukan sangkakala.
Karena jika itu sangkakala, seharusnya semua permukaan bumi ini
mendengarnya. Laporan yang ada, suara itu baru didengar oleh sebagian
masyarakat di beberapa negara, diantaranya Australia, Amerika,
Australia, Kanada dan Jerman. Masyarakat Indonesia, nyaman-nyaman saja,
tidak mendengar suara itu.
Bukti lain bahwa itu bukan sangkakala, sebagaimana yang dilaporkan
bahwa kejadian ini bukan yang pertama kalinya. Ini pernah terjadi di
tahun 2013, dan sebelumnnya lagi 2012. Sementara sangkakala ditiup dua
kali disusul peristiwa besar kiamat.
Sebagian ahli menganalisis suara tersebut dan menemukan bahwa
sebagian besar spektrum asal suara tersebut terletak dalam kisaran
infrasonik, yang tidak terdengar oleh manusia. Frekuensi antara 17 Hz ke
bawah. Manusia bisa mendengar suara pada frekuensi antara 20 Hz sampai
20.000 Hz.
Sementara apa yang didengar oleh manusia hanyalah sebagian kecil dari
kekuataan sebenarnya dari suara-suara tersebut, karena adanya emisi
akustik di frekuensi rendah dalam kisaran antara 20 Hz hingga 100 Hz
yang dimodulasi (dikuatkan) oleh gelombang infrasonik ultra rendah 0,1
Hz sampai 15 Hz.
Namun apapun itu, bagi orang yang beriman, kita meyakini ini sebagai
salah satu tanda kekuasaan Allah. Dan terkadang Allah tunjukkan fenomena
alam yang luar biasa, agar kita semakin takut kepada-Nya. Itulah tujuan
utama ketika kita menyimak fenomena alam. Bukan hanya jadi bahan wacana
dan perbincangan.
Allah berfirman,
وَمَا نُرْسِلُ بِالْآَيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا
Aku tidak mengirim tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti. (QS. al-Isra: 59).
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar