Mengapa Dinamakan Bulan Ramadhan?
Sejarah Nama Bulan Ramadhan
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Sejak dahulu, sebelum datangnya islam, bangsa arab telah menggunakan
tahun qomariyah. Hanya saja tidak semua masyarakat jahiliyah di seluruh
penjuru jazirah arab sepakat dalam menentukan kalender tertentu.
Sehingga penanggalan mereka berbeda-beda. Meskipun demikian, mereka
mengenal kalender qamariyah, dan mereka gunakan konsep ini untuk membuat
penanggalan bagi suku mereka masing-masing.
Kalender qamariyah yang mereka kenal sejak zaman dahulu sama dengan
kalender qamariyah yang berlaku saat ini. Dalam satu tahun ada dua belas
bulan, dan awal bulan ditentukan berdasarkan terbitnya hilal (bulan
sabit pertama). Mereka menetapkan bulan Muharram sebagai awal tahun.
Mereka juga menetapkan empat bulan haram (bulan suci). Mereka
menghormati bulan-bulan haram ini. Mereka jadikan empat bulan haram
sebaga masa dilarangnya berperang antar-suku dan golongan.
Kemudian, sebagian informasi menyebutkan, ada lima bulan Rabi’ul
awal akhir, Jumadil awal akhir, dan Ramadhan yang namanya
ditetapkan berdasarkan keadaan musim yang terjadi di bulan tersebut.
– Rabi’ul awal dan akhir diambil dari kata rabi’ [arab: ربيع] yang artinya semi. Karena ketika penamaan bulan Rabi’ bertepatan dengan musim semi.
– Jumadil Ula dan Akhirah, diambil dari kata: jamad [arab: جماد], yang artinya beku. Karena pada saat penamaan bulan ini bertepatan dengan musim dingin, dimana air membeku.
– Sedangkan Ramadhan diambil dari kata Ramdha’ [arab: رمضاء], yang artinya sangat panas. Karena penamaan bulan ini bertepatan dengan musim panas.
(http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=27755)
Asal Penamaan Ramadhan
An-Nawawi dalam kitabnya Tahdzib al-Asma wa al-Lughat, menyebutkan
beberapa pendapat ahli bahasa, terkait asal penamaan ramadhan,
Pertama, diambil dari kata ar-Ramd
[arab: الرمض] yang artinya panasnya batu karena terkena terik matahari.
Sehingga bulan ini dinamakan ramadhan, karena kewajiban puasa di bulan
ini bertepatan dengan musim panas yang sangat terik. Pendapat ini
disampaikan oleh al-Ashma’i – ulama ahli bahasa dan syair arab – (w. 216
H), dari Abu Amr.
Kedua, diambil dari kata ar-Ramidh
[arab: الرميض], yang artinya awan atau hujan yang turun di akhir musim
panas, memasuki musim gugur. Hujan ini disebut ar-Ramidh karena
melunturkan pengaruh panasnya matahari. Sehingga bulan ini disebut
Ramadhan, karena membersihakn badan dari berbagai dosa. Ini merupakan
pendapat al-Kholil bin Ahmad al-Farahidi – ulama tabiin ahli bahasa,
peletak ilmu arudh – (w. 170 H).
Ketiga, nama ini diambil dari pernyataan orang arab, [رمضت النصل]
yang artinya mengasah tombak dengan dua batu sehingga menjadi tajam.
Bulan ini dinamakan ramadhan, karena masyarakat arab di masa silam
mengasah senjata mereka di bulan ini, sebagai persiapan perang di bulan
syawal, sebelum masuknya bulan haram. Pendapat ini diriwayatkan dari
al-Azhari – ulama ahli bahasa, penulis Tahdzib al-Lughah – (w. 370 H).
Kemudian an-Nawawi menyebutkan keterangan al-Wahidi,
قال الواحدي: فعلى قول الأزهري: الاسم جاهلي، وعلى القولين الأولين يكون الاسم إسلاميًا
Al-Wahidi mengatakan, berdasarkan keterangan al-Azhari, berarti
ramadhan adalah nama yang sudah ada sejak zaman Jahiliyah.Sementara
berdasarkan dua pertama, berarti nama ramadhan adalah nama islami.
(Tahdzib al-Asma wa al-Lughat, 3/126).
Demikian, Allahu a’lam.
Oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar