5 Kiat Menerima Diri Apa Adanya
Rumput tetangga selalu tampak lebih hijau, demikian
bunyi sebuah ungkapan. Kadang kita memang lebih suka
membanding-bandingkan nasib kita dengan orang lain, daripada bersyukur
dan menerima keadaan diri.
Jika dibiarkan, kebiasaan membanding-bandingkan ini
bisa berdampak buruk terhadap cara pandang kita terhadap diri. Tentu
saja, jika kita sendiri tidak bisa menghargai diri, bagaimana kita
mengharapkan penghargaan dari orang lain?
Pentingnya mengubah pola pikir dan mulai
meningkatkan penerimaan diri, Dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ (K), psikiater dari Talenta
Center mengungkapkan hal ini;
-
Catat kelebihan dan kekurangan diri.
Dengan mencatat kelebihan dan kekurangannya, kita
belajar untuk makin mengenali diri sendiri. Bagaimana bisa menerima
keadaan diri jika belum mengenal utuh siapa diri kita?
-
Berfokuslah pada kelebihan, bukan pada kekurangan!
“Duh lenganku tampak besar sekali? Ah kenapa banyak
sekali jerawat di wajahku, gajiku kecil sekali dibanding si dia.” Jangan
sibuk pada kekurangan seperti ini. Coba tonjolkan kelebihan yang ada,
“Tidak apa gaji kecil yang penting anak-anakku bisa tumbuh cerdas dan
membanggakan. Tidak masalah sedikit gemuk, yang penting sehat dan tidak
mudah sakit!”
-
Buatlah Goal Setting!
Apa sih yang kita inginkan untuk diri kita?
Kebanyakan orang lebih senang mengeluh apa yang tidak dimilikinya
daripada berusaha untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Tulislah
hal-hal yang kita ingin peroleh dalam waktu dekat! Misalnya: saya ingin
rutin berolahraga dan mengurangi lingkar perut dalam 2 bulan, saya ingin
bisa membaca Quran lancar bulan ini, saya harus belajar berani tampil
di depan umum, saya harus menyelesaikan membaca dua buku pekan ini.
Dengan demikian, perhatian dan energi kita akan terpusat pada hal-hal
yang kita inginkan, bukan pada yang tidak kita sukai, sehingga yang
datang adalah apa yang kita pikirkan.
-
Bergaul dengan orang yang “lebih susah”
Banyak orang yang lebih sulit kondisinya daripada
kita. Misalnya, tertimpa penyakit, dililit utang, sulit memperoleh
keturunan, dsb. Dengan bergaul dan menjalin silaturahim dengan mereka,
kita akan semakin menyadari, betapa kita tidak pantas mengeluh.
- Awali dengan bersyukur!
Bersyukur merupakan kunci penerimaan diri. Maka awali
segalanya dengan mensyukuri apa yang kita peroleh hari ini! Bukankah
kita masih bisa bernafas? Masih bisa makan? Apalagi yang kurang?
0 komentar:
Posting Komentar