Selasa, 10 April 2012

Keutamaan dan Fadhilah Surah Al Waaqi'ah

Al Waaqi'ah Surah Kekayaan?  Rasulullah Saw. sebagai penyebar agama Islam dan pembawa petunjuk Tuhan adalah penafsir excellence dari al-Qur'an. Ucapan dan perbuatannya adalah sumber tradisi terpenting dalam Islam sesudah al-Qur'an.

Dengan begitu, al-Qur'an menduduki peringkat yang kedua-sesudah Tuhan-dari segala sumber dan petunjuk yang diwahyukan kepada Nabi. Dari peringkat kedudukan sesudah Tuhan inilah yang menjadikan al-Qur'an sebagai pedoman sekaligus kerangka kegiatan intelektual dalam gerakan Islam untuk menghapus kebodohan, kezhaliman, kesesatan, dan sebaliknya memberi petunjuk pada setiap hamba ke jalan yang diridhai-Nya, termasuk di dalamnya juga memberikan petunjuk esoteris (arti batin al-Qur'an) bagi orang yang ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Utamanya dalam Surat al-Waaqi'ah, kiranya sangat menarik untuk dikaji tentang keutamaan-keutamaan atau fadhilah yang tersimpan dalam surat tersebut. Oleh karena itulah, untuk mencari sebab-sebab kenapa dalam Surat alWaaqi'ah ini ada fadhilah yang erat kaitannya dengan persoalan-persoalan rezeki.
Banyak di antara kaum muslimin yang mengetahui bahwa Surat al-Waaqi'ah itu sebagai salah satu surat yang mempunyai fadhilah atau keutamaan yang berkaitan dengan rezeki, sehingga sekian dari mereka banyak yang mengamalkan surat tersebut untuk kelancaran rezekinya.
Namun, sekian dari mereka jarang yang merasakan bahwa surat tersebut benar-benar memberikan respons terhadap tujuan yang dikehendakinya. Banyak di antara mereka yang sengaja membaca surat tersebut untuk satu tujuan tertentu, namun sejauh yang mereka lakukan sama sekali tidak memberikan dampak atau tidak membawa pada kesejahteraan hidup.
Di mana persoalannya? Jawabannya jelas. Ketika mereka tengah meluangkan waktu untuk membaca ayat-ayat al-Qur'an tidak disertai dengan kesungguhan, kekhusyukan, keyakinan yang mendalam terhadap hikmah yang terkandung dalam al-Qur'an. Dalam hal ini Allah berfirman:
"Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca al-Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, tambahkanlab kepadaku ilmu pengetahuan, " (QS. Thaahaa: 114).
"Janganlah kamugerakkan lidahmu untuk (membaca) al-Qur'an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya." (QS. al-Qiyaamah: 16). 
"Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari al-Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar dzarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tdak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Yunus: 61).
Jika demikian, pantaslah kiranya apabila al-Qur'an dirasa oleh mereka hanya sebagai bacaan biasa yang tidak memiliki hikmah. Sebab kebanyakan dari mereka-termasuk saya sendiri-dalam membaca hanya setengah-setengah (hanya sampai pada tenggorokan) dan tidak masuk dalam hati dan pikirannya.
Bagaimana kita bisa merasakan keajaiban al-Qur'an, apabila cara membacanya pun masih asal-asalan. Bagaimana kita mendapat rangsangan dari arti batin al-Qur'an jika kita sendiri tidak berusaha untuk merangsang emosi kita terhadap makna yang ada dalam al-Qur'an.

Karena itu, pantaslah apabila ada pendapat, "Katanya Surat al-Waaqi'ah bisa memberikan kemudahan rezeki, tapi kenapa saya yang sudah membacanya berkali-kali, tapi nasib saya tetap saja begini dan tidak pernah berubah."
Sesungguhnya, kenapa ada orang yang mengamalkan bacaan al-Qur'an tetapi dirinya sungguh tidak merasakan sesuatu apa pun dari apa yang telah diamalkannya. Hal ini disebabkan karena dirinya tidak mempunyai bekal keyakinan spiritual yang mendalam, sehingga apa pun yang dilakukan (riyadhah) tidak merasakan hasil yang menggembirakan.

Allah Swt. berfirman:
"Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. al-Baqarah: 197).

 by:http://www.sholat-dhuha.info

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution