Kamis, 21 Mei 2015

Cara Menyelamatkan Keuangan

Bebas Masalah Uang dengan Cara Tradisional


Saat ini, kebutuhan hidup terus meningkat. Tapi, di sisi lain, bisa jadi pendapatan tak kunjung naik. Salah satu solusi yang paling sering diberikan adalah dengan mencoba mencari pendapatan tambahan. Tapi, bagaimana jika pendapatan tambahan tak bisa didapat? Tentu, hal tersebut akan menjadi masalah. Jika tak segera dilakukan pembenahan dari sisi manajemen keuangan, pastilah akan muncul kebutuhan-kebutuhan yang tak bisa dipenuhi.

Jika itu sampai terjadi, bisa dipastikan, seseorang atau sebuah keluarga bisa terbebani. Dan ujungnya, kehidupan menjadi tak harmonis lagi. Tentu, kita semua tak menginginkan hal tersebut terjadi. Untuk itu, sebenarnya, ada banyak hal sederhana yang bisa dilakukan. Salah satunya, adalah kembali ke cara-cara “tradisional”. Layaknya orang-orang yang mengetengahkan back to nature untuk gaya hidup demi menyelamatkan lingkungan, berikut juga ada cara-cara back to traditional untuk menyelamatkan keuangan. Mau Coba!


 
1. Kurangi belanja
Jika memang benar-benar dirasa keuangan bulanan tak bisa ditambah lagi, mengapa tidak mencoba untuk mengurangi daftar belanja bulanan? "Tapi, saya butuh ini dan itu!" Jika hal semacam itu muncul, coba gali lagi, benarkah semua yang kita bayar setiap bulan memang kebutuhan penting? Coba lakukan beberapa hal berikut. Menelepon orang di luar jam sibuk atau memanfaatkan paket program telepon yang sering ditawarkan operator. Menyewa buku dan bacaan serta film-film favorit dibandingkan harus membelinya. Membuat kopi instan sendiri dibanding harus membayar di café. Meninjau kembali apakah kita benar-benar perlu berlangganan banyak majalah atau surat kabar di saat berita-berita di internet bisa kita dapat secara gratis.

2. Buatlah daftar bulanan
Sebelum mengeluarkan uang dari gaji bulanan, cobalah buat daftar apa saja yang akan dikeluarkan sepanjang sebulan ke depan. Cari tahu perimbangan antara uang yang masuk dengan uang yang akan dikeluarkan. Dengan cara ini, kita akan tahu persis, berapa uang yang harus dihabiskan dan berapa yang masih bisa disimpan.

3. Beli secara grosir
Biasanya, membeli barang secara grosir akan lebih murah. Karena itu, usahakan saat di awal bulan, belanjalah barang-barang yang bisa diborong untuk beberapa waktu ke depan. Tentu, perhatikan juga tanggal kedaluwarsa dan kesegaran barang yang dibeli. Meski terkesan sepele, potongan harga grosir dibanding harus membeli eceran jika dihitung secara total akan memberikan perbedaan yang cukup signifikan.

4. Hati-hati dengan diskon
Saat ini, banyak toko yang sering memberikan diskon untuk produk tertentu. Jangan gegabah! Perhatikan benar, apakah memang barang tersebut telah didiskon dari harga sebenarnya atau sekadar “permainan” iklan belaka? Dan, jangan pula tergoda barang diskonan di luar kebutuhan. Bahkan, barang yang dirasa sangat murah sekali pun, jika memang tak butuh, jangan sampai tergoda. Kita tak butuh baju bertumpuk di lemari (misalnya) 'kan?

5. Membeli barang second
Tak selamanya barang bekas adalah barang yang sudah usang atau rusak. Kendaraan misalnya. Jika mobil atau motor second masih dalam kondisi prima, mengapa harus malu membelinya? Sesekali, datangi juga pasar loakan yang banyak menjual barang bekas. Di sana pasti ada banyak barang yang masih bagus dijual dengan harga sangat miring.

6. Hindari utang yang tak perlu
Ada utang produktif, ada pula yang konsumtif. Yang terakhir ini, jika dirasa tak benar-benar butuh, jangan dipaksakan. Kecuali kebutuhan seperti mencicil rumah, utang untuk membeli kebutuhan rumah sehari-hari harus benar-benar diperhatikan. Sebab, biasanya, dari yang kecil-kecil—apalagi jika kita membawa kartu kredit—akan menjadi tumpukan utang yang tak kan habis jika tak bijak menggunakannya.

7. Memasak jauh lebih hemat
Saat ini, jajan di restoran adalah sebuah kemudahan. Tinggal pesan, 10-15 menit makanan siap disajikan. Tapi, jika keterusan, kantong bisa jebol. Untuk itu, cobalah sesekali untuk memasak masakan sendiri di rumah dan rasakan penghematan yang bisa dilakukan. Tak bisa memasak? Cari buku panduan masak praktis yang tersebar di toko atau websites. Pasti ada satu dua jenis masakan lezat yang bisa dibuat, namun dengan biaya pembuatan yang jauh lebih murah dibanding harus membeli di restoran.

8. Belanja lebih bijak
Saat ini, supermarket atau minimarket bertebaran di mana-mana. Karena itu, pasar tradisional acap kali mulai dijauhi karena kesan kumuh dan beceknya. Tapi, jika berniat menghemat, cobalah bandingkan harga-harganya. Kita pasti akan menemukan selisih yang cukup lumayan demi menghemat pengeluaran bulanan kita.

9. Bayarlah hanya yang dipakai
Cobalah lihat kembali rumah kita. Berapa banyak lampu menyala di saat matahari sebenarnya sudah menerangi? Berapa dingin AC di kamar yang sudah ditinggal penghuninya? Berapa banyak air yang dibuang saat mandi dan mencuci? Berapa lama televisi menyala dalam sehari? Dan masih banyak hal lagi yang bisa kita hemat jika benar-benar mau peduli. Semua itu adalah ongkos yang harus kita bayar setiap bulan. Karena itu, jika memang tak dipakai, minimalkan pemakaian.

10. Menabung!Kebiasaan menabung sebaiknya ditanampakn sejak dini. Kalau perlu, siapkan juga tabungan uang receh yang sering kali berserak tanpa jejak. Meski kecil, 100-1000 rupiah, uang receh jika terus dikumpulkan, di akhir bulan bisa ditabung untuk menambah pendapatan. Akan lebih baik jika di awal bulan, kita sudah langsung memotong pendapatan beberapa ribu untuk ditabung di rekening dan segera pisahkan dari rekening untuk belanja bulanan. Tabungan itu suatu saat pasti akan menyelamatkan di saat-saat genting di mana kita benar-benar membutuhkan.  



Oleh Tim AndrieWongso

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution