Kisah Inspiratif dari Seekor Tikus
KITA sebagai makhluk hidup pada hakikatnya tidak bisa hidup sendiri.
Kita merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Oleh sebab
itu, jangan kita palingkan diri kita dari kodrat kita sebagai makhluk
sosial. Kita harus saling tolong menolong dengan orang lain.
Karena,
bila kita yang mengalami kesusahan pun, kita pasti membutuhkan orang
lain untuk membantu kita.
Berikut ada kisah inspiratif dari seekor tikus yang sedang mengalami keluh kesah dan meminta bantuan kepada rekan-rekannya.
Sepasang suami dan istri petani pulang ke rumah setelah berbelanja.
Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan
dengan seksama sambil menggumam, “Hmmm… Makanan apa lagi yang dibawa
mereka dari pasar?”
Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah perangkap
tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju
kandang.
Ia mendatangi ayam dan berteriak “Ada perangkap tikus!” Sang ayam berkata, “Tuan tikus, aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku.”
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor kambing sambil berteriak. Lalu
sang kambing pun berkata “Aku turut bersimpati, tapi maaf, tidak ada
yang bisa aku lakukan.”
Tikus lalu menemui sapi. Ia mendapat jawaban sama, “Maafkan aku, tapi perangkap tikus tidak berbahaya untukku sama sekali.”
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu ular. Sang ular berkata, “Ah, perangkap tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku.”
Akhirnya sang tikus kembali ke rumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap
tikusnya yang berbunyi. Hal ini menandakan perangkapnya telah memakan
korban. Namun, ketika melihat perangkap tikusnya, seekor ular berbisa
telah terjebak di sana. Ekor ular yang terjepit membuatnya semakin ganas
dan menyerang istri petani tersebut. Walaupun sang suami berhasil
membunuh ular tersebut, namun sang istri sempat tergigit dan teracuni
oleh bisa ular tersebut.
Setelah beberapa hari di rumah sakit, sang istri sudah diperbolehkan
pulang. Namun selang beberapa hari kemudian demam tinggi yang tak
turun-turun juga. Atas saran kerabatnya, ia membuatkan isterinya sup
ayam untuk menurunkan demamnya. Semakin hari bukannya semakin sembuh,
justru semakin tinggi demam isterinya.
Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu
menyembelih kambingnya untuk diambil hatinya. Tetap saja, istrinya tidak
sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang datang
pada saat pemakaman. Sehingga ia harus menyembelih sapinya untuk memberi
makan orang-orang yang melayat.
Dari kejauhan sang tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa
hari kemudian ia melihat perangkap tikus tersebut sudah tidak digunakan
di rumah itu lagi.
Dari kisah inspiratif di atas terdapat nilai-nilai yang bisa kita
ambil.
Suatu ketika Anda mendengar seseorang sedang dalam kesulitan atau
masalah dan Anda mengira itu bukan urusan Anda, maka pikirkanlah sekali
lagi.
Karena boleh jadi, masalah tersebut juga akan menimpa Anda. [rika/islampos/bulanku-indah]
0 komentar:
Posting Komentar